Anggota Provos Polsek Jatinegara Bripka Madih membantah tuduhan Ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, yang menyebutkan kelakuannya meresahkan warga dan arogan. Madih mengatakan dirinya telah dizalimi.
"Ya Allah, Astagfirullahaladzim sekarang kita netral. Madih harus bilang apa coba, ane dizalimi, dizalimi," kata Madih dengan nada terisak selepas jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).
Ia membantah tuduhan yang mengatakan dirinya sombong dan arogan. Ia meminta agar media menarasikan hal yang sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya Allah, buat apa ngarang, nggak ada ngarang. Tolong dijabarkan sesuaikan dengan kejadian. Nggak ada Madih sombong, nggak ada arogan segala macem," ucapnya.
Madih merespons terkait tuduhan yang menyebutkan dirinya melakukan teror kepada guru sekolah di dekat rumahnya dan membakar sampah saat rapat RW. Ia, kembali menepis tuduhan tersebut.
"Sekarang begini, ngapain si Madih neror, buat apa neror guru. Yah silahkan dia ngajar, silahkan," jelas Madih.
"Kalau kita bakar asap, mohon maaf sebelum itu dikuasain, kita punya kontrakan 25 pintu, emang dari dulu itu disitu. Kan yang bakar yang nempati itu penghuni, masa kita larang di tanah kita. Nggak ada kita larang, memang dari dulu pembakaran di situ," tambahnya.
Sebelumnya, ketua RW 03 Jatiwarna, Nur Asiah, hadir dalam jumpa pers Bripka Madih yang mengaku korban 'polisi peras polisi' di kasus dugaan sengketa lahan. Nur Asiah menyebut Bripka Madih sosok yang arogan dan perilakunya seringkali meresahkan warga.
"Untuk hal-hal lain ya, mohon maaf mungkin media tidak tahu ya tapi di warga kami, di lingkungan, kami di wilayah RW 03 Bapak Madih itu sudah sering sekali dengan sikap arogansinya dengan kesombongannya ada saja hal-hal yang dilakukan dan meresahkan warga," kata Nur saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).
Nur Asiah mengatakan dirinya pernah mengalami kejadian tak mengenakan yang dilakukan Bripka Madih saat sedang menggelar rapat. Saat itu, kata Asiah, Bripka Madih membakar sampah yang menyebabkan asap menyebar ke ruang rapat.
"Salah satunya saya sudah menjadi RT selama 4 tahun kemudian saya menjadi RW ketika kami sedang rapat mohon maaf rapat dengan tim kami RW 03, tiba-tiba ditabunin karena posisinya bersebelahan dengan beliau gitu ya, bapak bisa bayangin dong ya kita lagi rapat dibakarin asap," kata Asiah.
"Kemudian pernah juga kami ngalamin bau yang sangat anyir tidak tahu dari mana tapi dari arah rumah beliau itu kami cium juga baunya," imbuhnya.
Tak hanya itu, kata Asiah, Bripka Madih juga pernah meneror guru-guru yang mengajar di sekitar rumah. Bripka Madih, kata Asiah, juga pernah memasang setrum di tiang listrik RW 03.
"Belum lagi teror kepada guru-guru yang mengajar di sebelah rumah beliau, itu salah satunya, kemudian kasus, mungkin sudah lama juga, pernah beliau ini tiang listrik dikasih setrum, bapak bisa tanya ke warga RW 03 dan beliau sempat waktu itu bermasalah juga dengan salah satu warga kami gara-gara masang lampu di jalan hampir dia digebukin oleh orang kalau kita nggak ngelindungi," kata Asiah.
"Saya hanya meluruskan jangan seolah-olah hanya dia yang terzalimi, tapi warga kami pun merasa terganggu dengan hal-hal yang beliau lakukan dengan sikap arogansinya," ungkapnya.
(isa/isa)