Sebanyak 12 siswa di SDN Pengasinan 1, Sawangan, Depok, keracunan roti promosi (sampel) milik salah satu brand. Setelah ditelisik, beberapa roti yang dibagikan ke siswa itu sudah kedaluwarsa.
Kepala SDN Pengasinan 1 Yeti Suhesti menceritakan kejadian itu bermula dari manajer salah satu brand roti yang menghubunginya untuk izin membagikan roti sampel gratis untuk siswanya pada Senin (23/1/2023). Saat dibagikan, kata Yeti, wali kelas sempat menyuruh siswa mengecek langsung masa kedaluwarsa roti tersebut.
"Pihak M manajer lapangannya nelepon malam minta izin membagikan sampel roti promo. Lalu, besoknya dibagiin rotinya sama guru, jadi masing-masing wali kelas bagiin. Pas dibagiin 'Dicek ya expired-nya' kan gitu ya benar setiap dibagiin dicek. Nggak ada yang kedaluwarsa," ungkap Yeti saat ditemui di SDN Pengasinan 1, Sawangan, Depok, Kamis (26/1/2023).
Kemudian, Yeti menerima informasi ada siswanya yang muntah dan mengalami masalah pencernaan setelah memakan roti sampel itu.
"Kalau info saya dapat jam 2 siang. Saya kan jam 2 siang masih di sini. Karena ada kelas siang jam 1 ada yang WhatsApp ke guru siang (guru kelas 6) katanya ada anak yang habis makan roti buang-buang air dan muntah," tutur Yeti.
Sontak Yeti langsung mengecek dan mencari bukti terkait roti kedaluwarsa itu pada boks roti. Alhasil, Yeti menemukan banyak roti sampel yang sudah kedaluwarsa.
"Salah satu guru bilang 'Bu tuh ada yang expired'. Oh iya, Saya liat 'ini tanggal 23 (Januari)' Saya bilang gitu kan 'periksa-periksa ke kelas langsung'. Akhirnya cari ke tempat sampah kita udek-udek tuh bungkusan roti ada yang tanggal 22 ketemulah dua bungkus. Yang expired 22 (Januari) dan 23 (Januari) sama tiga bungkus yang di sini (di dalam ruang kepala sekolah)," kata Yeti.
"Saya menuju ke mobil, sales-nya lagi makan di seberang saya bongkar-bongkar tempat rotinya. Nggak tahunya di situ, saya buka, itu ada 23. Semua masih banyak yang di bawah boks juga sama," ujar Yeti.
Kondisi siswa yang keracunan itu kini sudah masuk sekolah. "Nah Rabu aja udah sekolah latihan pramuka sekarang masuk semua lagi dicek udah sehat apa belum buat keterangan kalau ada apa-apa lagi punya bukti dari pihak perusahaan kalau anak-anak itu sudah sehat. Kalau pemeriksaan puskesmas kita belum dapat hasil. Puskesmas, dinas kesehatan pada kemari tapi hasilnya belum ada," imbuh Yeti.
(isa/isa)