Usai Ramai Dikritik, Kini Ada Pelican Crossing untuk Pejalan Kaki di Santa

Mulia Budi - detikNews
Senin, 17 Apr 2023 09:05 WIB
Foto: Mulia Budi/detikcom
Jakarta -

Perubahan trotoar di persimpangan sekitar Pasar Santa, Jakarta Selatan, menjadi jalan raya menuai kritikan. Kini, ada pelican crossing untuk pejalan kaki di Pasar Santa.

Pantauan detikcom di lokasi, Senin (17/4/2023), pukul 08.07 WIB, ada lima lampu penyeberangan baru yang kini terpasang di Simpang Santa. Dua lampu penyeberangan berada di sisi kanan Jl Wolter Monginsidi, dua lampu berada di ruas kiri Jl Wolter Monginsidi dan satu lampu berada di Jalan Suryo.

Berdasarkan pantauan detikcom sejak pukul 08.00 WIB pagi ini belum terlihat adanya pesepeda yang melintas di sekitar lokasi. Sementara itu, lampu lalu lintas yang semula berada di ruas Jl Wijaya I tampak dicopot. Lampu lalu lintas di pertengahan simpang Santa dari arah Jl Kapten P Tendean juga terlihat mati.

Beton penutup untuk menghalau pengendara agar tak belok dari Jl Wijaya I menuju Jl Kapten P Tendean juga masih terpasang. Beton itu tersusun rapi dari persimpangan sampai pos polisi.

Tak ada kendaraan yang menerobos beton barrier penutup jalan tersebut. Kendaraan dari Jl Wijaya I tampak belok ke Jl Wolter Monginsidi, kemudian kendaraan dari Jl Suryo juga tak belok menuju Jl Wijaya I melainkan lurus menuju Jl Kapten P Tendean.

Lalu lintas di persimpangan santa terpantau ramai lancar. Petugas dari kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI tampak mengatur lalu lintas.

Para petugas tampak melambaikan tangan kepada para pengendara. Mereka mengimbau para pengendara agar melaju dengan kecepatan normal.


Kritikan Warga

Komunitas Bike To Work atau B2W Indonesia yang menilai trotoar yang diubah jadi jalan raya tidak tepat. Menurutnya jalur sepeda efektif mengendalikan macet.

"Pengembangan lajur sepeda di Jakarta adalah yang paling progresif di dunia saat ini, jadi seharusnya dipertahankan dan diperluas secara massif di seluruh wilayah kota. Apa pun yang dilakukan DKI Jakarta akan menjadi benchmark bagi kota-kota lain tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Lajur sepeda selain sebagai penanda kemajuan peradaban kota, juga sangat efektif mengendalikan kemacetan dan emisi kendaraan," kata Ketua Umum B2W Indonesia Fahmi Saimima dalam keterangannya.

Sementara itu, Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfres Sitorus mengkritik pembongkaran trotoar yang dijadikan jalan raya. Menurutnya penghancuran jalan raya sebagai langkah kemunduran.

"Apa yang sudah dikembangkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, hendaknya dipertahankan dan jangan set back agar masyarakat terfasilitasi dengan baik untuk memanfaatkan non-motorized mobility, terutama berjalan kaki. Penghancuran trotoar menjadi jalan raya, jelas langkah set back," ujarnya.


Dishub Buka Suara

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menjelaskan alasan membongkar trotoar pejalan kaki dan jalur sepeda di Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo, atau Simpang Santa. Hal tersebut untuk mengurai kemacetan dan menambah kenyamanan warga yang berlalu lintas.

"Penataan tersebut dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," kata Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo dilansir Antara, Minggu (16/4/2023).

Menurut Dishub DKI Jakarta, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, semakin banyak pula aktivitas masyarakat di luar rumah.

"Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan berbagai langkah cepat yang dibarengi evaluasi, sehingga kebijakan efektif dan tepat sasaran," ujar Syafrin.

Setelah melalui kajian bersama Satlantas Polda Metro Jaya, diputuskan untuk membuka ruas jalan yang tidak dipakai untuk kendaraan melintas atau jalan idle sebagai akses kendaraan.

Kemudian, Dinas Bina Marga (DBM) DKI melakukan penyesuaian pada trotoar dengan melakukan pemasangan ramp yang menyesuaikan kemiringan trotoar dan diaspal sehingga jalan idle dapat dilintasi kendaraan.

Saat ini, kata Syafrin, Pemprov DKI Jakarta terus memantau kondisi lalu lintas di Simpang Santa untuk kemudian dikaji lebih lanjut. Dishub DKI Jakarta juga telah menurunkan sejumlah personel untuk mengawasi pergerakan lalu lintas di persimpangan Santa usai ditata.

Dishub DKI juga telah melakukan pertemuan dengan beberapa komunitas seperti Koalisi Pejalan Kaki, Bike to Work, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Road Safety Asociation, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) di Simpang Santa pada Minggu pagi.

Dalam pertemuan tersebut, Dishub DKI memberikan penjelasan terkait tujuan dilaksanakannya penataan Simpang Santa dan akan dilaksanakan penataan kembali terhadap fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut.

"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya. Sehingga bagi pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang tetap memenuhi prinsip pergerakan yang selamat, aman, nyaman, dan menerus," jelas Syafrin.

Saksikan Video 'Kartini Kisam, Kisah Pelestari Tari Topeng Betawi':







(yld/yld)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork