Kenalkan Brigadir Indah, Pejuang Literasi dan Pelindung Anak di Lampung Timur

Hoegeng Awards 2023

Kenalkan Brigadir Indah, Pejuang Literasi dan Pelindung Anak di Lampung Timur

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Jumat, 10 Feb 2023 13:05 WIB
Dok Brigadir Indah Puspitasari
Foto: Dok Brigadir Indah Puspitasari
Jakarta -

Bagi Brigadir Indah Puspitasari, pendidikan adalah kunci menggapai masa depan yang gemilang. Bermodalkan sepeda motor, Bhabinkamtibmas Polres Lampung Timur ini rela berkeliling desa membawa buku bacaan untuk anak-anak lewat program Motor Pustaka Keliling. Dia juga kerap memberi edukasi agar anak-anak terhindar dari kekerasan seksual dan perundungan.

Tindakan Brigadir Indah itu mendapatkan dukungan dari warga di tempatnya bertugas di Desa Cempaka Nuban, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Bahkan ada warga yang tergerak hingga bersedia rumahnya dijadikan semacam rumah baca, tempat berkumpul anak-anak. Ini masih berlangsung hingga sekarang.

Brigadir Indah Puspitasari diusulkan menjadi kandidat penerima anugerah Hoegeng Awards 2023 oleh pembaca detikcom dan masyarakat melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023. Pengusulnya yaitu M Agu Irawan, petugas Humas Polres Lampung Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bu Indah adalah polwan yang baik, Bu Indah punya inovasi perpustakaan berjalan untuk anak-anak membaca. Dia bisa mengajar membaca di ruangan. Kadang membawa motor dan membawa buku-bukunya di motor untuk anak-anak baca," kata Agu dalam usulannya melalui formulir digital yang diterima detikcom, Rabu (9/2/2023).

detikcom kemudian menghubungi Agu untuk menggali lebih dalam kisah Brigadir Indah tersebut. Dia bercerita, mulanya Brigadir Indah merasa resah karena anak-anak kerap bermain gawai hingga seringkali lupa belajar. Ini berdampak pada minat baca anak yang dinilainya rendah.

ADVERTISEMENT

"Dari situ, Bu Indah bikin inovasi namanya Motor Pustaka Keliling. Jadi awalnya, dari buku-buku yang Bu Indah punya sendiri. Jadi dibawa setiap keliling, kemudian selanjutnya karena awalnya kekurangan buku, akhirnya sumbangsih dari masyarakat juga ada beberapa. Kemudian ada warga yang menyediakan tempat sebagai rumah baca juga. Jadi selain Bu Indah berkeliling, ada juga disediakan rumah baca," ujar Agu.

Agu menyebut Brigadir Indah berkeliling dengan motor dinas dan motor pribadi. Buku-buku yang dibawanya, ditaruh di dalam boks motornya.

Saat melihat ada anak-anak berkumpul, Brigadir Indah langsung menghampiri. Tak hanya mengajar membaca dan mengajak bermain, dia juga memberikan edukasi kepada anak-anak agar terhindar dari kekerasan seksual dan perundungan.

"Jadi setiap dia melihat ada anak-anak kumpul, Bu Indah berhenti dan mengajak anak-anak itu membaca. Dia mengajar membaca, bernyanyi lagu anak-anak, terus sosialisasi seksual dini," ujarnya.

Brigadir Indah mengajarkan hal-hal sederhana kepada anak-anak terkait pendidikan seksual. Misalnya saja bagian tubuh mana yang termasuk organ intim. Apa batasan-batasan antara anak laki-laki dan perempuan dan lainnya. Pengajarannya kadangkala lewat nyanyian, sehingga anak-anak cepat mengingat.

Gayung bersambut, apa yang dilakukan Brigadir Indah mendapat dukungan orang tua anak-anak itu. Dari awalnya anak-anak lebih tertarik dengan gawai, kini minat baca mereka meningkat pesat.

"Awalnya memang susah ngumpulin anak-anak. Setelah berjalan beberapa lama dengan kesabaran Bu Indah, akhirnya minat baca anak-anak bertambah. Alhamdulillah hampir semua orang tua dari anak-anak ini merespons dengan baik. Termasuk dari Kapolres dan desa juga memberikan penghargaan. Jadi respons warga pun sangat antusias gitu," ungkapnya.

Kesaksian Pemilik 'Rumah Baca'

Ninik, pemilik rumah yang digunakan sebagai 'rumah baca' bagi anak-anak di Desa Cempaka Nuban, juga bercerita tentang sosok Brigadir Indah. Selain mengajar dan mengajak membaca, rumah miliknya itu juga digunakan untuk mengaji anak-anak.

"Dia (Brigadir Indah) keliling pakai motor, kalau ada anak-anak kecil atau lagi ngobrol itu biasanya berhenti terus nawarin buku-buku. Kebetulan ada rumah baca di tempatku. Di tempat saya juga ada TPA-nya juga buat ngaji, jadi sekalian," ucap Ninik.

Anak-anak yang diajak Brigadir Indah masih duduk di sekolah dasar, berusia 7 hingga 10 tahun. Biasanya, Brigadir Indah mengajak anak-anak membaca di siang hari selepas mereka pulang sekolah.

Kegiatan itu masih berlangsung hingga kini. Dia bersama orang tua anak-anak di sana sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Brigadir Indah.

"Tadinya kan cuma main HP, dengan adanya itu dampak positifnya jadi menambah pengetahuan. Saya dan orang tua mendukung banget, intinya banyak positifnya," imbuhnya.

Berawal dari Keresahan Kemampuan Baca Anak

Dihubungi terpisah, Brigadir Indah Puspitasari menceritakan awal mula tergerak membangun kegiatan perpustakaan keliling. Dia memulainya saat menjadi Bhabinkamtimbas pada bulan Juli 2022.

"Awal pas COVID-19 itu kan banyak anak-anak yang belum pada bisa baca, karena kan pada daring. Terus inisiatif lah saya keliling sambil bawa buku, bacain cerita. Ya udah bisa baca sekarang, apalagi sekarang udah masuk sekolah," ungkapnya.

Apabila ada anak-anak yang sedang berkumpul sebanyak tiga sampai lima orang, Brigadir Indah langsung menghampiri dan mengajak membaca bersama-sama. Dia bersyukur kini telah ada juga rumah baca karena anak-anak yang berkumpul lebih banyak, bisa sampai 20 orang.

Dok Brigadir Indah PuspitasariDok Brigadir Indah Puspitasari Foto: Dok Brigadir Indah Puspitasari

Sejauh ini, Brigadir Indah merasa bersyukur upayanya menggalakkan minat baca ini terus meningkat. Namun kendalanya saat ini adalah jumlah buku yang belum bertambah. Belum ada buku baru yang dimilikinya untuk mengajak anak-anak membaca.

"Paling kalau sekarang kendala saya belum ada buku baru. Bukunya masih itu-itu aja. Awal-awal dulu pas belum ada rumah baca bukunya saya tinggal, nanti besoknya lagi saya ambil gantian saya pinjamin," terangnya.

Untuk biaya keliling menggunakan motor setiap harinya, Brigadir Indah menggunakan dana pribadinya. Kegiatan perpustakaan kelilingnya itu juga mendapatkan apresiasi dari Polres Lampung Timur.

"November kemarin saya dapat penghargaan dari Kapolres soal inovasi Bhabin itu soal perpustakaan keliling," ucapnya.

Cegah Kekerasan Anak di Desa

Sebelum menjadi Bhabinkamtibmas, Brigadir Indah pernah bertugas di Unit PPA. Hal itu juga yang membuatnya menaruh perhatian kepada isu kekerasan terhadap anak.

Sesekali Brigadir Indah memberikan edukasi terkait kekerasan seksual dan perundungan kepada anak-anak. Salah satunya dengan memberi tahu bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh.

"Kadang saya ke PAUD juga anak-anak sambil ngajarin edukasi kekerasan seksual terhadap anak itu. Ngasih tahu mana bagian mana yang nggak boleh disentuh. Sama soal bullying, karena lagi banyak kan kasus soal bullying," bebernya.

Brigadir Indah menggunakan lagu sebagai metode pengjarannya. Menurutnya, cara itu efektif dalam menyampaikan pesan kepada anak-anak.

"Itu pakai lagu yang 'sentuhan boleh sentuhan boleh' jadi sambil nyanyi. Terus saya praktekkan mana yang nggak boleh disentuh. Terus kalau ada yang gini gini gini, bilang," ungkapnya.

Dok Brigadir Indah PuspitasariDok Brigadir Indah Puspitasari Foto: Dok Brigadir Indah Puspitasari

Dia juga mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu waspada terhadap aksi penculikan. Misalnya jangan mudah percaya terhadap orang yang belum dikenal.

"Sama lagi sekarang kan berita-berita ramai, saya bilangin kalau diiming-imingi permen, makanan, uang, jangan mau pokoknya. Pokoknya teriak kalau dipaksa ditarik sama orang nggak kenal gitu. Saya sampaikan juga ke guru-gurunya kalau misalkan nggak kenal, orang tuanya nggak bisa jemput, konfirmasi dulu ke orang tuanya benar nggak ini misalnya pamannya," imbuhnya.

Brigadir Indah juga memberikan penjelasan kepada orang tua anak-anak tentang pentingnya edukasi seksual. Hingga hal tersebut bukan suatu hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.

"Saya pelan-pelan ngasih tahu ke orang tua kalau ini memang zaman sekarang beda dengan dulu. Ini harus dijelasin, karena banyak yang nggak ngerti, akhirnya banyak terjadi kekerasan seksual terhadap anak. Akhirnya nggak lapor karena dia diam. Akhirnya ketahuan nanti udah hamil atau apa. Karena banyak kan laporan gitu. Soalnya saya pernah di PPA Polres, entah diituin sama tetangganya, saudaranya. Pelakunya biasanya dari orang-orang terdekat gitu," jelasnya.

Brigadir Indah menceritakan salah satu hal yang dinilai menjadi suatu keberhasilannya. Saat itu, ada anak-anak yang memiliki kewaspadaan saat bertemu seseorang yang tak dikenalnya dan mengajaknya berbicara.

Anak itu menaruh curiga kepada orang itu. Meski akhirnya diketahui bahwa orang itu hanya menanyakan alamat karena tersasar.

"Pernah ada tuh orang nanya ke anak, udah viral aja dikira mau nyulik. Jadi saya datang, tanya ke sekolah tanya ke anaknya. Ternyata ada guru yang kenal ke orangnya. Si anak kan dikirinya penculik, dia udah teriak, lari, gitu. Terus ternyata ini cuma orang kesasar karena masuk ke dalam desa, dia cuma mau nanya doang ternyata. Sudah dikonfirmasi ternyata bukan penculik. Berarti kan ajarannya sudah masuk," pungkasnya.

(rdh/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads