Salah seorang pejalan kaki, Endang Indrajaya (64) menyebut pelican crossing membantu para pejalan kaki yang ingin menyebrang dari Jl Suryo menuju Jl Wolter Monginsidi.
"Penyeberangannya ya membantu ya karena kalau nggak ada ini repot, karena di sini lancar (aktivitas kendaraanya) tapi kalau ada lampu penyeberangan kita bisa menunggu lampu itu," kata Endang Indajaya saat ditemui di Simpang Santa, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Dia mengatakan pejalan kaki tak perlu lagi menunggu lama jika ingin menyeberang, melainkan hanya perlu menekan lampu penyeberangan yang sudah disediakan. Namun, dia menyebut para pejalan juga harus hati-hati karena volume kendaraan yang semakin padat di Simpang Santa.
"Kalau pejalan kaki jadi harus hati-hati, karena di sini padat, jalannya padat, nyebrang itu agak susah terutama di sini (Jl suryo) lancar banget kendaraan karena mobil, kendaraan, cepat jadi kalau mau nyebrang itu harus hati-hati untung di kasih lampu penyeberangan," ujarnya.
Dia menyebut volume kendaraan di persimpangan Santa jauh lebih padat setelah rekayasa lalu lintas dilakukan. Menurutnya, kendaraan kini memenuhi ruas Jl Wolter Monginsidi lantaran kendaraan dari Jl Wijaya I tak bisa langsung belok ke Jl Kapten P Tendean.
"Ini jadi agak macet karena di Santa ini jadi numpuk gitu, di Santa ini karena banyak pengusaha gitu, banyak parkir-parkir mobil jadi macetnya di sini sama mungkin yang agak kecewa dari Jalan Wijaya, harusnya dia dari jauh-jauh mau ke sini, mau ke kanan nggak bisa, jadinya kan ke kiri, ke kiri kan harus di Jl Gunawarman," ucapnya.
Dia berharap petugas Kepolisian maupun Dinas Perhubungan (Dishub) DKI dapat rutin berjaga mengatur lalu lintas di Simpang Santa. Menurutnya, volume kendaraan yang melintas di Simpang Santa akan jauh lebih padat usai Lebaran.
"Karena kalau nggak dijaga itu nanti, ini kan udah masuk hari libur nih, nanti setelah lebaran mungkin lebih parah lebih banyak kendaraan lagi kan karena mereka pada pulang lagi ke Jakarta," ujarnya.
Pejalan kaki lainnya, Muji (25) juga mengutarakan hal senada. Muji merasa terbantu untuk menyeberang ke Jl Wolter Monginsidi dari Jl Suryo dengan adanya pelican crossing.
"Membantu sih," ujar Muji.
Dia mengatakan dirinya harus menunggu lampu lalu lintas di simpang Santa berubah menjadi lampu merah untuk menyeberang saat lampu penyeberangan itu belum dipasang. Sebagai informasi, lampu lalu lintas di simpang Santa yang berada di ruas Jl Wijaya dan Jl Kapten P Tendean kini tak lagi berfungsi.
"Karena kan kita harus nunggu dulu ya, nunggu lampu merah itu kan terlalu lama karena ada ini (lampu penyeberangan) ya sangat membantu," ujarnya.
Dishub Buka Suara
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menjelaskan alasan membongkar trotoar pejalan kaki dan jalur sepeda di Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo, atau Simpang Santa, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal tersebut untuk mengurai kemacetan dan menambah kenyamanan warga yang berlalu lintas.
"Penataan tersebut dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," kata Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo dilansir Antara, Minggu (16/4).
Menurut Dishub DKI Jakarta, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, semakin banyak pula aktivitas masyarakat di luar rumah.
"Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan berbagai langkah cepat yang dibarengi evaluasi, sehingga kebijakan efektif dan tepat sasaran," ujar Syafrin.
Setelah melalui kajian bersama Satlantas Polda Metro Jaya, diputuskan untuk membuka ruas jalan yang tidak dipakai untuk kendaraan melintas atau jalan idle sebagai akses kendaraan.
Kemudian, Dinas Bina Marga (DBM) DKI melakukan penyesuaian pada trotoar dengan melakukan pemasangan ramp yang menyesuaikan kemiringan trotoar dan diaspal sehingga jalan idle dapat dilintasi kendaraan.
Saat ini, kata Syafrin, Pemprov DKI Jakarta terus memantau kondisi lalu lintas di Simpang Santa untuk kemudian dikaji lebih lanjut. Dishub DKI Jakarta juga telah menurunkan sejumlah personel untuk mengawasi pergerakan lalu lintas di persimpangan Santa usai ditata.
Dishub DKI juga telah melakukan pertemuan dengan beberapa komunitas seperti Koalisi Pejalan Kaki, Bike to Work, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Road Safety Asociation, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) di Simpang Santa pada Minggu pagi.
Dalam pertemuan tersebut, Dishub DKI memberikan penjelasan terkait tujuan dilaksanakannya penataan Simpang Santa dan akan dilaksanakan penataan kembali terhadap fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut.
"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya. Sehingga bagi pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang tetap memenuhi prinsip pergerakan yang selamat, aman, nyaman, dan menerus," jelas Syafrin.
(yld/yld)