Nama polisi wanita (Polwan) Brigadir Fitriani Maisyarah, Bhabinkamtibmas Desa Haringen, Polres Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), diusulkan menjadi kandidat penerima anugerah Hoegeng Awards 2023 oleh pembaca detikcom dan masyarakat. Dia diusulkan melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023 karena dinilai bisa menekan angka kebakaran hutan, khususnya di Desa Haringen.
Pengusul Brigadir Fitriani Maisyarah merupakan masyarakat Desa Haringen, Muhammad Dandi Saputra. Dia menceritakan Brigadir Fitriani memiliki beberapa cara yang bisa menekan angka kebakaran hutan di Desa Haringen.
"Polwan yang selalu aktif melakukan pencegahan kebakaran hutan dan juga memodifikasi ranmor (kendaraan bermotor) sebagai alat bantu damkar alternatif di desa binaannya," kata Dandi dalam usulannya melalui formulir digital yang diterima detikcom, Selasa (7/2/2023).
detikcom kemudian menghubungi Dandi untuk menggali lebih dalam sosok Brigadir Fitriani dan apa saja yang dilakukannya. Menurut Dandi, Brigadir Fitriani merupakan polisi yang cepat tanggap terhadap aduan masyarakat.
Dia juga mengatakan kehadiran Brigadir Fitriani bisa mengurangi kebakaran hutan di sana. Brigadir Fitriani sering mengumpulkan masyarakat dan sosialisasi, khususnya kepada pemilik lahan, mengenai bahaya kebakaran hutan.
"Dia aktif jadi Bhabinkamtibmas dan menekan kebakaran hutan gitu, cepat tanggap gitu. Dia ada pembimbingan gitu terhadap warga ada sosialisasi, Biasanya di Balai Desa sering juga, dia ngasih tau pencegahan dan pengendalian," ungkapnya.
Dandi sendiri merupakan salah satu pemilik lahan perkebunan di kawasan Desa Haringen. Dia bercerita masyarakat menjadi prihatin melihat seorang Brigadir Fitriani terus memadamkan api.
Menurutnya, apabila masyarakat terpaksa membakar hutan untuk membuka lahan, mereka akan berkoordinasi dulu dengan aparat desa setempat. Hal itu dilakukan agar titik api tidak menyebar luas hingga menimbulkan kebakaran hutan yang besar.
"Masyarakat juga prihatin melihat Bhabin Polwan berusaha memadamkan api, jadi kami masyarakat malu gitu untuk membakar lahan. Kalaupun terpaksa, kami masyarakat secara gotong-royong dan berkoordinasi dengan kades, Bu bhabin, dan Babinsa," jelasnya.
Terjang Banjir Bandang Salurkan Bantuan
Banjir bandang pernah melanda kawasan Desa Haringen pada 2021. Saat itu, menurut warga lainnya bernama Frendi, Brigadir Fitriani terus bergerak menyalurkan bantuan kepada masyarakat di tengah banjir bandang.
Banjir tersebut membuat akses transportasi terputus. Meski demikian, Brigadir Fitriani tetap menyalurkan bantuan dengan peralatan seadanya.
"Pertama itu Ibu Fitri memberikan bantuan sosial kepada masyarakat itu. Kedua, kepada anak-anak di Desa Haringen itu rata-rata diberi bantuan sama pendekatan bagi yang kebanjiran. Kalau ke anak-anaknya yang terkena korban banjir dibawain bantuan gitu, jadi anak-anak masih kecil itu dikasih bantuan susu," kata Frandi.
Sama seperti Dandi, Frendi juga menyebut Brigadir Fitriani cepat tanggap terhadap aduan masyarakat, salah satunya terkait kebakaran hutan. Menurutnya, dia merupakan polisi yang aktif di masyarakat dibanding polisi lain.
"Kalau dulu itu polisinya sih kurang terlalu aktif, pas Ibu Fitri ini aja aktif hitungannya sama masyarakat. Kalau ada laporan masyarakat cepat sih Ibu itu responsnya. Jadi kalau ada asap kami telepon Ibunya, ada kebakaran di sini, dia datangi sambil bawa instansi terkait kayak pemadam sama mobil polisi yang ada tembakan airnya," imbuhnya.
Dilema Redam Kebakaran Hutan di Kalimantan Timur
Dihubungi terpisah, Brigadir Fitriani Maisyarah mengatakan telah menjadi Bhabinkamtibmas Desa Haringen sejak 2019. Kawasan tempatnya itu bertugas disebut menjadi salah satu penyumbang asap di Indonesia.
"Sampai anak-anak sekolah diliburkan 2 minggu karena asap, kalau di tempat kita lumayan tebal. Kebetulan saya diberi tanggung jawab, program Kapolda untuk mengurangi titik api gitu. Terus kita dapat sebuah desa yang memang sering terjadi kebakaran. Kalau kasatmata nggak kelihatan, karena lokasinya itu di dalam hutan masuk ke dalam," kata Brigadir Fitriani.
