Cerita Tentang Brigjen Giri Purwanto, Taat Aturan dan Pegang Teguh Integritas

Hoegeng Awards 2023

Cerita Tentang Brigjen Giri Purwanto, Taat Aturan dan Pegang Teguh Integritas

Farih Maulana Sidik, Rizky Adha Mahendra - detikNews
Selasa, 14 Mar 2023 15:51 WIB
Brigjen Giri Purwanto kandidat Hoegeng Awards 2023.
Brigjen Giri Purwanto (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Sikap integritas Brigjen Giri Purwanto tidak diragukan oleh anak buah dan warga sipil yang mengenal dengan dirinya. Brigjen Giri yang disebut memiliki prinsip bekerja untuk memuliakan Sang Pencipta, selalu bekerja dan menanamkan terhadap para polisi lainnya agar bekerja lurus tanpa melakukan penyimpangan. Brigjen Giri yang kini menjabat sebagai Karotekkom Divisi TIK Polri diusulkan menjadi salah satu kandidat Hoegeng Awards 2023 kategori polisi berintegritas.

Integritas dan rekam jejak Brigjen Giri diungkapkan salah satunya oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Herbal Muslim Indonesia (APHMI), Warsono.

detikcom kemudian mendalami cerita tentang Brigjen Giri kepada Warsono. Warsono menceritakan awal mula dirinya bertemu dan kenal dengan Brigjen Giri sekitar 7 tahun lalu di Mabes Polri. Saat itu, Warsono ke Mabes Polri untuk berkonsultasi terkait legalisasi organisasi APHMI. Brigjen Giri membantu dalam penyusunan AD/ART APHMI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kami ini masih banyak hal ya terkait dengan AD/ART, beliau kan ahli di bidang itu ya, bahasanya di kebijakan publik lah ya. Jadi dateng bantu kita rapatkan memperbaiki AD/ART kita supaya selaras dengan UU atau mungkin (peraturan) kementerian," kata Warsono kepada detikcom, Jumat (10/3/2023).

Sejak saat itu, Warsono sering berkomunikasi dengan Giri tentang masalah keorganisasian hingga saling bertukar cerita satu sama lain. Bagi Warsono, Giri adalah sosok polisi yang memiliki integritas tinggi.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengenal Giri adalah sosok yang sederhana dan rendah hati. Dia berkisah bahwa anggota Polantas pun sempat tidak mengenali Giri karena kerendahan hatinya tersebut.

"Ketika beliau menjadi Dirlantas, dulu kan pernah Dirlantas di Jambi. Kemudian di Kalimantan, di mana itu ya. Suatu saat beliau mungkin ada kesalahan apa di lampu merah. Ditilanglah, dia ikuti itu, dia nggak ngaku kalau dia itu posisi Dirlantas," tutur Warsono.

"Ketika sama polisi dihentikan itu, beliau nggak melawan, ngaku salah minta maaf, itu taat aturannya beliau luar biasa. Nggak memanfaatkan jabatan untuk bisa bebas," imbuhnya.

Brigjen Giri memang pernah menjabat sebagai Dirlantas Polda Jambi pada 2009 hingga 2011. Sedangkan pada 2013, Brigjen Giri menjabat Karoops Polda Kalimantan Selatan.

Warsono mengatakan saat ini Giri adalah salah satu penasihat di APHMI. Akan tetapi, kata dia, jika UMKM di bawah naungan APHMI berhadapan dengan hukum, dia meminta agar ikuti prosedur yang ada.

"Ada kasus di Surabaya, 'gimana Pak Giri, mohon arahannya'. Beliau sampaikan sederhana saja, 'Pak, silakan ikuti aja, kalau memang dipanggil ikuti aja'. Artinya ikuti prosedur yang ada. Saya sampaikan 'ini kan ibu-ibu hamil, ini gimana nih?' Beliau sampaikan 'prosedural memang' jadi nggak ada ceritanya menghubungi sana sini, nggak ada. Aturan main seperti apa, ikuti," tutur dia.

Tak Terima Amplop di Nikahan Anak

Warsono kemudian menceritakan pada saat anak dari Brigjen Giri menikah di Taman Mini Indonesia Indah beberapa tahun yang lalu. Kala itu Giri masih berpangkat Kombes. Warsono diundang hadir dalam acara pernikahan itu.

Akan tetapi, Warsono tidak melihat tempat untuk memasukkan amplop dari tamu undangan. Menurutnya, Brigjen Giri menolak untuk menerima amplop dari tamu yang datang.

"Jadi beliau nikahin anaknya banyak yang datang, itu masuk dibebasin, tapi beliau yang ada amplop untuk ini (tamu undangan) nggak ada, nggak boleh ada amplop sedikitpun," tutur dia.

Menurut Warsono, Brigjen Giri tidak ingin menerima 'sumbangan' dari tamu yang datang. Warsono yang heran karena tidak melihat adanya kotak amplop pun bertanya kepada tamu undangan lainnya. Setelah dicari, memang Giri tidak menyediakan kotak amplop di acara pernikahan anaknya.

"Kita nyari kotaknya nggak ada. Saya tanya teman-teman nggak ada (kotak amplop). Beliau nggak mau ini kan, bahasanya sih nggak mau ada hal-hal yang mungkin ya kalau namanya nikahan kalau secara pemahaman kan nggak boleh kita minta sumbangan bahasanya begitu," jelasnya.

Selain itu, Warsono juga mendengarkan cerita dari Brigjen Giri bahwa dia sempat bingung karena menerima 'gaji buta' sebagai anggota Polri, sebab pada saat itu Giri belum memiliki jabatan struktural di Polri, setelah adanya rotasi jabatan. Giri sempat bertanya kepada ustaz terkait hal itu.

"Tapi intinya pas di posisi Kombes, belum dapat tempat (jabatan baru) akhirnya nggak ada kerjaan, dia bingung," kata Warsono.

"Beliau mempertanyakan, ngomong sama saya, tanya sama ustaz, gimana? Artinya ada ketakutan-ketakutan kalau nanti beliau terima uang kok gimana rasanya, sementara dia belum dapat tempat," imbuhnya.

"Itu menurut saya integritasnya luar biasa," imbuhnya.

Dinilai Tak Mau Langgar Aturan

Warsono selama ini mengenal Brigjen Giri sebagai polisi yang tidak mau melanggar aturan. Dia juga menyarankan agar orang yang berkonsultasi atau meminta tolong kepadanya agar mengikuti aturan yang sudah ada.

"Selama ini memang perhatian beliau terkait integritas itu tidak mau melanggar aturan, orang minta bantuan kan banyak ini, 'tolong Pak ada masalah nih, bisa dibantu nggak?' dengan jabatan beliau kan begitu posisinya, terakhir juga ada nih kemarin waktu saya ketemu beliau ada teman konsultasi juga soal, pokoknya bisnis ada masalah konsultasi dengan beliau, intinya beliau itu kembali ke aturan main, prosedural lah, beliau tidak mau menabrak aturan-aturan yang ada," jelasnya.

Akan tetapi, menurutnya Giri dengan senang hati membantu orang-orang apabila sesuai dengan aturan yang ada. Bagi Warsono, Brigjen Giri adalah sosok yang luar biasa.

"Artinya beliau welcome membantu orang selama mengikuti aturan. Kalau salah nggak bisa, ini yang beliau luar biasa di situ. Itu yang saya ketahui karena pernah cerita," ujarnya.

Giri Ajarkan soal Integritas di Polri

Sikap integritas Brigjen Giri juga ditegaskan oleh Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang. Dia menceritakan saat menjadi peserta didik di Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 2013 dan Brigjen Giri menjadi dosen di Akpol saat itu. AKBP Boy Jeckson menyebut Brigjen Giri selalu menekankan tentang integritas dalam bekerja dan tidak menerima imbalan.

"Saya tahu rekam jejak beliau, mulai dari saya bertemu pada saat beliau jadi dosen di Akpol ya, kemudian saya menjadi pengasuh bagaimana beliau mengajari tentang integritas tentang bekerja sesuai aturan dan kemudian tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun," kata Boy kepada detikcom, Senin (6/3).

Tahun 2017, Boy kembali bertemu dengan Brigjen Giri pada saat mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri. Saat itu, Giri sebagai Widyaiswara. Giri disebut merumuskan tentang panduan penulisan karya tulis ilmiah (KTI), di mana tak boleh adanya transaksional nilai.

"Ajarannya tidak boleh transaksional di dalam mendapatkan nilai para siswa. Dan itu memang saya buktikan, jadi beliau tidak mau menerima imbalan sesuatu apapun, beliau justru memberikan arahan yang baik, memberikan masukan, membimbing kita junior-juniornya. Jadi integritasnya kalau saya lihat sih ya oke bangetlah," tutur dia.

Kisah Brigjen Giri Tolak Imbalan

Integritas Brigjen Giri, dibuktikan AKBP Boy Jeckson pada saat menyelesaikan karya akhir di Sespimmen Polri itu. Boy mengusulkan Brigjen Giri menjadi salah satu kandidat Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital https://dtk.id/hoegengawards2023.

Boy bercerita, kala itu, Boy membawakan buah dan makanan sekadar untuk rasa terima kasih. Brigjen Giri pun menolak itu.

"Kalau saya lihat ya, pengalaman saya, saya kan bimbingan beliau jadi pada saat beliau itu yang membimbing naskah karya akhir saya di Sespimmen Polri, langsung dan ya biasa kalau mau bimbingan itu pasti kita bawa sesuatu, buah atau makanan, hal-hal yang simpel, kecil, kalau menurut kita wajar ya, orang mau makan bareng-bareng kok, itu aja beliau 'udah nggak usah, saya sudah siapkan buat kalian, yang penting ke sini bawa pelajaran'," tutur dia.

Selain itu, Brigjen Giri disebut sebagai sosok yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Walaupun sedang umrah, Giri tetap memberikan bimbingan kepada Boy Jeckson yang saat itu masih mengerjakan karya akhir.

"Saat umrah saja beliau itu masih memberikan note di catatan naskah saya 'ini yang harus dilakukan' jadi itu touching banget buat saya, sampai umrah aja masih sempat, karena menurut dia, saya tanya 'kenapa masih ini, ndan? Biar komandan umrah, fokus' 'nggak apa-apa ini kan tanggung jawab saya'," jelasnya.

Sosok Pemimpin

Menurut Boy, Brigjen Giri yang saat ini bertugas di Div TIK Polri adalah sosok pemimpin yang patut diteladani.

"Kalau tataran inovasi kepemimpinan saya lihat oke sih, jadi kepemimpinannya itu teladan bagi kita, bagi saya secara pribadi juga dan yakin kalau ditanya seluruh teman-teman polisi pasti tahu lah kalau namanya Pak Giri Purwanto itu, agak sedikit different kalau menurut saya," tutur dia.

Ada dua nilai-nilai yang diajarkan oleh Brigjen Giri yang terus diingat oleh Boy Jeckson. Pertama, adalah pekerjaan yang dilakukan itu untuk memuliakan Sang Pencipta.

"Kalau nilai-nilai, value-value yang diajarkan beliau itu paling utama adalah pertama semua pekerjaan itu bermuara pada sang pencipta kita, dia lebih kepada sana. Jadi lakukan itu untuk memuliakan nama Sang Pencipta kita lah, artinya jangan menyimpang tugas dan tanggung jawab yang diberikan itu jangan pernah menyimpang," sebut Boy.

Nilai kedua adalah integritas dalam bekerja. Setiap pekerjaan yang sudah dimulai harus diselesaikan tanpa mengambil keuntungan.

"Kemudian yang kedua integritas terhadap pekerjaan. Jadi kalau sudah ada pekerjaan diselesaikan, jangan mengambil keuntungan dari pekerjaan itu," jelas Boy.

"Dan beliau menyampaikan itu bukan hanya lips saja ya, tapi beliau praktikkan, dan saya rasa semua sepakat sih kalau menyatakan iya kalau sampean tanya ke ini (ke polisi yang lain), saya rasa saya. Jadi nggak nerima-nerima (imbalan)," tutur dia.

Tak Pernah Mau Dikenal

Bagi Boy Jeckson, Brigjen Giri adalah sosok yang tidak ingin dikenal. Menurutnya, Brigjen Giri adalah mutiara terpendam yang harus dimunculkan.

"Di situlah beliau agak sedikit ini ya, jadi beliau itu tidak pernah mau dikenal, jadi minim sekali berita tentang beliau di media. Orang-orang seperti itu sebenarnya mutiara terpendam, kalau dalam Hoegeng Awards seperti ini tokoh-tokoh itu yang harus dimunculkan sebenarnya," jelasnya.

(lir/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads