Polri telah selesai menggelar Stadium Security Management Course (Kursus Manajemen Pengamanan Stadion) yang diberikan oleh instruktur profesional dari Conventry University, Inggris. Salah satu yang dibahas dalam pelatihan pengamanan ini adalah aplikasi dari Kepolisian Amerika yang bisa mendeteksi insiden dalam stadion.
"Selanjutnya, pada hari keempat, hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2023, dilaksanakan diskusi tentang aplikasi Worse Steward dan leadership atau kepemimpinan. Hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa aplikasi Worse Steward yang digunakan oleh kepolisian Amerika Serikat untuk mengidentifikasi suatu lokasi, termasuk lokasi di dalam stadion apabila terjadi insiden dapat mendeteksi suatu," kata Asops Kapolri Irjen Agung Setya Imam Effendi di Mabes Polri, Rabu (1/2/2023).
Agung mengatakan Polri akan mempelajari aplikasi tersebut. Hal ini guna memaksimalkan upaya pengamanan pada laga sepakbola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aplikasi yang tentu perlu kita akan kita pelajari dan akan kita manfaatkan kompetisi sepakbola, khususnya dalam pengamanan," katanya.
"Yang kedua, kepemimpinan ditunjukkan oleh pekerjaan yang harus dilakukan dan tantangan yang akan dihadapi," tambahnya.
Selain itu, pada pelatihan yang digelar selama 9 hari ini, Polri menyimpulkan bahwa Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, memiliki jalur evakuasi yang terhalangi parkir kendaraan. Lalu, didapatkan fakta juga bahwa suporter berisiko jatuh karena duduk di rel tiang penyangga selama pertandingan.
"Yang ketiga, steward memiliki koneksi radio yang terbatas dan tidak memiliki earphone sehingga sulit mendengar selama kebisingan penonton berlangsung," sambungnya.
Sebelumnya, Polri menggelar kursus pelatihan pengamanan pertandingan sepakbola. Instruktur dari Inggris didatangkan langsung untuk memberikan pelatihan yang berlangsung selama sembilan hari ini.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: AS Kirim 60 Kendaraan Tempur Era 80-an ke Ukraina
"Pagi kita membuka kursus pengamanan stadion yang diselenggarakan di Hotel Century yang akan dilakukan selama 9 hari dari hari ini sampai 2 Februari," kata Asops Kapolri Irjen Agung Imam Setya Effendi kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Diketahui, ada sebanyak 66 personel Polri yang mengikuti pelatihan ini. Di antaranya 56 personel dari internal dan 10 personel dari eksternal dari Kemenpora hingga PSSI.
Agung mengatakan hal ini guna meningkatkan kualitas pengamanan stadion sepakbola agar tidak lagi terjadi seperti Tragedi Kanjuruhan. Para pelatih atau instruktur dari Inggris itu nantinya akan menjadi pemateri untuk para penyelenggara, salah satunya dari PSSI.
"Kita menjalankan kursus ini untuk menjawab dari berbagai pertanyaan publik terkait dengan bagaimana transformasi persepakbolaan kita berlangsung, dan ini dari Polri menyelenggarakan kursus ini untuk yang pertama tujuannya adalah bagaimana meningkatkan kemampuan kita dan kompetensi kita, terutama penyelenggara maupun nanti para pelaksana di lapangan bisa memiliki kompetensi yang baik," katanya.
(azh/aud)