Cerita Warga Gemetaran saat Bripka Madih Berseragam Polisi Pasang Patok

Cerita Warga Gemetaran saat Bripka Madih Berseragam Polisi Pasang Patok

Wildan Noviansah - detikNews
Senin, 06 Feb 2023 12:47 WIB
Warga Jatiwarna, Kota Bekasi melaporkan Bripka Madih ke Propam Polda Metro Jaya.
Warga Jatiwarna, Kota Bekasi melaporkan Bripka Madih ke Propam Polda Metro Jaya. (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Warga Jatiwarna, Bekasi melaporkan Bripka Madih ke Propam Polda Metro Jaya, buntut sengketa lahan hingga mematok rumah dan pasang pos di lahan milik warga. Warga bercerita detik-detik peristiwa tersebut.

Pemilik lahan bernama Soraya bercerita peristiwa pemasangan patok itu terjadi pada Selasa (31/1/2023). Saat itu Bripka Madih berseragam lengkap polisi membawa segerombolan orang untuk memasang patok baja ringan di lahan 100 meter persegi miliknya.

"Nggak izin ke saya langsung ngegali, matok, (pakai) baja ringan. Ada banyak orang juga di situ, sekitar 10 orang ada," kata dia kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soraya yang saat itu tengah bersama anaknya mengaku takut karena tingkah Bripka Madih tersebut. Madih saat itu berteriak mengaku bahwa tanah tersebut milik ayahnya.

"Saya di rumah hanya berdua dengan anak saya umur 4,5 tahun. Saya langsung gemetar karena memang di depan kamar saya persis mematoknya itu. Saya takut banget karena memang banyak sekali dia juga nggak ngomong apa karena memang saya ketakutan," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada ancaman apa-apa hanya patok itu saja yang menyatakan itu tanah warisan mereka padahal sudah dibeli sama orang tua saya," jelasnya.

Soraya menuturkan, Bripka Madih dan gerombolannya sempat pergi. Namun mereka kembali lagi dengan membawa spanduk besar dan mendirikan pos di sana.

"Udah matok selesai mereka pergi. Nggak lama sekitar 20 menit balik lagi membawa balai-balai posko itu sama spanduk besar. Spanduk itu ditujukan ke PT Premier Estate, bukan ke saya," jelasnya.

Karena dinilai mengganggu ketertiban warga, akhirnya Soraya melaporkan tindakan Madih kepada pihak kepolisian. Pagi ini, puluhan warga Bekasi juga ramai-ramai mendatangi Propam Polda Metro melaporkan aksi Bripka Madih tersebut.

"Pengaduan kepada Bripka Madih karena telah memasuki pekarangan tanpa izin dan memasang patok dan pos di depan rumah warga kami," kata Ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah.

Selain itu, tingkah Bripka Madih tersebut dinilai mengganggu aktivitas warga lainnya. Dia menceritakan, patok tersebut mulai dipasang pada 31 Januari 2023 yang lalu tanpa seizin pemilik tanah.

"Tidak (meminta izin), jadi dia (Madih) datang bawa cangkul dan berseragam langsung memantik di rumah warga," jelasnya.

Nur berharap, pelaporan tersebut bisa jadi dasar agar polisi menindak Bripka Madih atas ulahnya tersebut. Selain itu, diharapkan permasalahan yang ada segera selesai.

"Segera selesai masalah warga kami dan patok dan pos itu dipindahkan, karena warga kami kan ada yang dagang, ada yang sedang sakit pula jadi merasa terganggu," jelasnya.

Simak Video 'Buntut Curhat soal Pemerasan, Bripka Madih Kini 'Diserang' Balik':

[Gambas:Video 20detik]



Baca selanjutnya: bantahan Bripka Madih....

Bripka Madih Bantah Arogan

Anggota Provos Polsek Jatinegara Bripka Madih membantah tuduhan Ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, yang menyebutkan kelakuannya meresahkan warga dan arogan. Madih mengatakan dirinya telah dizalimi.

"Ya Allah, Astagfirullahaladzim sekarang kita netral. Madih harus bilang apa coba, ane dizalimi, dizalimi," kata Madih dengan nada terisak selepas jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).

Ia membantah tuduhan yang mengatakan dirinya sombong dan arogan. Ia meminta agar media menarasikan hal yang sebenarnya.

"Ya Allah, buat apa ngarang, nggak ada ngarang. Tolong dijabarkan sesuaikan dengan kejadian. Nggak ada Madih sombong, nggak ada arogan segala macem," ucapnya.

Madih merespons terkait tuduhan yang menyebutkan dirinya melakukan teror kepada guru sekolah di dekat rumahnya dan membakar sampah saat rapat RW. Ia, kembali menepis tuduhan tersebut.

"Sekarang begini, ngapain si Madih neror, buat apa neror guru. Yah silakan dia ngajar, silakan," jelas Madih.

"Kalau kita bakar asap, mohon maaf sebelum itu dikuasain, kita punya kontrakan 25 pintu, emang dari dulu itu di situ. Kan yang bakar yang nempati itu penghuni, masa kita larang di tanah kita. Nggak ada kita larang, memang dari dulu pembakaran di situ," tambahnya.

Halaman 3 dari 2
(mei/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads