Polisi: Sopir Taksi Alami Halusinasi usai Dicekoki Kecubung oleh Perampok

Polisi: Sopir Taksi Alami Halusinasi usai Dicekoki Kecubung oleh Perampok

Wildan Noviansah - detikNews
Sabtu, 15 Apr 2023 03:28 WIB
Polisi menangkap perampok yang cekoki sopir taksi memakai kecubung. Para pelaku lalu membuang korban di Tol Jagorawi hingga tertabrak kendaraan lain dan tewas. (Wildan N/detikcom)
Polisi menangkap perampok yang cekoki sopir taksi memakai kecubung. Para pelaku lalu membuang korban di Tol Jagorawi hingga tertabrak kendaraan lain dan tewas. (Wildan N/detikcom)
Jakarta -

Polisi mengungkap kasus perampokan sopir taksi online, Suprapto (46) yang tewas tertabrak di Tol Jagorawi usai dicekoki kecubung oleh para pelaku. Polisi mengungkap efek kecubung membuat korban mengalami halusinasi hingga ia mengalami kecelakaan saat berjalan di Tol Jagorawi.

Hal itu diungkap oleh Kabid Kimbiofor Puslabfor Polri Kombes Wahyu Marsudi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/4/2023). Wahyu mengungkapkan kecubung tersebut bukan faktor penyebab kematian korban. Akan tetapi, kecubung tersebut menimbulkan efek halusinasi terhadap korban.

"Jadi kalau dia makan sekitar 63.750 mg atau dikonversi ke gram itu 6,3 kg, itu mungkin baru mati. Tapi logis tidak kalau 6,3 kg (kecubung) dicampur dalam makanan? Tentunya kan tidak logis. Kalau tadi disampaikan oleh Kasubdit Resmob, itu nyambung bahwa kecubung itu dicampurkan tidak untuk mematikan, tapi membuat halusinasi, kemudian mengantuk, dan sebagainya," jelas Wahyu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyu menjelaskan pihaknya melakukan pemeriksaan pada lambung jasad korban untuk mengetahui apa saja kandungan zat berbahaya pada tubuh korban. Puslabfor melakukan berbagai tahapan mulai dari hipotesa, metode conway, dan metode mikrodifusi yang ditunjang dengan peralatan yang sudah terkalibrasi dan terakreditasi.

Tak Ditemukan Alkohol-Racun Arsenik

Puslabfor awalnya melakukaan pemeriksaan untuk mengetahui apakah pada tubuh korban terkandung pestisida. Dari hasil pemeriksaan tidak terdeteksi adanya pestisida.

ADVERTISEMENT

"Kemudian kita lanjutkan, kita periksa alkohol karena itu (awalnya diduga korban) laka lantas dan ternyata tidak terdeteksi adanya alkohol," katanya.

Termasuk juga memeriksa kandungan arsenik dan sianida. Namun tidak ditemukan adanya 2 zat berbahaya itu pada tubuh korban.

"Kemudian kita juga lakukan pemeriksaan arsen (arsenik), juga tidak terdeteksi. Kemudian kita lanjut ke sianid (sianida), kalau sekarang lagi marak, kasus sianid, ternyata juga tidak terdeteksi. Maka kita kembangkan lagi pemeriksaan terhadap kandungan kimia atau bahan obatnya.

Racun Kecubung

Hingga kemudian Puslabfor menemukan adanya kandungan skopolamin dan antropin. Hasilnya cocok dengan dugaan penyidik kepolisian.

"Setelah kita lakukan detil terhadap kandungan kimia, terdeteksi adanya skopolamin dan atropin, ini nyambung. Nyambung dengan tadi yang diduga oleh penyidik, bahwa yang bersangkutan kemungkinan keracunan kecubung karena kecubung itu bahan aktifnya adalah skopolamin," katanya.

Skopolamin memiliki rumus kimia C17H21NO4. Skopolamin digunakan sebagai obat golongan antikolinergik yang digunakan untuk mencegah mual, muntah akibat mabuk perjalanan yang bahan bahannya dari alam. Skopolamin bekerja langsung mengenai susunan syaraf pusat.

"Selain memiliki efek menenangkan, dia juga mempunyai efek samping yaitu mulut kering, pusing, gelisah, kejang kejang, mengantuk, gangguan pada mata berat, sulit bernafas, dan detak jantung makin meningkat, demam, serta berhalusinasi," ujarnya.

(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads