Ini adalah kesaksian Bu Ami atas tembok rumah sendiri. Tembok itu semakin lapuk karena terdesak oleh tanah uruk tetangganya. Bu Ami mengungsi setelah tembok itu mengeluarkan bunyi seperti mendesis.
Tembok Bu Ami menjadi lapuk rawan jebol karena lahan tanah uruk tetangganya, masalah ini sudah dialami Bu Ami sekeluarga sejak awal tahun. Setelah mengadu ke kantor Kelurahan hingga ke Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI Jakarta, Bu Ami belum mendapatkan tindak lanjut yang membuat dirinya merasa aman tinggal di sebalik tembok ini.
Bu Ami kemudian merencanakan mengungsi saja sementara waktu demi keselamatan diri dan keluarganya. Rumah ini dia huni bersama suami dan anaknya. Niat mengungsi ke rumah lain dia tunda terus hingga akhirnya pada hari Kamis (4/5) pekan lalu terjadi peristiwa yang membuatnya berbulat tekad untuk mengungsi.
"Pas saya tiduran sambil nonton, kok ada bunyi 'ssshhh...' begitu (bunyi mendesis). Seperti ada suara, saya pikir orang masak air. Apa suaranya dari dapur ya," kata Bu Ami bercerita saat detikcom mengunjungi rumahnya di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2023).
Dia kemudian bertanya kepada putrinya, Amanda, dari mana gerangan sumber suara mendesis itu. Ternyata, suara itu bersumber dari tembok yang semakin lapuk itu.
"Terus langsung telepon omnya yang arsitek. Kata dia, ini sudah bahaya dan menyarankan kami untuk segera pindah," kata Bu Ami.
Sebenarnya, kata Bu Ami, suara mendesis seperti ini sudah sering didengarnya sebelum Kamis (4/5) itu, sekitar empat hingga lima kali. Namun dia tidak pernah terlalu menghiraukannya. Pernah suatu saat, kata Bu Ami, batu melesat dari lubang tembok. Lubang itu dia bikin pada Februari lalu untuk membuktikan tak ada fondasi memadai di bawah tanah uruk tetangganya itu.
Setelah suara mendesis pada Kamis (4/5) itu, tembok itu menjadi basah dan rembes oleh air. Padahal, hujan sedang tidak turun. Pada Sabtu (6/5), Bu Ami sekeluarga benar-benar mengungsi ke rumah kontrakan berjarak sekitar 250 meter dari rumahnya ini. Pada Minggu (7/5), Bu Ami sekeluarga mulai tidur di rumah kontrakan.
"Tadi pagi juga saya nangis minta pulang (dari kontrakan ke rumah ini lagi). Jelek-jelek begini juga rumah sendiri," kata Bu Ami.
Rencananya, dia mengontrak di rumah ini selama lima bulan mendatang karena dia akan merenovasi tembok lapuk ini. Renovasi dilakukan agar temboknya tidak jebol. Renovasi dia perkirakan memakan waktu tiga hingga empat bulan.
Sebelumnya, Ketua Sub Kelompok Pengaduan dan Penindakan Dinas Citata DKI, Panji Ganesha, menjelaskan bakal mengadakan rapat lagi untuk menindaklanjuti masalah tembok Bu Ami ini. "Besok Kamis tanggal 11 kami rapat internal bersama Suku Dinas Cipta Karya, Petanahan, dan Tata Ruang Jakarta Selatan dan Kepala Sektor," kata Panji Ganesha, Senin (8/5) kemarin.
Simak juga Video: Penampakan Rumah di Surabaya Rusak Tertimpa Tembok Sekolah Ambruk
(dnu/dnu)