Bagaikan kisah epos, pencarian Bu Ami mendapatkan keadilan di Jakarta terasa panjang. Masalah temboknya yang nyaris jebol terdesak tanah uruk tetangga tak kunjung menemui solusi hingga akhirnya dia merenovasinya dengan biaya sendiri. Babak baru dimulai setelah pihak Pemprov DKI mengunjungi Bu Ami (lagi).
"Babak baru. Ketemu Pak Panji," ujar Bu Ami mengabarkan bahwa dia baru saja menerima kunjungan survei lapangan dari Panji Ganesha, Ketua Sub-Kelompok Pengaduan dan Penindakan Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI, pada Jumat (12/5) pekan lalu. Sebelumnya, pihak Dinas Citata sudah pernah mengunjungi rumah Bu Ami di kawasan Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, itu pada 15 Februari lalu.
Sebenarnya pada hari itu keluarga Bu Ami sudah mulai merenovasi temboknya yang kian rapuh itu. Mereka membongkar sedikit demi sedikit tembok tersebut dan terlihatlah bukti bahwa tidak ada fondasi memadai di sebalik tembok itu. Di balik tembok itu, ada tanah uruk tetangga Bu Ami yang selama ini membuat tembok Bu Ami lapuk dan rawan jebol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah ini sudah membuat stres Bu Ami sejak awal 2023. Masalah temboknya itu bikin waswas dan mengganggu bisnis kateringnya. Dia akhirnya mengungsi ke kontrakan sembari menunggu renovasi swadayanya rampung, sekitar lima bulan lagi. Dia merasa kesulitan mendapatkan keadilan atas masalah yang menimpanya ini. Upayanya mengadu ke kelurahan hingga Dinas Citata DKI belum membuahkan hasil sejak awal tahun.
"Sebenarnya saya ini warga negara Indonesia berhak loh dapat keadilan. Bukan kayak boneka dimainin tendang sana, tendang sini. Kapan ya Asmiati ini, Ibu Ami ini, mendapat keadilan?" kata Bu Ami sembari menangis.
Eksistensi Fondasi
Kini, Bu Ami memperlihatkan bahwa tidak ada fondasi di tanah uruk tetangganya, namanya Abdurachman. Sebelumnya, Abdurachman menyatakan tanah uruknya sudah dilengkapi fondasi.
"Saya tegaskan bahwa itu sudah ada fondasi sejak 2019," kata Abdurachman di lahan rumahnya, 7 Februari 2023.
Pada saat itu pula, Kepala Sektor Citata Kecamatan Tebet, Rudy Mulyadi, turut membenarkan Abdurachman bahwa ada fondasi di bawah tanah uruk itu. "Tadi kita sudah mengamati bahwa ternyata fondasi itu bisa dilihat juga dari samping itu. Lumayan tinggi dari sini, terus ke bawah, bahkan mungkin ke dalam kali ya. Jadi asumsi bahwa tidak ada pondasi dan akan mebahayakan bangunan, itu tidak seperti itu," kata Rudy Mulyadi di lokasi yang sama.
Namun, pada Jumat (12/5) kemarin, saat Bu Ami membongkar temboknya, Bu Ami menunjukkan bahwa tak ada fondasi di tanah uruk Abdurachman.
"Nggak ada fondasi sama sekali. Yang ada hanya tumpukan batu dan sampah (material uruk). Tembok saya bagaimana nggak hancur kalau jadi sandaran seperti ini," kata Bu Ami.
![]() |
Dia menemukan batu, tanah yang sering mengeluarkan air, bahkan hingga gelas kaca di tanah uruk sebalik temboknya. Sudah sejak dulu Bu Ami berharap pemilik tanah uruk membangun fondasi dan tembok yang memadai agar tanah uruk itu tidak mendesak temboknya. Namun harapan itu belum terealisasi. Dinas Citata DKI juga tidak mengarahkan pemilik tanah uruk untuk membangun fondasi.
![]() |
Rekomendasi Citata: Tak Ada Fondasi
Dinas Citata DKI sendiri menyatakan sudah merekomendasikan pemilik lahan tanah uruk, Abdurachman, untuk membuat saluran air dan membuat sumur resapan. Ini belum sama dengan harapan Bu Ami semula, yakni berharap agar ada fondasi dan tembok memadai yang membatasi tanah uruk Abdurachman dengan tembok rumahnya.
"Sudah ada arahan teknis terhadap kondisi lapangan, pembuatan saluran pembuangan air hujan yang diarahkan dibuang ke jalan depan dan sumur resapan," kata Panji Ganesha, Ketua Sub-Kelompok Pengaduan dan Penindakan Dinas Citata DKI, Senin (8/5) lalu.
Abdurachman sendiri mengaku sudah melaksanakan rekomendasi dari Dinas Citata DKI. Dinas Citata DKI memberi arahan kepada Abdurachman agar mengurangi tinggi tanah uruknya itu, membuat saluran air sehingga air tidak menggenang dan membikin lapuk tembok Bu Ami, dan juga membuat sumur resapan.
Dia menyatakan rapat sudah berkali-kali digelar, terakhir rapat digelar pada bulan puasa kemarin. Pihak Dinas Citata DKI hingga Kelurahan Kebon Baru juga sudah mensurvei lokasi beberapa kali.
Dinas Citata DKI lewat kunjungan hari Jumat (12/5) lalu memahami bahwa Bu Ami tetap ingin solusi berupa pembuatan fondasi dan turap memadai di tanah uruk Abdurachman. Kini, Dinas Citata DKI sedang mencari cara baru untuk menghadirkan solusi bagi Bu Ami. Babak baru ini diharapkan dapat membuahkan solusi adil.
Lihat juga Video: Penampakan Rumah di Surabaya Rusak Tertimpa Tembok Sekolah Ambruk