Penurunan angka pengangguran di Kota Cilegon mengalami progres yang signifikan. Sebelumnya, Kota Cilegon berada di urutan ke-7, namun kini berada di urutan ke-4 pengentasan angka pengangguran di Provinsi Banten.
Adapun rata-rata penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yakni 2 persen per tahun sehingga di 2022, angka penganggurannya tersisa 8,10 persen dari sebelumnya 10,13 persen. Atas dasar ini, Kota Cilegon tidak termasuk kategori darurat pengangguran.
Hal terungkap pada acara diskusi ketenagakerjaan yang digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon dalam rangka membahas skema dan program penurunan angka pengangguran, Jumat (24/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plt Kepala Disnaker Kota Cilegon Panca N Widodo mengatakan angka TPT di Kota Cilegon secara konsisten terus mengalami penurunan signifikan. Hal tersebut menunjukkan program Pemerintah Kota Cilegon berjalan efektif.
"BPS (Badan Pusat Statistik) sudah menunjukkan angka-angka yang dapat dipertanggungjawabkan. Jika ada angka berbeda yang dikabarkan kini banyak beredar di masyarakat, maka saya pastikan itu bukan dari BPS atau Disnaker. Jadi, Kota Cilegon saat ini baik-baik saja, tidak dalam kondisi darurat pengangguran, ini juga ditegaskan BPS," kata Panca dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/2/2023).
Dalam menangani pengangguran, Disnaker Kota Cilegon juga menggandeng para stakeholders untuk berkolaborasi melalui diskusi rutin setiap tiga bulan. Diskusi tersebut merupakan bagian dari upaya Pemkot Cilegon dalam mengatasi masalah pengangguran dengan dukungan dan keterlibatan para stakeholders di antaranya tokoh masyarakat, akademisi, aktivis ketenagakerjaan, organisasi kepemudaan, Karang Taruna dan anggota DPRD Kota Cilegon.
Sementara itu, Kabid Penempatan Kerja Disnaker Kota Cilegon Hidayatullah menyebut pihaknya akan terus mendorong penanganan masalah pengangguran sesuai perintah dan arahan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian.
"Pak Wali (Helldy Agustian-red) sangat konsen dalam urusan ini (Pengangguran-red). Jadi, kami akan laksanakan sebaik mungkin, termasuk program diskusi tiga bulanan ini. Di mana, forum diskusi ini diharapkan dapat menggali solusi-solusi atas persoalan yang terjadi dilapangan. Alhamdulillah, output-nya terlihat dari terus menurunnya angka pengangguran di Kota Cilegon. Jadi, kalau ada yang mengatakan bahwa Kota Cilegon darurat pengangguran, itu salah besar. Faktanya, angka pengangguran di Kota Cilegon terus turun," ungkapnya
Hidayatullah menilai upaya menurunkan angka pengangguran mendapat respons positif dan dukungan dari para stakeholders di Kota Cilegon.
"Program pengentasan pengangguran melalui peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dengan pelatihan, pengembangan UMKM, penempatan kerja dan kerjasama lain dengan industri akan terus kami maksimalkan," tuturnya.
Di sisi lain, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon Adji Subekti menyampaikan progres penurunan angka pengangguran di Kota Cilegon tergolong sangat baik.
Hal ini terlihat dari angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2019 sebanyak 9,64 persen, dan di tahun 2020 menembus angka 12,69 persen. Sementara pada tahun 2021 sebanyak 10,13 persen dan 2022 sebanyak 8,10 persen.
"Kami sudah merilis angka pengangguran di Kota Cilegon. Penurunannya cukup signifikan. Sebelumnya ranking 7 kini menjadi ranking 4 di Provinsi Banten," ungkapnya.
"Jika ada selebaran yang beredar dan angkanya tidak selaras, maka itu bukan dari BPS," jelasnya.
Mengenai hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon Faturohmi mengatakan pihaknya akan terus mengawasi kondisi pengangguran di Kota Cilegon. Termasuk dengan melakukan monitoring ke industri di Kota Cilegon
"Kami juga terus melakukan monitoring ke industri-industri. Hal itu dilakukan, agar tenaga kerja yang diserap oleh industri itu memprioritaskan masyarakat lokal Kota Cilegon. Ke depan, proses rekrutmen tenaga kerja itu juga perlu melibatkan konsultan. Dengan demikian, maka angka pengangguran akan terus mengalami penurunan," katanya.
Senada dengan Faturohmi, Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Hasbi Sidik menyebut pihaknya juga akan terus mendorong agar industri di Kota Cilegon melakukan rekrutmen tenaga kerja secara proporsional.
"Kami akan mendorong peraturan agar perusahaan merekrut karyawannya harus orang Cilegon," terangnya.
Sementara Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Hadi mengapresiasi penguatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah dilakukan Disnaker Kota Cilegon. Menurutnya, penguatan kualitas SDM melalui program pelatihan berkelanjutan merupakan langkah yang tepat dalam rangka menjawab kebutuhan industri.
"Proses rekrutmen tenaga kerja harus diperkuat, termasuk kerjasama atau kolaborasi antara pemerintah dengan kalangan industri yang saat ini sudah sangat baik," tuturnya.
Aktivis LSM Gempar Oman pun memaparkan penguatan investasi yang datang ke Kota Cilegon juga merupakan langkah baik dalam menekan angka pengangguran.
"Kami sepakat bahwa masyarakat Kota Cilegon jangan sampai hanya jadi penonton. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama," papar Oman.
Hal yang sama pun disampaikan oleh Aktivis Forum Reformasi Industri Rizki dan Karang Taruna Kota Cilegon Mahdi Alif.