Alasan Bripka Madih Mundur dari Polri Usai Viral 'Polisi Peras Polisi'

ADVERTISEMENT

Alasan Bripka Madih Mundur dari Polri Usai Viral 'Polisi Peras Polisi'

Wildan Noviansah - detikNews
Minggu, 05 Feb 2023 10:37 WIB
Bripka Madih, polisi viral yang bersuara soal dugaan diperas sesama polisi.
Bripka Madih, polisi viral yang bersuara soal dugaan diperas sesama polisi. (Tangkapan Layar Video Viral/Instagram)
Jakarta -

Bripka Madih, anggota Provos Polsek Jatinegara yang viral di kasus 'polisi peras polisi', mengajukan pengunduran diri dari Polri. Merasa kecewa karena kasus sengketa lahan yang dilaporkan orang tuanya tak kunjung selesai jadi alasan Madih memilih mengundurkan diri dari Polri.

"Pertama timbul kekecewaan, di situ ane masukkan tuh jempolnya enyak, tanda tangan istri, sudah jelas. Kenapa mengundurkan diri, karena kita sudah capek. Capek karena nggak diusut-usut," kata Madih saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/2/2023).

Madih mengatakan pengajuan pengunduran dirinya itu sudah disampaikan langsung kepada pimpinannya, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono. Madih menjelaskan, pengunduran diri tersebut sudah dilakukan jauh hari sejak kasus sengketa tanah miliknya tidak kunjung terselesaikan.

"Tadi kita disambut baik sama Timur 1 (Kapolres), Bapak Kapolres, beliau menyambut, beliau berkenan menemui. Dia tanya bagaimana kabarnya Madih, (saya jawab) alhamdulillah sehat. 'Madih gimana, kenapa mengundurkan diri', mohon maaf pengunduran itu kita buat udah jauh-jauh hari, jauh-jauh bulan," kata Madih.

Menurut Madih, Kombes Budi Sartono menyayangkan pengunduran diri Madih sebagai anggota Polri. Sebab, masa pensiun Madih masih 12 tahun lagi.

"(Kapolres bilang) Pak Madih kita tetap mempertanyakan dengan jelas pensiun bagaimana yang diajukan karena ini masih 12 tahun, jangan dijawab sekarang. Saya jawab nanti seminggu saya mau umrah. Timur 1 bilang nanti saya doakan urusan kamu selesai, keduanya, mudah-mudahan kamu nggak mengundurkan diri. Kita aminkan, tapi tergantung proses hukumnya," jelasnya.

detikcom sudah mencoba menghubungi Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono. Namun, hingga berita ini dimuat, belum ada tanggapan dari Budi Sartono.

Penjelasan Polda Metro

Polda Metro Jaya membeberkan sejumlah fakta terkait lahan milik keluarga Bripka Madih, polisi viral yang mengaku diperas sesama polisi saat mengurus laporan. Salah satunya terkait fakta adanya jual-beli sebidang lahan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan laporan tersebut dibuat oleh ibunda Madih yang bernama Halimah pada 2011. Dia mengatakan ada perbedaan data terkait pelaporan yang dibuat dengan pernyataan yang disampaikan Madih.

"Pada pelaporan ini disampaikan adalah dalam fakta terkait dengan tanah seluas 1.600 meter, ini yang dilaporkan ke PMJ, mendasari pada girik 191. Namun tadi kita dengar yang bersangkutan menyampaikan penyampaiannya ke media mengatakan 3.600 (meter), namun fakta laporan polisinya adalah 1.600. Ini terjadi inkonsistensi," kata Trunoyudo dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Dia mengatakan penyidik telah bekerja untuk menindaklanjuti LP tersebut. Trunoyudo mengatakan ada sebanyak 16 saksi yang diperiksa termasuk pihak terlapor bernama Mulih.

Dia mengatakan telah terjadi jual-beli tanah milik keluarga Madih yang dibuktikan dengan akta jual beli (AJB) tanah.

"Telah terjadi jual-beli dengan menjadi 9 AJB dan sisa lahannya atau tanahnya dari girik 191 seluas 4.411, jadi yang telah diikatkan dengan AJB seluas 3.649,5 meter. Artinya, sisanya hanya sekitar 761,5 meter persegi," katanya.

Dia mengatakan Tim Inafis seksi identifikasi mengecek keaslian AJB tersebut dan hasilnya, AJB tersebut dinyatakan asli. Penjualan tanah itu dilakukan Tonge, yang merupakan ayah Madih, pada 1979-1992.

"Dalam proses ini, penyidik sudah melakukan langkah-langkah belum ditemukannya adanya perbuatan melawan hukum. Ini LP 2011 yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya," katanya.

Madih sempat mengatakan bahwa dia diminta untuk memberikan hadiah berupa tanah seluas 1.000 meter persegi. Namun Trunoyudo mengatakan tanah Madih tak seluas itu.

"Nalar logika kita berpikir, ketika ada statement diminta hadiah 1.000 meter, sedangkan sisanya saja 761,5 meter persegi," ujarnya.

Selain itu, disebutkan ada tanah keluarga Madih yang diserahkan ke pihak lain seluas 800 meter persegi. Hal ini dibuktikan dari surat pernyataan yang dibuat antara Tonge dan Boneng.

"Kemudian, ada lagi fakta hukum didapatkan Saudara Tonge atau ayah dari Madih, selain menjual daripada 9 AJB tadi, juga ada surat penyataan antara para pihak untuk penyerahan luas bidang tanah sebanyak 800 meter persegi dari Saudara Tonge kepada Saudara Boneng," ucap Trunoyudo.

Sebelumnya, video Bripka Madih mengaku diperas saat melaporkan dugaan penyerobotan lahan viral di medsos. Madih mengaku dimintai uang Rp 100 juta hingga tanah seluas 1.000 meter persegi saat mengadukan dugaan penyerobotan lahan tersebut.

Madih mengaku melaporkan kasus tersebut ke oknum polisi berinisial TG. Trunoyudo mengatakan TG sudah pensiun.

"Dan kemudian penyidiknya yang disebutkan atas nama TG merupakan purnawirawan, artinya sudah purna, sudah pensiun yang bersangkutan sejak tahun 2022 pensiun, pada Oktober tahun 2022," katanya.

Simak Video 'Polda Metro Ungkit Kasus KDRT, Bripka Madih: Kan Dulu, Sudah Tak Masalah':

[Gambas:Video 20detik]



(mei/isa)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT