Puan: Berat Banget Ya Jadi Perempuan Indonesia

Puan: Berat Banget Ya Jadi Perempuan Indonesia

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2023 16:36 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani
Foto: Dok. DPR RI
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani merupakan sosok yang kerap mendorong kesetaraan gender. Hal ini salah satunya diwujudkan melalui raihan gelar Doktor Honoris Causa dari Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan, beberapa waktu lalu karena dianggap berdedikasi terhadap kemajuan perempuan Indonesia.

"Saya Alhamdulillah dapat memberi satu kebanggaan kepada orang tua saya. Saya diberikan penghargaan sebagai Doktor Honoris Causa. Saya dianggap sebagai politikus yang dapat berkontribusi kepada bangsa dan negara sehingga dikasih penghargaan," kata Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/1/2023).

Hal ini ia sampaikan dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun TV swasta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, dalam memperjuangkan kesetaraan gender, Puan mengaku banyak beban yang dirasakan. Bahkan, ia juga sempat terlihat menangis saat menyampaikan pidato di PKNU.

"Saya merasakan ternyata berat banget ya jadi perempuan Indonesia. Nggak semudah yang dibayangkan bisa menjadi Menko PMK, Ketua DPR. Mencapai itu ternyata nggak mudah," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Puan mengatakan salah satu beban yang kerap dirasakannya adalah banyaknya serangan, bully, atau respons negatif terhadap dirinya. Bahkan, ia mengaku jalan untuk menjadi pemimpin yang menyejahterakan rakyat dan mendorong eksistensi perempuan cukup sulit.

"Itu beban terbesar, ternyata nggak mudah, sudah berusaha kerja sebaik-baiknya, semampunya, tapi kok tetap salah terus. Itu kan beban batin juga," ungkapnya.

"Saya sempat mikir kenapa ya begini terus, apa karena saya perempuan ya. Tapi saya merasa mungkin iya juga. Apa di Indonesia belum siap ya menerima seorang perempuan untuk maju menjadi pemimpin, di mana pun posisinya," lanjutnya.

Padahal, menurut Puan, laki-laki dan perempuan dapat memperoleh hak yang sama. Termasuk dalam hal demokrasi di Indonesia.

"Jadi saya sedang menceritakan dua sayap burung ya, harusnya kita bisa seiring sejalan antara laki-laki dan perempuan dalam demokrasi di Indonesia," kata Puan.

Meski demikian, mantan Menko PMK ini mengatakan beruntung mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekatnya, termasuk sang ibu yang merupakan Presiden ke-5 RI dan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ia mengaku juga tak lantas putus asa dalam memperjuangkan nasib perempuan Indonesia.

"Makanya saya di situ merasa saya harus bisa. Karena Ibu Mega selalu mengajarkan kamu harus bisa karena ini perjuangan kamu dan mama. Dan bukan cuma perjuangan untuk kita berdua saja, Puan. Tapi buat perempuan-perempuan Indonesia," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Puan juga mengungkapkan soal kesedihannya lantaran sering dianggap tak mampu karena posisinya sebagai seorang perempuan. "Sedih. Bayangkan kalau saya saja merasa seperti itu, perempuan yang lain bagaimana," urainya.

Meski tidak ada yang secara langsung mengatakan dirinya kurang diakui karena statusnya sebagai perempuan, mamun cucu Proklamator RI Bung Karno itu menyebut tetap dapat merasakan sulitnya menjadi seorang perempuan.

"Maka saya bilang perempuan itu kerjanya harus dua kali lipat. Itu untuk membuktikan dirinya mampu, punya kapasitas, kapabilitas," tukasnya.

"Dan saya juga selalu mengatakan kita tidak boleh lupa kodrat kita sebagai perempuan. Kita bisa jadi seorang istri, seorang ibu, tapi kalau bicara gender jangan dianggap perempuan tidak mampu," lanjutnya.

Saat membahas soal kondisi jika masih ada sang ayah Taufiq Kiemas, Puan menyebut kondisinya mungkin akan berbeda. Namun tak adanya sosok sang ayah saat ini tidak membuat dirinya patah semangat.

"Bisa iya, bisa enggak. Saya pernah pikir juga kalau (bapak masih ada akan berbeda), tapi saya kuatkan hati saya, mungkin harus seperti ini jalannya. Jadi saya harus tetap bisa maju, tetap semangat walaupun nggak ada Pak Taufiq," urai Puan.

"Ini suatu pembuktian bahwa saya mampu, dan saya akan tunjukkan kepada Pak Taufik dan Ibu Mega, bahwa anak perempuannya bisa," tambahnya.

Puan meyakini perjuangannya selama ini tidak akan sia-sia, walaupun banyak tantangan dan beban. Ia juga memastikan akan tetap berjuang demi mensejahterakan para perempuan Indonesia dan kemajuan bangsa.

"Apa yang saya lakukan ini harusnya bisa berguna bagi perempuan-perempuan Indonesia. Jadi ayo perempuan-perempuan Indonesia, harus semangat," tuturnya.

"Dan kita harus sama-sama bersatu, bergotong royong demi kemajuan bangsa ini ke depan, di mana pun posisi kita, pasti bisa," tutupnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads