Reputasi Brigjen Giri Purwanto sebagai polisi yang taat aturan dan menjunjung tinggi integritas membuatnya diusulkan menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2023. Kepala Biro Teknologi, Informasi dan Komunikasi Divisi TIK Polri ini memaknai integritas sebagai konsistensi sikap untuk berlaku jujur di berbagai ruang dan waktu.
detikcom berkesempatan untuk bertemu Giri dua kali di kantornya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Lewat pesan singkat, Giri awalnya mengabari detikcom bahwa dirinya biasa sudah berada di kantor sebelum pukul 7 pagi.
detikcom pun meminta waktu untuk bertemu pada pagi hari. Saat itu detikcom datang lebih awal dan berada di kantor Giri sejak pukul 06.40 WIB. Tak lama kemudian, Giri yang terlihat memakai baju hitam datang sambil membawa tas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyapa detikcom seraya mengajak masuk ke ruangannya. Setibanya di ruangan, Giri langsung meletakkan tasnya dan merapikan beberapa dokumen. Setelah itu, Giri mengawali harinya dengan menunaikan salat Duha.
Barulah kemudian Giri duduk dan berbincang bersama detikcom. Dalam pertemuan itu, detikcom menjelaskan perihal nama Giri yang diusulkan menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2023. Perbincangan kemudian dilanjutkan ke hal-hal lain, termasuk pengalaman Giri selama berkarier di kepolisian.
![]() |
Dia bercerita tentang tugasnya saat menjabat sebagai Dirlantas Polda Jambi. Selain itu, Giri juga mengisahkan perjalanan tugasnya saat ditempatkan di Akademi Kepolisian hingga Sespim Polri. Giri lalu mendapat promosi job bintang satu pada 2022 yaitu menjadi Karo Tekkom Divisi TIK Polri.
Tak banyak cerita yang bisa dituliskan ke dalam bentuk artikel usai pertemuan pertama tersebut. Wawancara untuk kepentingan pemberitaan baru dilakukan di pertemuan kedua yang berlangsung beberapa hari setelahnya. Meskipun dalam pertemuan kedua itu, kisah-kisah mengenai perjalanan karier di kepolisian tak banyak disampaikan dalam sesi wawancara. Giri saat itu lebih banyak menyampaikan pandangannya tentang makna integritas dan penerapannya di berbagai ruang dan waktu.
"Banyak ya, cerita pengalaman, saya sebenarnya agak kurang enak menceritakan," kata Giri saat ditanya mengenai momen berkesan dalam perjalanan kariernya.
Giri mengatakan semua tugas yang dijalaninya mempunyai kesan tersendiri. Dia mengaku selalu terus berusaha untuk melakukan dua hal, yaitu kebaikan dan perbaikan.
"Jadi prinsip mungkin semua perjalanan dinas saya merasa berkesan karena di mana pun saya bertugas prinsipnya harus melakukan perbaikan karena bukan hanya sekadar berbuat baik, itu saya kebaikan dan perbaikan," ujar Giri.
Menurut Giri, tantangan terberat sebenarnya bukan saat seseorang melakukan kebaikan, namun saat dia melakukan perbaikan. Saat itulah pemimpin bakal diuji ketahanannya.
"Kalau kebaikan membuat semua orang senang, tapi begitu kita melakukan perbaikan, nah itu mulai, justru challenge nya itu di perbaikan, seorang pemimpin itu kan kuncinya ada di perbaikan," ujar Giri.
Makna Integritas Bagi Giri
Giri juga bercerita mengenai makna integritas dalam pekerjaan. Dalam pemahaman Giri, integritas itu mencerminkan dua nilai yaitu kejujuran dan konsistensi.
"Ini dalam kurun waktu tertentu dia konsisten, ajeg barulah kita bisa menilai seseorang itu oh dia punya integritas dan integritas itu nilai kejujuran dibuktikan dan terjaga dalam ruang, waktu dan problematika," imbuh dia.
Mantan Dirlantas Polda Jambi itu juga menyoroti sejumlah kasus besar yang mencoreng institusi Bhayangkara. Kasus yang menjerat Ferdy Sambo hingga Teddy Minahasa dianggap sebagai indikasi rusaknya nilai integritas.
"Saya melihat kalau orang mungkin menganggap ah itu oknum, kalau saya pikir untuk sebuah kerusakan nilai itu. Satu contoh saja yang muncul kemudian satu contoh itu perilaku yang tingkat keburukannya sangat buruk maka sebenarnya dia sudah mencerminkan kerusakan yang sistemik, berbeda ketika dia orang hanya salah baca, kemudian atau salah yang sifatnya simpel-simpel, yang tidak masuk pada ranah yang sangat prinsip," ujar Giri.
Giri memandang kerusakan yang dilakukan seorang pengawas akan jauh lebih prinsip dibanding kesalahan yang dilakukan pelaksana. Begitu pula bila kejahatan itu dilakukan oleh seorang pemimpin.
"Ketika itu terjadi pada seorang pemimpin pada seorang fungsi garda terakhir pengawasan dan objek pengawasannya juga itu perilaku, etika, itu sudah kerusakan. Kalau dari sisi sistem nilai," kata Giri.
Atas hal itu, Giri menilai integritas merupakan proses panjang yang telah melalui ruang, waktu dan masalah. Ketika dihadapkan berbagai masalah, integritas itu bakal tetap terjaga.
"Kemudian satu naluri manusia, tidak mungkin orang dalam kondisi normal, dia biasa baik kemudian tiba-tiba langsung melakukan perbuatan jahat luar biasa, tidak ," tutur Giri.
Nilai Diajarkan ke Anggota dan Keluarga
Kejujuran juga selalu ditanamkan Giri kepada para anggotanya. Mantan Karo Ops Polda Kalsel itu ingin anggotanya selalu bertindak sesuai aturan.
"Jujur. Kalau jujur kan kalau mengatakan sesuatu dikatakan apa adanya. Kalau bertindak, maka bertindak sesuai normanya dan itu terus terjaga dalam segala keadaan dan berbagai masalah. Sebenarnya nggak banyak yang saya, sederhana, kita jaga konsisten itu kan dalam segala hal tanpa ada kepentingan," imbuh Giri.
Nilai-nilai kebaikan itu pula yang diajarkan Giri kepada keluarga. Menurut dia, panduan hidup telah diajarkan secara lengkap dalam agama.
"Prinsipnya nilainya taqwa, taqwa nggak mungkin bisa diwujudkan kalau kita nggak berbuat adil. Lawannya adil, zalim, kan begitu. Dua ini nggak mungkin kita bisa laksanakan adil dan kita hindari kezaliman kalau kita nggak tahu substansi kebenarannya. Nggak mungkin bisa jujur, karena konsep dan substansi kebenarannya kita nggak paham, maka harus paham dulu, kebenaran dulu, kebenaran di kantor, kebenaran di rumah tangga di keluarga. Sudah ada normanya, ukurannya itu norma itu aja, jaga itu, kita terapkan dengan cara yang baik," beber Giri.
Tentang Asosiasi Pengusaha Herbal
Dalam kesempatan itu, Giri juga menceritakan awal mula dirinya diajak untuk menjadi penasihat Asosiasi Pengusaha Herbal Muslim Indonesia (APHMI). Giri tertarik bergabung APHMI sebab ada konsep pengobatan seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
"Dulu 2012, ada staf saya mengajak pengurus ketika itu akan Munas, saya tanya herbal. Saya langsung bergetar karena herbalnya pertama thibbun nabawi, cara-cara pengobatan nabi di situ, konsepnya syariah berlandaskan Islam, maka dari situ saya sudah ini bagian dari ibadah nih," tutur giri.
Selain itu, Giri melihat herbal merupakan sumber daya yang ada sejak zaman dulu. Hal itu menurutnya menjadi salah satu sumber kekayaan Indonesia.
"Terus yang kedua bahwa herbal adalah sumber daya yang sejak zaman dulu penjajah datang ke Indonesia itu karena itu, maka ini kan satu komoditi yang strategis," ujar Giri.
Giri kemudian membantu APHMI dalam memperbaiki AD/ART hingga visi misi. Dia menganggap hal itu penting agar ada pedoman terukur ketika terjadi konflik.
"Saya menganggap itu penting, karena tidak penting ketika dibukanya di yang pragmatis, tapi nanti menjadi penting kalau sudah jadi konflik, begitu terjadi konflik biasanya lho kamu mengerjakan pekerjaan siapa, gitu kan. Oh ini misinya dia, kenapa kamu mengerjakan, ini pakai anggaran ini, kenapa pakai anggaran ini, ini beda misi, beda strategi, beda program," beber Giri.
Giri sebenarnya sudah mulai ikut dalam asosiasi tersebut sejak 2012. Namun baru diminta secara resmi menjadi penasihat sekitar lima tahun lalu saat Munas. Selain itu, dia menegaskan bahwa tak ada honor yang diterimanya dari jabatan penasihat tersebut.
"Nggak ada. Dulu pun saya nggak usah jadi penasihat, udah kalau butuh kita kasih aja, saya ngasih," imbuh Giri.
Simak juga Video: Iptu Suriadin Tolak Suap dari Judi-Tangkap Sindikat Pemburu di Pulau Komodo