Celah peron di sejumlah stasiun KRL kawasan Jakarta dan sekitarnya terlalu lebar. Kondisi celah yang terlalu lebar menyulitkan orang lanjut usia (lansia) dan ibu hamil yang hendak keluar-masuk gerbong KRL.
"Ya harapannya bisa tolong dibantu untuk nggak terlalu tinggi gitu, itu juga jadi ramah terhadap teman-teman disabilitas, dan lansia yang kesulitan. Saya anak muda aja kayak sulit apalagi orang yang lanjut usia begitu sih," tutur pengguna KRL bernama Oren (25) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).
Celah peron di Stasiun Tanah Abang terlalu lebar. Lantai gerbong lebih tinggi ketimbang permukaan peron. Bahkan pemuda sehat pun harus mengeluarkan sedikit tenaga ekstra untuk naik ke gerbong.
![]() |
Ada Sari (24), pemudi pengguna KRL di Stasiun Karet. Dia masih muda dan sehat, namun dia bisa berempati dengan lansia dan perempuan hamil.
"Jaraknya cukup tinggi ya. Buat saya masih oke, tapi mungkin untuk orang tua atau ibu hamil bakal kesusahan," kata Sari (24) di lokasi.
Di Stasiun Sudimara daerah Ciputat Tangerang Selatan, celah peron juga dikeluhkan anker karena terlalu lebar. Feri, pria 50 tahun, yang hendak ke Cikarang menilai kondisi ini berbahaya. Apalagi apabila kondisi peron sedang licin saat musim hujan, risiko berbahaya bagi penumpang bakal tambah besar.
"Itu tolong diperhatikan juga untuk orang tua, ibu hamil, anak-anak disabilitas. Saya melihat juga jarak dengan KRL terlalu lebar, takutnya terperosok," kata Feri.
Simak juga 'Pimpinan DPR soal Tarif KRL 'Orang Kaya': Perlu Diperjelas Kriterianya':