Langkah Puan & DPR Bawa Isu Pekerja Migran di KTT ASEAN Dinilai Tepat

Langkah Puan & DPR Bawa Isu Pekerja Migran di KTT ASEAN Dinilai Tepat

Erika Dyah - detikNews
Sabtu, 13 Mei 2023 15:30 WIB
Puan Maharani
Foto: Istimewa
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani dan delegasi DPR membawa isu perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di KTT ASEAN ke-42. Pengamat menilai DPR punya peranan yang cukup besar untuk membawa isu PMI di konferensi tertinggi Asia Tenggara tersebut.

"Perhelatan KTT ASEAN ke-42 telah berakhir. Salah satu isu penting yang diusulkan oleh Indonesia dan dibawa oleh Ketua DPR RI adalah perlindungan pekerja migran dari dan ke negara ASEAN," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof Hikmahanto Juwana, Sabtu (13/5/2023).

"Isu ini sangat penting karena banyak pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di negara-negara ASEAN," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Hikmahanto menjelaskan saat ini DPR RI juga memegang keketuaan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), forum parlemen negara-negara Asia Tenggara. Ia menilai Puan cukup punya pengaruh besar sebagai Presiden AIPA tahun 2023.

AIPA turut menjadi peserta dalam KTT ASEAN ke-42 yang baru saja selesai digelar di Labuan Bajo, NTT ini. Adapun KTT ASEAN ke-42 dihadiri kepala negara/pemerintahan, pimpinan parlemen, serta jajaran kementerian negara-negara Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

Dalam salah satu sesi pleno di gelaran tersebut, terdapat agenda pertemuan kepala negara dan pimpinan parlemen ASEAN yakni Interface ASEAN-AIPA. Agenda ini disebut sebagai forum penting yang mewadahi dialog dan kerja sama antara para pemimpin negara dan parlemen ASEAN yang tergabung dalam AIPA.

Pada agenda Interface ASEAN-AIPA Rabu (10/5) lalu, Puan menyampaikan rekomendasi yang telah disusun AIPA untuk kepala pemerintahan negara-negara Asia Tenggara. Ia pun membacakan AIPA Message di hadapan 11 pimpinan negara ASEAN.

Secara khusus, delegasi DPR RI yang dipimpin Puan mengangkat isu perlindungan PMI dan maraknya PMI yang menjadi korban kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di ASIA Tenggara. Isu tersebut dinilai memang perlu diangkat dalam forum-forum internasional.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, terdapat empat wilayah di Asia Tenggara yang masuk daftar hitam perdagangan manusia. Bahkan keempat negara yakni Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, dan Malaysia ini masuk kategori terburuk untuk kasus perdagangan manusia.

"Keberadaan migran Indonesia beragam status dan masalahnya, berikut masalah keluarga yang dibawa," ucap Hikmahanto.

"Baru-baru ini migran Indonesia mendapat masalah di Myanmar dan Kamboja karena mereka bekerja di negara tersebut namun tertipu dan mengarah pada objek perdagangan manusia," tambah Rektor Universitas Jenderal A. Yani itu.

Oleh karena itu, Hikmahanto menilai langkah Puan bersama DPR yang mengangkat isu PMI dan TPPO pada perhelatan KTT ASEAN ke-42 sudah tepat. Sebab diplomasi parlemen dapat membantu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan PMI yang kerap menjadi korban kejahatan transnasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

"Oleh karenanya sudah sepatutnya negara-negara ASEAN membahas masalah ini dan mencari solusi yang didasarkan pada kerja sama sejumlah negara," tegasnya.

Upaya Puan Bawa Isu PMI di KTT ASEAN

Dalam KTT ASEAN ke-42, Puan menegaskan DPR RI akan turut memperjuangkan nasib PMI. Pasalnya banyak pekerja migran Indonesia yang menjadi korban kekerasan di negara-negara tempatnya bekerja, khususnya PMI yang bekerja di sektor domestik.

"Kita tidak bisa berjuang sendiri menyelesaikan permasalahan lintas negara, tentunya harus ada kolaborasi antar negara supaya memperoleh solusi yang efektif karena PMI sering kali menjadi korban," tutur Puan.

Cucu Bung Karno ini menilai KTT ASEAN merupakan forum yang tepat untuk mengangkat isu perlindungan pekerja migran dan kasus-kasus perdagangan orang TPPO. Puan menegaskan maraknya isu perlindungan PMI dan TPPO harus menjadi perhatian internasional, terlebih korban PMI akibat kekerasan dan TPPO terus bertambah.

"Dengan adanya dialog terbuka bersama forum parlemen se-Asia Tenggara, saya mengharapkan ada kepastian dari negara-negara tujuan PMI agar polemik ini tidak berkelanjutan," ujarnya.

Puan juga menyoroti banyaknya perempuan dan anak yang menjadi korban perdagangan manusia. Untuk itu, DPR akan terus menggencarkan dorongan kepada negara-negara ASEAN untuk memberi perhatian lebih terhadap permasalahan ini. Mengingat isu perempuan juga merupakan agenda internasional yang harus dikerjakan bersama-sama.

"Permasalahan PMI tidak terlepas dengan isu perlindungan terhadap perempuan dan anak karena banyak dari mereka yang menjadi korban. Ini harus menjadi perhatian lebih karena masalah perlindungan perempuan dan anak juga menjadi target pada Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.

Simak Video 'Hasil KTT ke-42 ASEAN, Jokowi: Rakyat Jadi Perhatian Penting':

[Gambas:Video 20detik]



(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads