Kena Sabetan Usai Tolak Perang Sarung, Mata Bocah di Lebak Buta

Kena Sabetan Usai Tolak Perang Sarung, Mata Bocah di Lebak Buta

Fathul Rizkoh - detikNews
Rabu, 19 Apr 2023 16:26 WIB
Beautiful blond woman with painted eye
Ilustrasi Mata (Thinkstock)
Lebak -

Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun dari Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Lebak, Banten, mengalami kebutaan di mata sebelah kiri. Hal ini terjadi setelah korban menolak ajakan perang sarung oleh temannya dan berujung terkena sabetan sarung.

Sepupu korban bernama Desi Nurlaeli mengatakan insiden ini terjadi pada (14/4/2023), sekitar pukul 23.30 WIB. Korban sudah berulang kali menolak ajakan perang sarung hingga pergi ke masjid untuk menghindar. Tapi 7 temannya tetap menunggu korban pulang dari masjid untuk mengajak perang sarung.

"Korban ke masjid nunggu situasi aman dan berharap nggak ditungguin sama teman-temannya. Tapi pas pulang dari masjid sekitar pukul 23.30 WIB, di kampung bulan puasa gini masih ramai yah, nah ternyata (pulang dari masjid) masih ditungguin buat ikut perang sarung," kata Desi kepada wartawan dimintai keterangan, Rabu (19/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desi menjelaskan, teman korban tidak terima ajakan perang sarungnya ditolak. Korban pun mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya. Korban disabet sarung hingga mengenai area pelipis wajah.

Setelah itu korban ditantang melakukan perang sarung satu lawan satu. Korban kembali menolak dengan alasan tidak membawa sarung.

ADVERTISEMENT

Teman korban yang tidak terima alasan itu kemudian mengepung korban. Saat itu korban disabeti sarung hingga mengenai mata sebelah kiri.

"Pas jawab 'nggak mau' korban ditempeleng, dipukul pakai sarung dan kena pelipis mata, posisi korban nggak pegang sarung dan ini belum perang sarung. Sempat diajak duel, korban menang tapi temen-temennya nggak terima, terus korban dipegangin sama dua orang, dari belakang ada yang nyabet sarung mengenai mata korban," jelasnya.

Menurut Desi, korban pulang ke rumah dengan kondisi mata berdarah. Malam itu juga keluarganya membawa korban ke RSUD Adjidarmo di Rangkasbitung.

Di rumah sakit, korban dirujuk ke Serang. Lantaran keluhan ini tidak bisa menggunakan BPJS sementara keluarga tidak ada biaya pengobatan, mereka pun kembali pulang ke rumah.

"Kita tanya dulu bisa pakai BPJS nggak, ternyata nggak bisa. Kita bingung nggak ada biaya. Korban ini anak yatim, ibunya cuma pembantu," tambahnya.

Desi menjelaskan, kondisi mata korban makin parah setiap harinya. Mata korban tidak hanya keluar darah, tapi juga bernanah dan mengeluarkan bau tak sedap.

Pihak keluarga kemudian mencari cara untuk segera mengobati korban. Keluarga dari Jakarta merekomendasikan korban untuk dirawat dan biayanya dibantu oleh yayasan swasta di sana. Korban pun menjalani operasi mata.

"Dokter yang memvonis mata korban buta. Iya operasi biar kondisinya nggak semakin buruk, karena udah parah banget bernanah dan bau lukanya," tambahnya.

Keluarga Belum Lapor Polisi

Desi menjelaskan, keluarga belum melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum. Keluarga masih menunggu iktikad baik pelaku kepada korban.

Menurut Desi, keluarga korban sudah mencoba mendatangi pihak pelaku. Tapi pihak pelaku hanya menganggap kasus ini sebagai hal biasa selayaknya bercanda pada anak-anak.

"Keluarga ingin kejadian ini diusut, ingin pelaku dapat efek jera. Sampai sekarang keluarga pelaku belum kelihatan iktikad baiknya. Buat aparat penegak hukum kami berharap jangan menganggap kasus ini sepele juga, jangan seolah-olah nanti juga sembuh. Padahal mata korban sudah sampai buta," pungkasnya.

(isa/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads