Pengeroyok Siswa SMA Insan Cendekia Tak Dikeluarkan, Kepsek: Kita Bina

Pengeroyok Siswa SMA Insan Cendekia Tak Dikeluarkan, Kepsek: Kita Bina

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Sabtu, 01 Apr 2023 16:04 WIB
SMP-SMA Insan Cendekia Sentul, Bogor.
SMP-SMA Insan Cendekia Sentul, Bogor. (Rizky Adha Mahendra/detikcom)
Bogor -

Pihak SMA Insan Cendekia Bogor melakukan pembinaan terhadap delapan siswa yang diduga mengeroyok siswa kelas X. Kedelapan siswa tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah.

"Apakah anak-anak yang melakukan pemukulan sudah dihukum sekolah? Iya. Bagaimanapun alasannya, itu kan melakukan pemukulan salah. itu sudah kita bina, saat ini sedang menjalani pembinaan," kata Kepala SMA Insan Cendekia, Alfian Adi, saat dihubungi detikcom, Sabtu (1/4/2023).

Pihak sekolah sempat mencoba memediasi kedua belah pihak. Mereka dipertemukan dan dicarikan solusi permasalahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tidak menemukan titik terang, pihak sekolah menyerahkan kelanjutan permasalahan tersebut kepada kedua belah pihak. Namun sementara ini, siswa yang menjadi korban maupun pelaku pengeroyokan tidak dikeluarkan dari sekolah.

"Akhirnya di hari Selasa ini kita tidak tahu kebenarannya mana, akhirnya anak-anak kita putuskan bahwa ya sudah saling bermaafan. Kemudian tidak ada yang kami keluarkan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi semuanya kita bina sampai hari ini status kedua belah pihak anak yang bertengkar itu, masih menjadi siswa kami. Tidak ada dikeluarkan dari sekolah," sambungnya.

Baca selanjutnya: kondisi terkini korban....

Simak juga Video: Heboh Video Pengeroyokan Lukai Remaja di Yogyakarta, Pelaku Diburu

[Gambas:Video 20detik]




Kondisi Terkini Korban

Sebelumnya, siswa kelas X SMA Insan Cendekia, Sentul, Bogor, dikeroyok teman-temannya di asrama usai dituduh mencuri. Korban disebutkan mengalami patah tulang hidung dan memar-memar usai dikeroyok tersebut.

"Kondisi terakhir korban, ditemukan bagian tulang hidung patah pada saat dilakukan rontgen 2D di RS EKA Hospital Cibubur," kata Fahrurozi melalui keterangannya.

Kondisi tersebut disebut per tanggal 27 Maret 2023 kemarin. Rontgen dilakukan karena korban merasakan keluhan dan melihat hidung bengkok.

"Di mediasi yang dilakukan, kami minta diberikan ganti rugi atas apa yang terjadi pada anak kami, para orang tua pelaku di mediasi terakhir melalui pertemuan online, menyanggupi untuk memberikan ganti rugi biaya pengobatan," ujarnya.

Pengeroyokan itu terjadi setelah korban dituduh mencuri. Korban akhirnya terpaksa mengakui hal yang tidak diperbuatnya karena tidak kuat mendapatkan pemukulan dari para pelaku.

"Setelah dia dipukulin dan anak saya merasa terancam nyawanya dia akhirnya terpaksa mengaku, bahwasanya dia mengaku mencuri," katanya.

Namun, pengakuan mencuri itu tak berarti apa-apa. Korban justru tambah dikeroyok habis-habisan hingga babak belur.

"Sayangnya lagi, setelah dia mengaku mencuri malah dikeroyok oleh 8 orang itu. Pertama ada tiga orang bergantian, kemudian sisanya gantian mukul dan ramai-ramai," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(rdh/mea)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads