8 Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia dan Contohnya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Rabu, 08 Feb 2023 15:38 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Apa saja peran Indonesia dalam perdamaian dunia? Salah satu tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Untuk ikut menciptakan perdamaian dunia, Indonesia memiliki peran aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Hal ini dilakukan melalui cara menjalin hubungan internasional dan berpartisipasi dalam organisasi internasional.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan tentang peran negara Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia beserta contohnya berikut ini.

Menghimpun dari situs resmi Kemlu dan dari Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia oleh Kemdikbud, ada banyak peran serta negara Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui hubungan internasional dan organisasi internasional.

Berikut ini peran-peran Indonesia dalam perdamaian dunia:

1. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB atau MPP PBB. Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu dan organisasi yang terlibat secara langsung dalam penggelaran operasi internasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui MPP PBB dimulai pada tahun 1957. Saat itu Indonesia mengirimkan 559 personel infanteri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai. Pengiriman tersebut diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infanteri (1960) dan 3.457 personal infantri (1962), sebagai bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.

2. Misi Garuda

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif melalui Misi Garuda atau Misi Kontingen Garuda. Kontingen Garuda adalah pasukan penjaga perdamaian yang anggotanya diambil dari militer Indonesia yang bertugas di bawah naungan PBB.

Peran aktif Indonesia dalam mengirimkan Kontingen Garuda untuk misi perdamaian pada masa perang dunia. Negara-negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah Negara-negara di Timur Tengah seperti Mesir, Libanon, Palestina, Irak. Negara Asean seperti Filipina, Kamboja, dan Vietnam. Juga Negara Eropa Timur seperti Georgia dan Bosnia.

Misi Kontingen Garuda | Foto: (Istimewa/Puspen TNI)

3. Konferensi Asia Afrika (KAA)

Selanjutnya, peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif melalui Konferensi Asia Afrika (KAA). Upaya pertama yang dilakukan Indonesia oleh Perdana Menteri dimulai pada tanggal 25 Agustus 1953, dengan menyampaikan program pemerintah di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.

Selain itu, disampaikan juga bahwa perlunya keaktifan pemerintah dalam meredakan ketegangan dunia yang memerlukan kerjasama dengan negara-negara yang keadaan dan kedudukannya sama dengan Indonesia, yakni negara-negara Asia-Afrika yang bersama berupaya untuk membebaskan negara-negara Asia-Afrika dari pengaruh perang dingin kala itu.

4. Gerakan Non Blok (GNB)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Gerakan Non-Blok (GNB). Suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.

Dalam GNB, Indonesia memiliki peran penting sebab negara ini memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, tidak mendukung pakta militer atau aliansi militer manapun. Prinsip tersebut dianggap sesuai dengan tujuan didirikannya GNB.

Pada tahun 1992, peran penting lain dari Indonesia bagi KTT GNB adalah sebagai tuan rumah dan Presiden Soeharto sebagai ketua GNB. Pada saat itu, Indonesia memprakarsai kerjasama teknis di beberapa bidang seperti pertanian dan kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan kembali dialog Utara Selatan.

5. Deklarasi Djuanda

Termasuk dalam peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui Deklarasi Djuanda. Hal ini sebagai bentuk perjuangan di kancah internasional agar Indonesia memiliki kedaulatan atas seluruh wilayah perairan dan pulau-pulaunya.

Deklarasi ini digagas oleh Perdana Menteri Indonesia, Djuanda Kartawidjaja pada 13 Desember 1957. Isi Deklarasi Djuanda bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan.

6. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), suatu perserikatan atau organisasi antar bangsa yang wilayahnya berada di kawasan Asia Tenggara.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara termasuk pemrakarsa berdirinya ASEAN. Hal ini melalui perwakilan Indonesia yakni Menteri Luar Negeri yang menandatangani Deklarasi Bangkok. Selain itu, tentunya Indonesia juga memiliki peran tersendiri sebagai anggota ASEAN.

Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini terlihat saat Indonesia membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja dan Vietnam. Indonesia ditunjuk oleh ASEAN sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut.

Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL) berkonflik. Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian damai yang kala itu dipertemukan di Indonesia.

7. Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah turut berpartisipasi dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pembentukan OKI dilatarbelakangi oleh pembakaran Masjid Al-Aqsa oleh Israel pada 21 Agustus 1969.

Peran Indonesia dalam OKI antara lain ikut upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF), Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dengan ibukota di Yerusalem dukungan tersebut dibuktikan dengan hubungan diplomatik dengan Palestina pada 19 Oktober 1989. Indonesia juga memperjuangkan tentang penyelesaian masalah isu Islamofobia.

8. Jakarta Informal Meeting (JIM)

Jakarta Informal Meeting (JIM) merupakan upaya peran Indonesia dalam perdamaian dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara. Pemrakarsa JIM yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas. JIM merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik Kamboja. Melalui JIM, masalah Kamboja dapat diselesaikan berdasarkan Perjanjian Paris pada tanggal 23 Oktober 1991.




(wia/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork