Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Manfaat ini pun turut dirasakan oleh seorang mahasiswa di salah satu universitas di Kota Tangerang, Dyno Yan Malmteens (24).
Dyno merupakan peserta JKN yang didaftarkan Pemerintah Daerah Kota Tangerang melalui APBD. Ibunya, Umsilawati (50) menceritakan pengalamannya saat mebawa anaknya yang memiliki keluhan sakit di bagian ulu hati beberapa waktu lalu.
"Awalnya dia bilang ulu hatinya sakit, tapi masih ditahan, mungkin sakit maag. Ternyata lama kelamaan semakin mengganggu, sampai tidak bisa kuliah dan beraktivitas yang lain. Akhirnya, saya bawa periksa ke Puskesmas. Setelah menjalani pemeriksaan ternyata anak saya harus mendapatkan penanganan yang serius, dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang untuk segera mendapatkan penanganan. Hasil diagnosa dokter anak saya terkena infeksi saluran kemih," ujar Umsilawati dalam keterangan tertulis, Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang akrab disapa Wati ini mengatakan program JKN membantu ia dan keluarga terjamin dalam hal pembiayaan di fasilitas kesehatan. Wati mengaku ia dan keluarga tetap bisa berobat menggunakan kartu JKN meski memiliki penghasilan yang tidak menentu.
Dengan Program JKN, Wati menyebut dirinya tak perlu lagi memikirkan biaya iuran perbulan. Ia mengaku bersyukur pemerintah turut memperhatikan kesejahteraan keluarganya melalui Program JKN.
"Betapa bersyukur dan berterima kasihnya saya kepada Pemerintah Kota Tangerang karena telah menanggung jaminan kesehatan saya dan keluarga. Terlebih saya memang telah melihat sendiri seberapa besar manfaatnya. Pelayanan Program JKN selama anak saya menjalani pengobatan sangatlah baik, sesuai dengan kebutuhan medis, praktis dan berkualitas. Untung saja petugas kelurahan memberitahukan kami sekeluarga ditanggung jaminan kesehatan oleh Pemerintah Kota Tangerang," ungkap Wati.
Lebih lanjut, Wati mengungkapkan Program JKN saat ini juga semakin memudahkan pesertanya dalam mengakses layanan kesehatan. Kemudahan ini ia rasakan saat dirinya mengantar anak berobat ke Puskesmas.
Wati mengatakan sudah sejak lama Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik putranya hilang, namun ia mencoba menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dyno untuk mendaftar. Meski hanya menyertakan KTP, mereka tetap dilayani dengan baik oleh petugas dari puskesmas.
Selain itu, Wati menyebut dirinya juga tidak diminta fotokopi KTP atau Kartu JKN, begitu pula saat mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dari pengalamannya, ia menyayangkan jika masih ada masyarakat yang menganggap sulit menggunakan kartu JKN saat berobat.
"Waktu di Puskesmas kami hanya menunjukkan KTP saja dan langsung dilayani dengan baik. Saat dirujuk ke rumah sakit pun sama saja, hanya pakai KTP. Pelayanan peserta JKN di fasilitas kesehatan sekarang lebih mudah, tidak ribet, tidak dibeda-bedakan. Terkait berita negatif yang sering kita dengar tentang pelayanan buruk JKN ternyata tidak benar. Semua pelayanan peserta di fasilitas kesehatan menggunakan JKN berjalan optimal dan itu telah saya buktikan sendiri. Manfaat yang saya terima sangat besar," imbuh Wati.
Wati pun berharap program JKN dapat terus berjalan, khususnya di Kota Tangerang. Hal ini dikarenakan telah banyak masyarakat yang terbantu dengan adanya program ini.
Menurutnya, program JKN juga memiliki banyak manfaatnya sehingga harus dipertahankan. Wati juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk Program JKN.
(ncm/ega)