Gibran Buka-bukaan Alasan Jadi Wali Kota Solo

ADVERTISEMENT

Gibran Buka-bukaan Alasan Jadi Wali Kota Solo

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Jumat, 30 Des 2022 15:41 WIB
Gibran Rakabuming Raka (Screenshot YouTube CXO Media)
Gibran Rakabuming Raka (Screenshot YouTube CXO Media)
Jakarta -

Gibran Rakabuming Raka mengungkap alasannya menjadi Wali Kota Surakarta. Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku ingin berkontribusi kepada kota kelahirannya.

"Ini bukan masalah pengen dan nggak pengen. Ini masalah pengabdian mungkin ya. Masalah apa ya? Timbal balik ke kota kelahiran kita. Ya kan saya anak daerah. Kita pengen memberikan kontribusi ke Kota Solo," kata Gibran dalam Ngobrol Sore Semaunya (NSS) bersama Putri Tanjung yang disiarkan dalam akun YouTube CXO Media, Jumat (30/12/2022).

Gibran ingin ikut berkontribusi membangun Kota Solo. Karena itu, setelah terpilih menjadi Wali Kota Surakarta, dia langsung menggenjot pembangunan di titik-titik yang belum pernah tersentuh sebelumnya.

"Kita punya 13 pembangunan fisik yang prioritas di Kota Solo ini... 13 ini titik yang tidak pernah disentuh pemimpin sebelumnya atau mungkin titik yang sempat mangkrak sebelumnya. Ini kita lanjutin dan insyaallah nanti kalau 13 ini selesai semua kita pengen bisa bersaing dengan Semarang dan Jogja. Nah sekali lagi Solo jangan dibandingkan sama Semarang dan Jogja loh. Solo ini bukan ibu kota, ini kotanya kecil sekali penduduknya sedikit APBD-nya terbatas tapi kita pengen mengungguli dua kota yang lebih gede dari kita," papar dia.

Pertahankan Gaya Lama

Gibran juga mengaku tetap mempertahankan gaya kepemimpinannya sebagai pengusaha saat memimpin Surakarta. Menurutnya, jika mengikuti gaya birokrat, kecepatan pembangunan di Solo tidak akan bisa secepat saat ini.

"Sebenarnya nggak ada transisi dari swasta ke birokrasi itu sebenarnya kalau saya nggak ada transisi, saya tetap mempertahankan gaya lama saya. Kalau kita ngikutin gayanya birokrasi ya pasti tidak bisa secepat ini pembangunannya. Ya kita saling saling mengisi lah, saya juga beradaptasi dengan cara-cara di, misalnya, di kepala-kepala dinas dan lain-lain, tapi kita pengen kecepatannya seperti orang-orang swasta," tutur Gibran.

Selain itu, Gibran mengandalkan partisipasi publik dalam pembangunan kotanya. Dia enggan pembangunan tersebut justru tidak dimanfaatkan oleh warga, khususnya anak-anak muda.

"Ya harus lebih cepat, harus lebih transparan. Lalu kita pengen partisipasi publik, kita pengen partisipasi anak-anak muda untuk memberikan masukan dan lain-lain. Kita nggak pengen anak-anak mudanya pasif. Kita nggak pengen mereka apatis kita nggak pengen membangun tiba-tiba jadi tapi anak mudanya nggak mau menggunakan karena nggak tepat sasaran," ujar dia.

(mae/imk)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT