Mantan penyidik Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku prihatin atas kondisi lembaga antirasuah itu. Novel mengatakan upaya pelemahan terhadap KPK makin menjadi.
"Kalau kita lihat sekarang ini, tentunya kita prihatin melihat kondisi KPK, kenapa? Pelemahan KPK sudah sedemikian sempurna," kata Novel kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Senin (3/4/2023).
Hal itu diucapkan Novel selepas menghadiri sidang perdana Haris Azhar dan Fatia terkait kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Novel menyinggung soal fenomena korupsi di sektor sumber daya alam (SDA).
"Kita bisa lihat ketika KPK di tahun 2014, 2015 itu banyak concern terkait dengan masalah korupsi di sektor SDA, itu tekanannya banyak sekali, baik dari parlemen, politisi, dan dari penegak hukum lain," jelas Novel.
Novel juga menyinggung soal dalih pemecatan dirinya dari KPK. Seperti diketahui, Novel bersama 56 pegawai KPK lainnya dipaksa meninggalkan KPK karena dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Sehingga saya pun ketika dikeluarkan dari KPK dengan proses TWK, TWK-an itu ya itu kemudian saya juga membuat podcast. Karena saya juga ingin ikut melakukan edukasi ke masyarakat dan juga menyampaikan fakta-fakta ke masyarakat agar masyarakat itu tidak kemudian putus asa dengan situasi ini," ucapnya.
Dia menuturkan pemberantasan korupsi merupakan hal yang penting. Menurutnya, hal tersebut juga merupakan kepentingan bersama.
"Kita ingin semua orang peduli karena kepentingan pemberantasan korupsi itu kepentingan kita semua dan kita berharap kalau korupsi semakin bisa dieliminir tentunya kepentingan negara jadi lebih bagus lagi," imbuhnya.
Simak juga Video 'Ronald Worotikan Jadi Plt Direktur Penyelidikan KPK Gantikan Brigjen Endar':
(jbr/dhn)