Puluhan warga Bekasi mendatangi Propam Polda Metro Jaya untuk melaporkan Bripka Madih. Pelaporan dibuat karena mereka tak terima dengan tingkah Bripka Madih yang nekat memasang patok di tanah milik warga.
"Pengaduan kepada Bripka Madih karena telah memasuki pekarangan tanpa izin dan memasang patok dan pos di depan rumah warga kami," kata Ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, kepada wartawan, Senin (6/2/2023).
Selain itu, tingkah Bripka Madih tersebut dinilai mengganggu aktivitas warga lainnya. Dia menceritakan, patok tersebut mulai dipasang pada 31 Januari 2023 yang lalu tanpa seizin pemilik tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak (meminta izin), jadi dia (Madih) datang bawa cangkul dan berseragam langsung memantik di rumah warga," jelasnya.
Nur berharap, pelaporan tersebut bisa jadi dasar agar polisi menindak Bripka Madih atas ulahnya tersebut. Selain itu, diharapkan permasalahan yang ada segera selesai.
"Segera selesai masalah warga kami dan patok dan pos itu dipindahkan, karena warga kami kan ada yang dagang, ada yang sedang sakit pula jadi merasa terganggu," jelasnya.
Detik-detik Bripka Madih Patok Lahan
Soraya, pemilik tanah yang juga ikut dalam laporan menceritakan detik-detik Bripka Madih memasang patok tersebut. Saat itu Bripka Madih membawa massa yang membuat Soraya ketakutan.
"Saya langsung gemetar karena memang di depan kamar saya persis mematoknya itu. Saya takut banget karena memang banyak sekali dia juga nggak tahu ngomong apa karena memang saya ketakutan," kata dia.
Setelahnya, mereka membawa polo dan memasang spanduk besar di sana. Hal tersebut dinilai merugikan dan mengganggu aktivitas warga.
"Udah matok selesai mereka pergi, nggak lama sekitar 20 menit balik lagi membawa balai-balai posko itu sama spanduk besar. Saya dari rumah itu kan dari kamar, ada pager ada fibernya jadi saya lihat dari situ. Sekitar 10 orang ada. Karena ada yang ngegali, membawa balai-balai itu kan besar ya," jelasnya.
Simak Video 'Buntut Curhat soal Pemerasan, Bripka Madih Kini 'Diserang' Balik':
Baca selengkapnya: bantahan Bripka Madih
Bripka Madih Bantah Arogan
Anggota Provos Polsek Jatinegara Bripka Madih membantah tuduhan Ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, yang menyebutkan kelakuannya meresahkan warga dan arogan. Madih mengatakan dirinya telah dizalimi.
"Ya Allah, Astagfirullahaladzim sekarang kita netral. Madih harus bilang apa coba, ane dizalimi, dizalimi," kata Madih dengan nada terisak selepas jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).
Ia membantah tuduhan yang mengatakan dirinya sombong dan arogan. Ia meminta agar media menarasikan hal yang sebenarnya.
"Ya Allah, buat apa ngarang, nggak ada ngarang. Tolong dijabarkan sesuaikan dengan kejadian. Nggak ada Madih sombong, nggak ada arogan segala macem," ucapnya.
Madih merespons terkait tuduhan yang menyebutkan dirinya melakukan teror kepada guru sekolah di dekat rumahnya dan membakar sampah saat rapat RW. Ia, kembali menepis tuduhan tersebut.
"Sekarang begini, ngapain si Madih neror, buat apa neror guru. Yah silahkan dia ngajar, silahkan," jelas Madih.
"Kalau kita bakar asap, mohon maaf sebelum itu dikuasain, kita punya kontrakan 25 pintu, emang dari dulu itu di situ. Kan yang bakar yang nempati itu penghuni, masa kita larang di tanah kita. Nggak ada kita larang, memang dari dulu pembakaran di situ," tambahnya.
Sebelumnya, ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, hadir dalam jumpa pers Bripka Madih yang mengaku korban 'polisi peras polisi' di kasus dugaan sengketa lahan. Nur Asiah menyebut Bripka Madih sosok yang arogan dan perilakunya seringkali meresahkan warga.
"Untuk hal-hal lain ya, mohon maaf mungkin media tidak tahu ya tapi di warga kami, di lingkungan, kami di wilayah RW 03 Bapak Madih itu sudah sering sekali dengan sikap arogansinya dengan kesombongannya ada saja hal-hal yang dilakukan dan meresahkan warga," kata Nur saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).
Nur Asiah mengatakan dirinya pernah mengalami kejadian tak mengenakan yang dilakukan Bripka Madih saat sedang menggelar rapat. Saat itu, kata Asiah, Bripka Madih membakar sampah yang menyebabkan asap menyebar ke ruang rapat.
"Salah satunya saya sudah menjadi RT selama 4 tahun kemudian saya menjadi RW ketika kami sedang rapat mohon maaf rapat dengan tim kami RW 03, tiba-tiba ditabunin karena posisinya bersebelahan dengan beliau gitu ya, bapak bisa bayangin dong ya kita lagi rapat dibakarin asap," kata Asiah.
"Kemudian pernah juga kami ngalamin bau yang sangat anyir tidak tahu dari mana tapi dari arah rumah beliau itu kami cium juga baunya," imbuhnya.