Refleksi Diplomasi 2022: Kepemimpinan RI di Masa Penuh Tantangan

ADVERTISEMENT

Refleksi Diplomasi 2022: Kepemimpinan RI di Masa Penuh Tantangan

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Kamis, 05 Jan 2023 20:22 WIB
KLHK
Foto: dok. KLHK
Jakarta -

Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi diplomasi. Pandemi COVID-19 belum berlalu, pemulihan ekonomi masih tersendat.

Perang di Ukraina memicu krisis pangan dan energi. Rivalitas antar kekuatan besar semakin menajam, menjadi ancaman bagi stabilitas dan perdamaian dunia. Di tengah situasi sulit tersebut, Indonesia menjalankan kepemimpinan sebagai Presiden G20.

Perbedaan pandangan yang tajam antarnegara akibat perang membuat negosiasi di G20 sangat alot. Banyak pihak pesimis G20 dapat membuahkan hasil. Bahkan muncul kekhawatiran G20 bubar.

"Presidensi Indonesia tahun lalu dapat dikatakan sebagai Presidensi G20 yang paling sulit sepanjang sejarah. Di satu sisi, tantangan yang dihadapi dunia sangat luar biasa dan harapan masyarakat terhadap G20 begitu besar. Di sisi lain, soliditas G20 terganggu karena geopolitik," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam keterangan tertulis, Kamis (5/1/2023).

"Dalam situasi sulit itu, kepemimpinan Indonesia diuji. Pesimisme yang banyak muncul sebelum perhelatan KTT dijawab dengan hasil nyata, KTT G20 menghasilkan deklarasi. Ini menunjukkan bahwa semangat kolaborasi antarnegara masih ada. G20 tetap utuh di tengah ancaman perpecahan," tuturnya.

Dunia memuji kepemimpinan Indonesia. Presidensi Indonesia juga berhasil memenuhi janjinya untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang dan menghasilkan kerja sama konkret yang bermanfaat untuk rakyat.

Di luar G20, diplomasi berkontribusi membangun ketahanan kesehatan nasional, regional, dan global, serta membantu upaya percepatan pemulihan ekonomi. Diplomasi Indonesia juga berkontribusi bagi perdamaian dan kemanusiaan, di antaranya mendorong perdamaian Rusia-Ukraina, membantu rakyat Afghanistan dan Palestina, dan mengupayakan penyelesaian isu Myanmar.

Tahun 2023 Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Diplomasi dan kepemimpinan Indonesia akan kembali diuji. Ini adalah momen yang menentukan bagi Indonesia maupun kawasan. Akankah Indonesia kembali mengulang kesuksesannya di G20 saat memimpin ASEAN?

(prf/ega)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT