Tim dari Mabes Polri telah berangkat ke Filipina untuk memeriksa Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap di Filipina lantaran hendak menyelundupkan senjata api (senpi) ilegal ke Papua. Hasil identifikasi Polri mengungkap Anton Gobay ternyata seorang pengangguran.
"Kita sudah ada tim berangkat ke sana melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan juga. Sudah ada tim juga mengkomunikasikan kepada aparat setempat dari mulai kepolisian Filipina sampai dengan intelijen Filipina. Data-data yang pasti yang bersangkutan ini adalah pengangguran," kata Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti di Lapangan Baharkam Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023).
Krishna mengatakan dari serangkaian pemeriksaan diketahui Anton Gobay belum pernah bekerja setelah selesai dari sekolah pilot. Namun, Anton Gobay memiliki banyak uang untuk membeli senjata.
"Jadi setelah sekolah pilot belum bekerja. Tapi mempunyai uang yang cukup lumayan untuk orang yang tidak bekerja untuk membeli senjata dengan angka yang fantastis," jelas Krishna.
Krishna belum membeberkan asal uang yang didapat Anton Gobay. Menurutnya temuan itu menjadi data kepentingan penyidikan Polri.
"Dan itu sudah saya lakukan upaya pemeriksaan, interview, dan datanya untuk kepentingan kami. Saat ini tidak bisa di publik," katanya.
Anton Gobay pun diketahui telah berupaya melakukan penyelundupan senjata ke Indonesia sebanyak tiga kali. Namun, upaya itu selalu berhasil digagalkan.
"Belum. Dia tiga kali upaya ya semuanya gagal," ujar Krishna.
Krishna menambahkan dari tiga kali upaya penyelundupan itu, Anton Gobay selalu menyasar untuk mengirimkan senjata ke Papua.
"Terkait dengan di mana akan dikirim, confirm yang bersangkutan akan mengirimkan ke Papua. Terkait dengan dananya dari mana itu sebagai bahan informasi intelijen yang kalau informasi intelijen dikecualikan tidak bisa diungkap di publik," tutur Krishna.
Untuk diketahui, Anton Gobay ditahan aparat Filipina karena membawa belasan senpi ilegal. Senpi tersebut terdiri atas 10 senpi laras panjang dan 2 senpi laras pendek.
Krishna mengatakan, berdasarkan pengakuan Anton, senpi tersebut akan dibawa ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua.
"AG mengaku akan membawanya ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua," tuturnya, Rabu (11/1).
Krishna menuturkan Anton membeli senpi ilegal tersebut dari seseorang di Provinsi Cebu, Filipina. Dia menjelaskan, sepuluh senpi laras panjang tanpa amunisi yang dibawa Anton Gobay berjenis M4. Satu unit senapan tempur itu disebut dibeli Anton seharga 50 ribu peso atau senilai sekitar Rp 14 juta.
"Berupa 10 pucuk senpi laras panjang jenis M4 kaliber (5,56 milimeter), senilai 50.000 peso, tanpa amunisi," tuturnya.
Selain itu, ada dua senpi laras pendek merek Ingram berkaliber 9 mm tanpa amunisi. Harga senpi laras pendek itu disebut mencapai 45 ribu peso.
"(Ada) 2 pucuk senpi laras pendek merek Ingram (9 mm), senilai 45.000 peso, tanpa amunisi," ujarnya.
Simak juga 'Detik-detik Proses Evakuasi 15 Pekerja yang Disandera KKB di Nduga Papua':