Menurutnya, dulu kerap ada titik api setiap harinya di Desa Haringen. Salah satunya karena sistem berladang masyarakat yang masih membakar hutan untuk membuka lahan.
"Kalau di Barito Timur, Kalimantan Tengah, sini itu tanamnya cuma sekali setahun menanam padi waktu menjelang musim hujan. Jadi kalau di musim kemarau dia bersihkan lahannya, dia potong, dia bakar, siap ditanam padi. Musim penghujan padinya tumbuh, kita panennya setahun sekali," ungkapnya.
Brigadir Fitriani mengatakan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Barito Timur, kemungkinan besar karena aktivitas manusia. Setiap dia datang ke titik api, selalu ada orang yang menunggu api tersebut.
Hal itu membuat Brigadir Fitriani dilema. Karena di sisi lain, masyarakat melakukan itu karena pekerjaan mereka.
"Kami mengambil ibarat kata jalan tengah. Kebetulan ada arahan juga dari Gubernur tentang SOP membakar lahan. Jadi masyarakat desa bisa membuka lahan asalkan dengan luas wilayah maksimal 2 hektare, dan juga secara gotong-royong," ucapnya.
Dia berdiskusi dengan aparat desa setempat untuk mencari solusi agar masyarakat tidak kehilangan mata pencariannya, namun kebakaran hutan tidak berdampak luas ke masyarakat. Akhirnya dilakukan pendekatan kepada masyarakat, sehingga mereka saling berkoordinasi apabila hendak membuka lahan.
![]() |
Upaya lain yang dilakukannya untuk mencegah kebakaran hutan adalah dengan membuat kendaraan modifikasi yang bisa menjangkau hingga ke tengah hutan. Kendaraan itu diciptakannya saat mengikuti perlombaan cipta inovasi dari Polda Kalimantan Tengah.
"Saya ada mengajukan permohonan untuk memakai ranmor yang diserahkan ke Unit Laka. Saya ajukan, dikasih 1 unit kendaraan yang mesinnya bisa dibuka, itu dikasih alat untuk semacam menyedot air. Kita tetap kasih juga mesin penyedot air, jadi bisa 2 alternatif gitu. Sepeda motor lengkap dengan selangnya itu kita gunakan untuk memadamkan api," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, kebakaran hutan di Desa Haringen hampir tidak ada. Lahan di sana pun untuk saat ini sudah siap ditanam.
"Kadesnya ngasih tahu mau bakar kapan, nanti kita ke sana, bakar. Setelah itu dipadamkan bersama-sama. Efektif sih, masyarakat masih bisa membuka lahan. Jadi kalau di desa saya sekarang sudah hampir nggak ada kebakaran, karena lahannya sudah siap. Paling api-api kecil saja untuk membakar dahan-dahan," bebernya.
Saat awal masuk Desa Haringen, Brigadir Fitriani bercerita bahwa setiap harinya selalu ada titik api di sana. Terlebih kalau cuaca sedang terik.
"Dulu mereka (pemilik lahan) bakarnya sembunyi-sembunyi karena kurang pengetahuan. Jadi tahunya masyarakat desa itu membakar, masuk penjara. Tapi mereka tetap membakar karena memang butuh itu kan," terangnya.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah lebih terbuka. Masyarakat sudah lebih mengerti terkait cara membuka lahan, dan saat ini kebakaran hutan bukan menjadi suatu momok yang menakutkan di Desa Haringen.
"Kalau sekarang mereka bakar, saya datangi, santai aja kita. Jadi sistemnya pun bersihkan dulu, tumpuk di tengah, lalu bakar. Efektif sekali sih cara seperti itu. Masyarakat juga sudah lebih pintar, teredukasi, jadi kalau masalah kebakaran hutan bukan momok lagi di desa saya," jelasnya.
![]() |
Brigadir Fitriani juga bercerita pengalamannya menghadapi banjir bandang yang melanda Desa Haringen pada 2021. Saat itu, banjir mencapai leher orang dewasa.
"Kalau untuk masyarakat desa, mungkin hal itu mengagetkan. Sampai tidak sempat menyelamatkan harta benda. Jadi kita fokus menyelamatkan anak-anak dan ibu-ibu," ungkapnya.
Tidak semua masyarakat di sana bisa berenang. Dibantu Babinsa setempat, dia segera mengevakuasi masyarakat ke tempat aman.
Dia turut menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir bandang itu. Serta melakukan trauma healing kepada anak-anak yang turut menjadi korban.
"Kita bangun posko dapur umum di 2 titik, kita boyong masyarakat di sana. Di sana kita melaksanakan trauma healing terhadap anak dan juga kerja bakti, kita beri hiburan. Di Polda Kalteng itu kita mendapat pelatihan trauma healing. Polwan itu dipanggil ke Polda, kita bikin tim trauma healing, terus saya laksanakan," pungkasnya.
Lihat juga Video: Tiga Polisi dengan Inovasi Terbaik Hoegeng Awards 2022