Nasib Pilu Bayi Bos Ayam Goreng Kini Jadi Yatim Piatu Usai Ibu Dibunuh

Nasib Pilu Bayi Bos Ayam Goreng Kini Jadi Yatim Piatu Usai Ibu Dibunuh

Wildan Noviansah - detikNews
Sabtu, 18 Feb 2023 10:54 WIB
Bayi bos ayam goreng diculik usai ibunya dibunuh di Bekasi.
Polisi menyelamatkan bayi bos ayam goreng yang diculik setelah ibunya dibunuh di Bekasi. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Nasib pilu dialami bayi inisial A (1,5), anak MIM (29), wanita bos ayam goreng yang tewas dibunuh di Bekasi. Bayi A, yang masih butuh perhatian ibu, kini harus kehilangan ibunya selama-lamanya.

Bayi A kini menjadi yatim piatu. Ayah kandungnya meninggal lebih dahulu saat ia masih berusia 3 bulan di kandungan ibunda.

"Bayi itu anak yatim. Bapak kandungnya meninggal saat dia di kandungan, saat ibunya hamil 3 bulan," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi, Sabtu (18/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpisah, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawieny Panjiyoga mengatakan ayah kandung korban meninggal pada 2021.

"Jadi bayi itu pada saat usia 3 bulan itu bapaknya meninggal karena COVID," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Adapun suami korban saat ini, Febri Noviana, merupakan ayah tiri anak A. Febri-lah yang menemukan istrinya tewas bersimbah darah di dalam ruko ayam goreng di Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Kamis (16/2).

Dengan begitu, setelah ibunya dibunuh kedua pelaku HK (21) dan MA (14) secara sadis dengan cara dipukul hingga tewas, kini status anak A yatim piatu. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal, anak A kemudian diserahkan oleh pihak kepolisian kepada neneknya.

"Iya, yatim piatu. Diserahkan ke nenek dan tantenya. Sekarang di tangan neneknya," ujarnya.

Baca selanjutnya: bayi bos ayam goreng sempat diculik....

Simak Video: Momen Penyelamatan Bayi Bos Ayam Goreng di Bekasi yang Diculik

[Gambas:Video 20detik]




Alasan Pelaku Culik Bayi

Bayi A turut dibawa kabur pelaku setelah pembunuhan terjadi. Kedua tersangka membawa kabur bayi A karena menangis terus-terusan.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan anak tersebut terus-menerus menangis setelah ibunya dibunuh menggunakan tabung gas. Karena hal itu takut menimbulkan kecurigaan warga sekitar, akhirnya mereka kabur dengan membawa bayi itu.

"Karena anak korban (A) terus menangis, Tersangka HK dan anak MA memutuskan membawa anak korban (A) agar tidak dicurigai dan memancing warga sekitar," kata Hengki dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (17/2/2023).

Rencananya, anak korban akan dibawa ke Yogyakarta untuk dititipkan kepada saudara Tersangka. Namun niat tersebut urung karena ongkos bus tidak cukup. Akhirnya korban ditinggalkan di sebuah pos di wilayah Subang, Jawa Barat, yang jaraknya 150 meter dari lokasi penangkapan tersangka.

"Karena tidak cukup ongkosnya, yang bersangkutan turun di Subang, dan anak diletakkan di pos ronda yang dalam keadaan kosong," ujarnya.

Hengki menambahkan, selama sekitar 13 jam dalam penguasaan kedua pelaku, anak korban yang baru berusia 1,5 tahun tersebut diberi makan nasi.

"Kami tanyakan, dalam kurun waktu itu, dikasih apa. Ternyata dikasih nasi orek, menurut keterangan yang bersangkutan," imbuhnya.

Halaman 3 dari 2
(wnv/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads