Aksi AKP Buha Gerakkan Warga Bikin Embung Atasi Kebakaran Hutan

Hoegeng Awards 2023

Aksi AKP Buha Gerakkan Warga Bikin Embung Atasi Kebakaran Hutan

Farih Maulana Sidik - detikNews
Rabu, 26 Apr 2023 12:41 WIB
Kiprah AKP Buha Siahaan
Kiprah AKP Buha Siahaan (tengah) (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Kiprah AKP Buha Siahaan begitu dikenang para anggotanya semasa menjabat sebagai Kapolsek Kelayang, Polres Indragiri Hulu (Inhu), Polda Riau. AKP Buha dikenang karena mampu menggerakkan warga gotong royong atasi kebakaran hutan serta mewujudkan pembangunan musala di Polsek Kelayang untuk para anggota dan warga yang berkunjung ke Polsek.

Atas aksi AKP Buha selama periode tahun 2016-2018 sebagai Kapolsek Kelayang, dirinya diusulkan dalam Hoegeng Awards 2023. Pengusulnya adalah Bhabinkamtibmas Polsek Kelayang yakni Aipda Sumadi dan Aipda Pardamean Krisdianto Sinaga.

Aipda Kris--sapaan akrab Aipda Pardamean Krisdianto Sinaga menyebut sekitar tahun 2016, hampir setiap kecamatan di Inhu ada titik api penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menindaklanjuti program Kapolda Riau, AKB Buha disebut merangkul masyarakat untuk bersama-sama membangun embung air alias kolam untuk menangani karhutla.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang gotong royong sama masyarakat, menggali membuat kolam manual, bukan pakai alat berat. Terus kami ngisi pasir, kami bentengi supaya air itu terkurung kan. Jadi tujuannya itu kalau terjadi karlahut, embung air yang nanti untuk disedot nyiram api," ucap Aipda Kris saat dihubungi, Kamis (13/4/2023).

Menurut mantan anggota Satreskrim Polsek Kelayang itu lahan yang dipakai untuk embung air itu merupakan tanah milik warga. Lewat pendekatan AKP Buha, akhirnya masyarakat di kawasan yang kemungkinan terjadi karhutla tidak keberatan lahannya dipakai untuk embung air. Malah masyarakat ikut gotong royong bikin embung air itu.

ADVERTISEMENT

Sebelum ada embung air itu, petugas gabungan selalu kesulitan mendapat pasokan air untuk disedot memadamkan kobaran api karhutla. Sebab sumber air jauh, kebakaran hutan dan lahan pun terus meluas. Tapi setelah ada embung air, kebakaran menjadi cepat teratasi.

"Memang terbukti karena embung itu bisa cepat memadamkan api. Airnya kan dari situ diambil, nyedot dari situ nanti tuang ke tank, pake mesin siram. Karena kan kadang-kadang titik embung ke lokasi kejadian kan agak jauh, kalau nggak ada embung itu ya melebar lah apinya," ujarnya.

Aipda Kris mengatakan AKP Buha juga meninggalkan budaya baik untuk anggotanya yang hingga kini masih rutin dilakukan yakni Jumat Barokah, kegiatan berbagi sembako ke masyarakat tampu setiap hari Jumat.

"Dari dulu dibudayakan sampe sekarang kayak Jumat Barokah, setiap hari Jumat kita datangi orang-orang yang miskin. Jadi kita kasih bantuan kayak beras, susu, roti. Turunan itu sampe sekarang masih berjalan," katanya.

Bangun Musala di Polsek Kelayang

Perihal pembangunan musala, Aipda Kris menyebut sebagian dana dikeluarkan langsung dari kantong pribadi AKP Buha. Selain itu, kata dia, pembangunan masjid itu juga memakai sebagian anggaran dari satreskrim dan sumbangan masyarakat yang juga rekanan para personel Polsek Kelayang.

"Jadi rencana (awal pembangunan musala) cuma dari kita-kita dari Polsek aja, maksudnya personel kan. Tapi luar biasa karena masyarakat tahu, banyak juga yang membantu kayak orang-orang di luar, pengusaha ada yang ngirim semen, pasir, batu, seng, sampe jadi (musala). Pembangunan itu selesai karena sosok pemimpinnya," jelasnya.

Hal senada diungkap Aipda Sumadi. Dia mengatakan AKP Buha sangat peka dengan kondisi sekitarnya, baik terhadap anggota maupun masyarakat. AKP Buha disebut Aipda Sumadi berbeda dengan Kapolsek Kelayang sebelum-sebelumnya.

Terlebih ketika AKP Buha menggagas ide untuk membangun musala di Polsek Kelayang dan mewujudkannya. Padahal, kata dia, AKP Buha adalah seorang beragama Kristen Nasrani.

"Kalau saya pribadi sebagai anggota beliau kesannya selama ini kan Polsek Kelayang nih berdiri sejak tahun 2004, kapolsek udah silih berganti baik yang muslim atau non muslim itu tidak pernah terpikirkan untuk membuat musala di Polsek, sementara beliau kan nasrani, beliau mau membangun di Polsek kami tuh musala," kata Aipda Sumadi.

Aipda Sumadi menilai AKP Bahu sangat tegas kepada anggotanya salah, tapi AKP Bahu juga perhatian ke para anggotanya. Tak hanya ke anggota, AKP Bahu juga disebut suka membantu warga sekitar yang kesulitan secara ekonomi.

"Ada orang yang sakit dibantu beliau, orang meninggal dikunjungi beliau. Umumnya masyarakat ini.. Kan Polsek ini 2 kecamatan di bawahi oleh satu Polsek. Jadi bapak pindah tuh masyarakat ini merasa kehilangan, karena beliau sosok yang ramah, mau membantu masyarakat yang dalam kesusahan," ucapnya.

Saat menjadi Kapolsek Kelayang, AKP Buha disebut selalu ada di tengah-tengah masyarakat yang berselisih. AKP Buha selalu menjadi penengah untuk mendamaikan warga yang berkonflik seperti perkelahian antarpemuda.

"Kalau di kampung sini biasa kita damai kita makan bersama, potong kambing atau apa gitu, beliau datang 'saya kasih kambingnya yang penting kalian damai, jangan ribut ribut lagi', bapak itu lah yang ngasih kambingnya supaya dipotong yang penting masyarakatnya damai," ujarnya.

Cerita AKP Buha Siahaan

AKP Buha mengatakan dirinya menjabat Kapolsek Kelayang selama kurang lebih 2,5 tahun. Dia menjelaskan awal mula hatinya tergerak membangun musala di Polsek Kelayang sekitar tahun 2016 akhir hingga awal 2017.

Berawal dari kehidupan para anggotanya yang mayoritas muslim dan taat beribadah, tapi harus berjalan cukup jauh ke musala dari Polsek. Tak hanya itu, hatinya semakin terenyuh ketika ada warga datang ke Polsek karena ada suatu urusan, lalu bertanya tempat untuk salat.

"Kalau ada tamu kita yang datang ada yang nanya 'dimana pak tempat salat?' karena di kantor waktu itu belum ada. Jadi anggota kita pun waktu itu yang di Polsek 85% itu muslim, ya di situ timbul ide mau buat musala. Kita tawarkan dengan anggota dengan kanit-kanit, ya mereka menyambut baik," kata AKP Buha.

Setelah disambut baik oleh para anggotanya, lalu AKP Buha berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Gayung bersambut, masyarakat mendukung idenya hingga beberapa warga yang mampu secara ekonomi membantu berdonasi.

Mengawali rencana pembangunan, pria asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, itu merogoh kocek dari dompet sendiri untuk modal bangun musala itu. Semakin banyak yang tahu pembangunan itu, masyarakat tak berhenti berdonasi uang dan tenaga untuk gotong royong mendirikan musala di Polsek Kelayang.

"Jadi didirikan terus dari mulai gali pondasi sampai selesai keramik, sampai toa, sampai tempat wudu nggak berhenti pembangunannya itu," ucapnya.

Musala selesai dibangun, atas kesepakatan bersama anggota dan warga musala itu diberi nama Al-Ikhlas. Sebab musala itu dibangun daripada keikhlasan para donatur, baik personel Polsek Kelayang maupun masyarakat.

"Namanya itu pun kita buat Al-Ikhlas, karena kita merasa untuk membangun itu ikhlas semua, anggota kita maupun masyarakat yang ikut berpartisipasi ikhlas," ujarnya.

Hingga kini musala itu selalu dimanfaatkan untuk salat para anggota dan masyarakat di Polsek Kelayang. AKP Buha yang kini hampir 5 tahun berpindah tugas sebagai Kasat Binmas Polres Inhu itu merasa senang karena Musala Al-Ikhlas makmur dipakai para anggota dan masyarakat di Polsek Kelayang.

(fas/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads