Nelangsa Siswa SD Depok Keracunan Roti Promosi Diduga Kedaluwarsa

Nelangsa Siswa SD Depok Keracunan Roti Promosi Diduga Kedaluwarsa

Devi Puspitasari - detikNews
Jumat, 27 Jan 2023 21:34 WIB
Kepala Sekolah SDN Pengasinan 1 Yeti Suhesti menanggapi 12 siswanya keracunan roti promosi (Devi Puspitasari/detikcom)
Foto: Kepala Sekolah SDN Pengasinan 1 Yeti Suhesti menanggapi 12 siswanya keracunan roti promosi (Devi Puspitasari/detikcom)
Depok -

Sebanyak 12 siswa SDN Pengasinan 1 di Depok, Jawa Barat, keracunan. Mereka kedapatan mengkonsumsi roti promosi dari suatu brand yang diduga sudah kadaluwarsa.

Kepala SDN Pengasinan 1 Yeti Suhesti menceritakan kejadian itu bermula dari manajer salah satu brand roti yang menghubunginya untuk izin membagikan roti sampel gratis bagi siswanya pada Senin (23/1/2023). Saat dibagikan, kata Yeti, wali kelas sempat menyuruh siswa mengecek langsung masa kedaluwarsa roti tersebut.

"Pihak M manajer lapangannya nelepon malam minta izin membagikan sampel roti promo. Lalu, besoknya dibagiin rotinya sama guru, jadi masing-masing wali kelas bagiin. Pas dibagiin 'Dicek ya expired-nya' kan gitu ya benar setiap dibagiin dicek. Nggak ada yang kedaluwarsa," ungkap Yeti saat ditemui di SDN Pengasinan 1, Sawangan, Depok, Kamis (26/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sejumlah Siswa Muntah

Kemudian, Yeti menerima informasi ada siswanya yang muntah dan mengalami masalah pencernaan setelah memakan roti sampel itu.

"Kalau info saya dapat jam 2 siang. Saya kan jam 2 siang masih di sini. Karena ada kelas siang jam 1 ada yang WhatsApp ke guru siang (guru kelas 6) katanya ada anak yang habis makan roti buang-buang air dan muntah," tutur Yeti.

ADVERTISEMENT
A rustic high contrast still life of bread and wine, representing the Last Supper of Jesus Christ, his blood and body.  The elements rest on a weathered gray wood background.  Vertical with copy space.Ilustrasi roti (Getty Images/iStockphoto/RyanJLane)


Beberapa Roti Kadaluwarsa

Sontak Yeti langsung mengecek dan mencari bukti terkait roti kedaluwarsa itu pada boks roti. Alhasil, Yeti menemukan banyak roti sampel yang sudah kedaluwarsa.

"Salah satu guru bilang 'Bu tuh ada yang expired'. Oh iya, Saya liat 'ini tanggal 23 (Januari)' Saya bilang gitu kan 'periksa-periksa ke kelas langsung'. Akhirnya cari ke tempat sampah kita udek-udek tuh bungkusan roti ada yang tanggal 22 ketemulah dua bungkus. Yang expired 22 (Januari) dan 23 (Januari) sama tiga bungkus yang di sini (di dalam ruang kepala sekolah)," kata Yeti.

"Saya menuju ke mobil, sales-nya lagi makan di seberang saya bongkar-bongkar tempat rotinya. Nggak tahunya di situ, saya buka, itu ada 23. Semua masih banyak yang di bawah boks juga sama," ujar Yeti.

Lihat juga video 'Puluhan Siswa SD di Padang Keracunan Usai Santap Jajanan Bakso Bakar':

[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya di halaman selanjutnya

Kondisi Siswa Sudah Stabil

Kondisi siswa yang keracunan itu kini sudah masuk sekolah. "Nah Rabu aja udah sekolah latihan pramuka sekarang masuk semua lagi dicek udah sehat apa belum buat keterangan kalau ada apa-apa lagi punya bukti dari pihak perusahaan kalau anak-anak itu sudah sehat. Kalau pemeriksaan puskesmas kita belum dapat hasil. Puskesmas, dinas kesehatan pada kemari tapi hasilnya belum ada," imbuh Yeti.

Walkot Depok Buka Suara

Wali Kota Depok M Idris angkat bicara. Dia mengatakan polisi dapat mengusut unsur pidana terkait peristiwa tersebut.

"Ya, itu tentunya kalau sudah kejadian seperti ini sudah pada ranah kepolisian nanti dilihat dan diperiksa dari unsur-unsur perdatanya atau pidananya," kata Wali Kota Depok M Idris kepada wartawan, Jumat (27/1).

Wali Kota Depok M IdrisWali Kota Depok M Idris (Foto: Devi Puspitasari/detikcom)

Idris mengatakan pihak sekolah harus melakukan pengawasan agar peristiwa serupa tidak terulang. Dia mengatakan warga juga bisa melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan di sekolah.

"Ya pola pengawasannya tentu di sekolah itu ada kepala sekolah pemilik ada termasuk mitra mereka RT, RW dan LPM. Kalau dinas pendidikan kan sifatnya kota UPT-UPT itu pun sifatnya per sekolah," ujar Idris.

"UPTD per sekolah jadi kepala sekolah itu yang bertanggung jawab untuk bisa mengatasi hal-hal seperti itu," lanjut Idris.

Perusahaan Roti Merespons

Pihak perusahaan roti memberi penjelasan. Mereka menyebut informasi mengenai sejumlah siswa SD di Depok keracunan menyesatkan.

"Proses klarifikasi terhadap aparat, pihak terkait dan juga pelaksana kegiatan saat ini sedang berlangsung," demikian keterangan perusahaan roti YMR yang diterima detikcom, Jumat (27/1/2023).

Mereka mengungkapkan setiap kegiatan promosi di lapangan yang berjalan selalu fokus dan memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku. Mereka menyatakan berkomitmen memberikan produk yang terbaik.

"Berita yang sudah beredar telah menyebabkan disinformasi, menyesatkan. Karena kondisi anak-anak saat ini dalam keadaan baik," ungkap pihak YMR.

"Selain itu pemberitaan yang telah beredar juga merugikan nama baik perusahaan sebab tidak ada konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak perusahaan. Mohon untuk menunggu press release resmi dari pihak yang berwenang," tutup Pihak YMR.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads