Polresta Bogor Kota melakukan upaya preventif dan preemtif untuk mencegah aksi penghadangan truk demi konten yang kerap disebut rombongan jemaah liar atau 'Rojali'. Salah satunya dengan melakukan kampanye #Stop_Rojali dilakukan hingga ke lingkungan masyarakat bawah.
"Saat ini Polresta Bogor kota sedang menggalakkan silaturahmi kamseltibcarlantas melalui hastag #stop_rojali. Kegiatan ini menyentuh langsung ke masyarakat dengan menghadirkan tokoh agama, pemuda Bhabinkamtibmas, Bhabinsa bahkan orang tua dan anak anaknya," kata Kapolresta Bogor Kota AKBP Bismo Teguh Prakoso, Selasa (17/1/2023).
Bismo menyebutkan, pria tewas tertabrak saat hadang truk di Jl Sholeh Iskandar awal januari lalu, merupakan bagian dari kelompok remaja yang kerap setop truk demi sebuah konten, atau biasa dikenal dengan sebutan 'Rojali'.
"Dari hasil penelusuran korban rojali, kejadian tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Nah, kita kita kumpulkan orangtua dengan anaknya, sehingga potensi-potensi itu dapat kita cegah. Kami juga menyiapkan brosur dan selebaran #stop_rojali yang kita bagikan ke 6 kecamatan di wilayah Bogor Kota," kata Bismo.
"Ke depan kita akan buat pertandingan atau perlombaan perlombaan kreatif yang bisa menyalurkan waktu anak anak ke hal positif lagi, sehingga benar benar rojali tidak akan terjadi lagi di Bogor Kota," tambahnya.
Tokoh agama dan orangtua juga diimbau agar mengawasi pergaulan anak, supaya tidak tergabung dengan kelompok-kelompok membahayakan dan memantau aktivitas anak di media sosial. Anak-anak juga perlu diinformasikan tentang keselamatan lalulintas dan sopan santun dalam berkendara.
"Ikut mengawasi penggunaan media sosial anak-anaknya, seperti pengawasan terhadap grup yang diikuti di medsos (WA, FB maupun media sosial lainnya), karena fenomena ini dimulai dari media sosial," sebut Bismo.
"Melarang anak membuat konten sosial media yang membahayakan diri dan orang lain," tambahnya.
Masyarakat diminta berperan aktif dan melaporkan ke pihak kepolisian jika melihat tindakan setop truk dengan paksa.
"Memberikan informasi kepada aparatur daerah maupun petugas Polri apabila menemukan aktivitas para remaja atau anak-anak yang nekad memberhentikan dan menumpang truk secara paksa," sebut Bismo.
Selain itu, sopir truk juga diimbau tidak memberi tumpangan jika berisiko terjadinya kecelakaan dan menimbulkan gangguan Kamtibmas.
"Sebagai pengemudi dihimbau agar lebih waspada dan tidak memberikan tumpangan, yang dapat beresiko
menimbulkan kecelakaan lalu lintas maupun gangguan kamtibmas," kata Bismo.
Baca di halaman selanjutnya: fenomena rojali....
Simak juga Video: Dan Terjadi Lagi, Remaja Bogor Tewas Usai Nekat Adang Truk Demi Konten
(mea/mea)