Hoegeng Awards 2023

Cerita Tentang Kombes Darmanto: Penuh Kesederhanaan dan Tolak Jabatan Tinggi

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 15 Mar 2023 15:06 WIB
Foto: Kabag Diklat Setukpa Lemdiklat Polri Kombes Darmanto. (dok. istimewa)
Jakarta -

Kombes Darmanto menjadi salah satu polisi berpangkat perwira menengah (pamen) yang diusulkan pembaca detikcom, menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2023. Perwira yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Latihan Sekolah Pembentukan Perwira (Kabagdiklat Setukpa) ini disebut menolak kesempatan sekolah jenderal dan jabatan yang dikenal 'basah', serta memilih mengajar di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

Salah satu pengusul adalah Sarijo (50), warga Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berikut cerita Sarijo tentang Kombes Darmanto yang dikirimkan lewat formulir online di tautan http://dtk.id/hoegengawards2023, Senin (13/3/2023):

Saya kenal Pak Darmanto sudah lama, sekitar 2005, waktu Pak Darmanto Kapolres Kulonprogro. Saya rewang atau sekadar sering disuruh membantu yang di rumah tangga.

Menurut saya, Pak Darmanto orangnya apa adanya saja, sederhana banget, rumah pribadinya juga jelek, sangat-sangat sederhana, sempit. Kalau ada anggota yang silaturahmi pun kadang duduknya di luar karena sempit.

Dia itu yang ditonjolkan bukan kekayaan, tapi arif dan bijaksana. Yang diutamakan berbakti kepada Allah SWT, yang dipikirkan untuk bekal di masa depan.

Sewaktu dikasih uang dari perusahaan untuk penghargaan, nggak diterima. Buka uangnya saja nggak mau, lihat uangnya saja nggak mau dia. Dia tidak mau terima penghargaan, meskipun dia dikasih penghargaan karena arifnya, banyak yang sayang mungkin.

Beliau masih suka silaturahmi dengan warga kalau Jogja, walaupun sudah pindah dinas, naik mobil bututnya. Saya merasa sekelas pejabat ya kurang layak lah mobilnya. Ibarat pewayangannya itu Semar Ngejowantah.

Maaf kata, saya juga heran polisi itu kan rata-rata, maaf kata, seperti 'itu'. Kok ini beda sendiri. Dia pernah cerita setelah jadi kombes ini, untuk sekolah lagi dan naik pangkat, nggak mau Pak Darmanto.

detikcom mewawancarai Sarijo untuk menggali lebih dalam ceritanya soal Kombes Darmanto. Sarijo mengatakan Kombes Darmanto pernah bercerita soal ketidakmauannya mengejar pangkat lebih tinggi kombes, yakni jenderal.

"Setelah jadi kombes ini, untuk sekolah lagi, naik pangkat, (Darmanto) ndak mau, 'Sudah cukup saya mengemban amanah, dulu sewaktu ngobrol itu. 'Bukan berarti saya ndak mau jabatan, tapi yang terpenting pelayanan masyarakat, integritas, akuntabel dan transparansi', dulu pernah bilang gitu," kata Sarijo menirukan ucapan Darmanto kepadanya.

"'Ndak perlu jabatan karena rejeki yang atur Allah. Kita dapat rejeki itu dari seribu cara, bisa bertani, bikin edukasi, bisa usaha lainnya', pernah bilang seperti itu," sambung Sarijo.

Sarijo menceritakan awal mula dirinya bersedia membantu mengurus rumah Kombes Darmanto sewaktu masih berdinas di Kulonprogo, 18 tahun silam. Sarijo menegaskan dirinya membantu bersih-bersih rumah Darmanto pun tanpa imbalan uang, karena memang dirinya ingin membuktikan kebaikan Darmanto sungguh-sungguh atau hanya pencitraan.

"(Bersih-bersih) rumah pribadi. Kami ikut itu dulu karena orangnya bijaksana, kalau melihat kaum duafa, anak-anak kecil yang terlantar itu ndak pernah didiamkan, dia terpanggil hatinya. Kok lama-lama saya simpati, kok apik banget gitu loh. Awal saya ikut beliau karena itu. Saya merewangi pun tanpa pamrih juga. Saya itu sedikitnya mau tahu jejaknya gitu," ungkap Sarijo.

Soal kejujuran Darmanto, ada satu peristiwa yang pernah dialami sendiri oleh Sarijo. Dia menyebut kenangan itu membekas.

"Pernah salah satunya dulu sewaktu dikasih uang penghargaan dari perusahaan, itu tidak diterima," kata Sarijo.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Bripka Sandi Dirikan Sekolah Gratis di Sukabumi: Amanat Ortu






(aud/fjp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork