Keren! Aipda Hadi Cerdaskan Masyarakat Sibolga Lewat Kelas Anak Indonesia

Hoegeng Awards 2023

Keren! Aipda Hadi Cerdaskan Masyarakat Sibolga Lewat Kelas Anak Indonesia

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 09 Mei 2023 13:22 WIB
Aipda Hadi mendirikan Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera Utara
Aipda Hadi bersama anak-anak di Kelas Anak Indonesia (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)
Jakarta -

Aipda Hadi Hamonangan Sitanggang merangkul anak-anak agar tidak terlibat narkoba hingga tawuran di Kota Baringin, Sibolga, Sumatera Utara. Bhabinkamtibmas Kelurahan Kota Baringin itu mengajarkan anak-anak agar mahir membuat animasi dan bisa berbahasa Inggris.

Aipda Hadi mengajarkan anak-anak melalui program Kelas Anak Indonesia. Perjuangannya mendirikan Kelas Anak Indonesia itu membuat Aipda Hadi diusulkan untuk Hoegeng Awards 2023 oleh seorang Dosen di Medan, Liver Zai (26).

Liver mendeskripsikan bahwa anak-anak didik Aipda Hadi itu telah menghasilkan berapa karya yang menggunakan teknologi. Di antaranya adalah alat pendeteksi kebakaran, tempat cuci tangan otomatis hingga membuat animasi sederhana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom kemudian menghubungi Liver untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Liver menyebut Aipda Hadi membuat program Kelas Anak Indonesia itu karena kecintaannya kepada anak-anak.

"Bagaimana agar anak-anak itu bisa diberdayakan, bisa sekolah, bisa belajar, bisa kreatif, jadi dibuat Kelas Anak Indonesia dari 2 kelas yang kecil sampai seperti sekarang," kata Liver kepada detikcom, Senin (8/5/2023).

ADVERTISEMENT

Liver menyebut Kelas Anak Indonesia ini dikemas dalam bentuk rumah belajar. Mereka akan diajarkan bahasa Inggris, teknologi komputer, desain komunikasi visual hingga animasi.

"Mereka fokus di komputer sama belajar bahasa Inggris, itu polisi menyewa guru les bahasa Inggris untuk anak-anak itu," jelas Liver.

Aipda Hadi mendirikan Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera UtaraAipda Hadi sedang mengajarkan anak-anak di Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera Utara (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Liver mengenal Aipda Hadi sejak 2019, mereka sama-sama tergabung dalam relawan kemanusiaan. Kadang-kadang Liver juga berkunjung ke rumah belajar Kelas Anak Indonesia.

"Secara langsung saya tidak terlibat, tapi sebagai seorang sahabat kami pasti saling men-support, yang sama-sama punya keresahan dalam hal ini jadi kadang membagikan buku, kadang kalau ada waktu luang saya belajar dan mengajar juga anak-anak," tutur dia.

Liver kemudian menceritakan sosok Aipda Hadi. Menurutnya, Aipda Hadi disenangi oleh masyarakat, terlebih karena telah mendirikan Kelas Anak Indonesia.

"Yang pasti berdasarkan cerita dari masyarakat dia disenangilah, karena memang cara pembawaannya yang menyenangkan, yang disukai masyarakat. Karena saya tidak hanya mendengar dari Bang Hadi-nya sendiri, tapi saya juga melihat dan mendengar pengakuan dari masyarakat. Jadi Kelas Anak Indonesia ini sendiri ada banyak di berita," jelasnya.

"Satu yang menyenangkan dari Bang Hadi ini kemarin kan ada ujian untuk jadi perwira, dia sampai merelakan itu untuk tidak mengikuti karena takutnya dipindahkan ke luar kota, jadi bagaimana agar anak-anak ini tetap diberdayakan dia tetap di situ," imbuhnya.

Aipda Hadi mendirikan Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera UtaraAipda Hadi bersama anak-anak di Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera Utara (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Awal Mula Berdiri Kelas Anak Indonesia

Aipda Hadi menyebut Kelas Anak Indonesia awalnya adalah perpustakaan bergerak. Dia mendirikan perpustakaan bergerak itu pada tahun 2016 untuk anak-anak di wilayah yang rawan peredaran narkoba dan tawuran di Kelurahan Kota Baringin, Sibolga.

"Kelas Anak Indonesia ini kan sebenarnya wadah bagi kita dibuat untuk anak-anak kaum marginal. Awalnya dulu ada sebuah kampung yang memang narkoba sama kenakalan remaja itu marak di situ, jadi kita buatlah sebuah wadah untuk mengumpulkan anak-anak kecil supaya mereka diberi didikan, diberi fasilitas pendidikan bahasa Inggris," kata Aipda Hadi kepada detikcom.

Sebagai Bhabinkamtibmas, Apda Hadi ingin anak-anak di Kota Baringin tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif. Upaya pencegahan dilakukan dengan cara mendirikan perpustakaan ini.

"Ada sebuah tempat ini, jadi namanya Pondok Reformasi kejahatan, kenakalan remaja ini rawan sekali, ada bandar narkobanya, anak-anak juga sering tawuran, mencuri, jadi kita kan Bhabin ini kek mena supaya bisa masuk ke situ, bisa membuat pencegahan agar anak-anak ini nggak ngikut abang-abangnya," jelasnya.

Aipda HadiAipda Hadi bersama warga Pondok Reformasi, Sibolga (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Aipda Hadi menyebut polisi awalnya menyelesaikan permasalahan narkoba di wilayah tersebut. Selanjutnya, dia mendekati orang tua anak-anak agar bisa diajak untuk belajar di Kelas Anak Indonesia.

"Karena kita target anak-anak kan, kita kasih buku, kita kerja sama sama kelurahan, ambil buku di kelurahan bawa ke kampung itu namanya Kampung Pondok Reformasi," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, ada anak-anak yang menanyakan tugas bahasa Inggris kepada Aipda Hadi yang saat ini sedang mengajar anak-anak di Kelas Anak Indonesia. Kemudian, dia terinspirasi untuk membuka kelas bahasa Inggris secara khusus.

"Kebetulan saya juga kan pernah ikut pelatihan Polri tentang bahasa Inggris, jadi nyambung, diajarilah terakhir mereka minta les bahasa Inggris, kita bukalah di situ. Jadi asal datang mau les bahasa Inggris kita buat, apa yang mereka tanya kita jawab, cuma konsepnya langsung dari perpustakaan ke les bahasa Inggris," jelasnya.

Terus berkembang, Kelas Anak Indonesia juga menyediakan pengajaran komputer kepada anak-anak. Mereka dapat belajar di lokasi tersebut secara gratis.

"Berjalan kemudian kita kasih juga ke pengajaran komputerlah, microsoft office, word, excel sama power point, jadi anak kelas 1 kelas 2 SD sudah kita kenalkan tuh. Dengan kayak gitu kita gampang masuk, ke masyarakatnya apa yang kita kasih imbauan mereka peduli, karena kita sudah kasih tunjuk perbuatan kita yang positif kepada mereka, mereka merasa kita bantu mereka, jadi apa yang kita bilang gampang," tutur dia.

Dengan kegiatan di Kelas Anak Indonesia ini, Aipda Hadi berharap anak-anak tidak lagi melakukan kejahatan. Program ini telah berjalan selama 7 tahun terakhir.

"Di situlah nanti manfaat dari saya, makanya lebih dari 6 tahun saya langsung punya kampung kumuh itu yang dulu rentan terhadap kejahatan, sekarang malah saya santai-santai di sana, potensi kejatahannya turun langsung," tutur dia.

Aipda Hadi mendirikan Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera UtaraAipda Hadi mengajarkan anak-anak terkait komputer di Kelas Anak Indonesia di Sibolga, Sumatera Utara (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Program Animasi dan Desain

Aipda Hadi juga mengembangkan program pembuatan animasi hingga video editing kepada anak-anak. Aipda Hadi menggandeng mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai mentor.

"Terus lanjut ada komputernya kita belajar typing 10 jari, lalu software design 3D, kayak blender, corel draw, terus editing video, jadi mereka target kita anak-anak yang masih usia SD, satu lagi ada coding," sebut dia.

Aipda HadiAnak-anak sedang belajar mengetik 10 jari di Kelas Anak Indonesia. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Aipda Hadi juga menjadi salah satu pengajar pembuatan animasi dan design kepada anak-anak. Aipda Hadi sendiri belajar secara otodidak melalui video tutorial.

"Pertama memang aku coba belajar juga dari video kan supaya bisa tahu dulu apa yang bisa aku arahkan, aku dapat ilmu sedikit, terus kerjasama sama mahasiswa dari USU, kami undang dia waktu pasada liburan, kasih bahan sedikit, cuma belum puas juga, akhirnya kami belajar otodidak, tapi ada juga yang kami beli video, pas ada diskon kami beli," kata Aipda Hadi.

"Kadang-kadang sekarang mereka pun lebih jago dari awak, kayak macam men-design, animasi, kemarin ada kita buat iklan handphone, mereka buat dari nol sampai mirip handphone yang kita inikan (buat)," lanjutnya.

Aipda HadiAnak-anak sedang belajar editing video di Kelas Anak Indonesia. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Program Bahasa Inggris

Sementara itu, pengajar bahasa Inggris biasanya didatangkan dari Kota Sibolga. Terkadang, Aipda Hadi juga bertindak sebagai pengajar.

"Habis itu ada teman-teman pengajar bahasa Inggris di Kota Sibolga, atau yang dari luar kota tiba-tiba ngelihat dari medsos datang terus mereka mau sharing ilmu kita buat kelasnya," jelasnya.

Kelas Anak Indonesia ini menggunakan sistem komunitas, sehingga banyak relawan yang datang untuk sharing ilmu. Sementara bahasa Inggris yang diajarkan adalah materi yang pada umumnya diajarkan di SD.

"Berganti-ganti terus (gurunya) karena komunitas kan, tapi ada saya sendirilah, karena komunitas relawan semua mungkin ada sumbangsih dari pengalaman, pengajaran, dana," jelasnya.

Bangunan yang digunakan untuk Kelas Anak Indonesia ini berada di samping Mapolres Sibogla. Kelas Anak Indonesia ini dibuka setiap hari. Akan tetapi, materi pembelajaran biasanya dilakukan pada sore hari dan hari libur.

"Kalau untuk pengajaran sore, tapi kalau kelas tetap kita buka. Karena anak-anak kadang 'mister, kami ada disuruh di sekolah mau pake komputer untuk nge-print atau cari bahan' kita tetap buka. Karena kebetulan bangunan kita di samping Polres, jadi terbuka pun aman," jelasnya.

Aipda HadiKegiatan belajar di Kelas Anak Indonesia (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Karya yang Dihasilkan Kelas Anak Indonesia

Ada sejumlah karya yang dihasilkan oleh anak-anak yang belajar di Kelas Anak Indonesia ini. Di antaranya adalah alat dispenser otomatis (ADO), yaitu alat yang berguna untuk mengeluarkan air secara otomatis tanpa sentuh. Kemudian, alat wastafel otomatis (AWO), merupakan alat pencuci tangan otomatis.

Selain itu, anak-anak juga menciptakan smart home system (SHS), sebuah alat berbasis Internet of Thing yang mampu menghidupkan dan mematikan lampu di rumah, alat listrik di rumah dengan hanya menggunakan smartphone android dari jarak jauh.

"(Ada) alat penyeberangan otomatis, jadi kalau anak TK anak SD mau menyeberang jadi tanggannya disentuhkan ke detektor tapi nggak usah kena, jadi lampu merah otomatis menyala. Juga pakai hanphone kita bisa hidup matikan lampu, alat elektornik, bisa," jelasnya.

Aipda HadiKarya dari anak-anak di Kelas Anak Indonesia. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Selain itu, ada pula alat pendeteksi kebakaran yang bisa menghidupkan alarm dan mengeluarkan air secara otomatis apabila terdeteksi api oleh sensor. Selain itu, alat security system (ASS) yakni alat antimaling di rumah yang bisa menghidupkan alarm apabila ada orang masuk ke dalam rumah.

"Kemarin kita sempat juga jadi narasumber Perpusnas tahun 2020, kita diundang ke Jakarta karena anak-anak SD kemarin kita kasih pendidikan program mereka bisa membuat beberapa alat dengan konsep coding, jadi itu yang ditampilkan di Jakarta," jelasnya.

Aipda Hadi menyebut anak-anak Indonesia memiliki potensi yang besar. Sehingga, kata dia, potensi itu harus didukung dan difasilitasi.

"Itu sebenarnya konsepnya anak-anak Indonesia ini kan potensinya besar, tinggal sebenarnya kita... mereka kurang fasilitas. Jadi sekarang kita punya konsep juga, jadi anak-anak rata-rata punya cita-cita yang berbeda, ada yang hobi masak kita arahkan untuk masak, kita buat makanan-makanan yang mereka lihat di YouTube, kita kasih alat-alatnya semua," katanya.

Aipda HadiKarya dari anak-anak di Kelas Anak Indonesia (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Pendaftaran Hoegeng Awards 2023 telah resmi ditutup per Kamis, (27/4/2023) per pukul 00.00 WIB. Artikel calon kandidat penerima Hoegeng Awards yang naik setelah tanggal tersebut, merupakan tindaklanjut tim redaksi detikcom dari usulan masyarakat yang masuk sebelum pendaftaran ditutup.

(lir/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads