Ketua KPU Bantah Ancam Hasnaeni Terkait Video Permohonan Maaf

Ketua KPU Bantah Ancam Hasnaeni Terkait Video Permohonan Maaf

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 30 Des 2022 12:11 WIB
Ketua KPU Hasyim Asyari (Karin NS/detikcom)
Foto: Ketua KPU Hasyim Asyari (Karin NS/detikcom)
Jakarta -

Kuasa hukum Hasnaeni, Farhat Abbas menuding Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengancam kliennya untuk membuat video permintaan maaf terkait adanya dugaan perlakuan asusila. Hasyim menyatakan tidak mungkin melakukannya karena Hasnaeni sedang di dalam penjara atas dugaan kasus korupsi puluhan miliar rupiah.

Awalnya Hasyim tengah menjawab pertanyaan wartawan terkait isu penundan Pemilu karena banyaknya laporan yang masuk ke DKPP. Menurut Hasyim, komplain dan keberatan terhadap KPU bisa dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

"Nah makanya sudah ada saluran kalau ada orang komplain keberatan terhadap KPU, baik itu kebijakan atau katakanlah tudingan-tudingan pada perilaku penyelenggaraan Pemilu dilaporkan DKPP. Ada saatnya kalau sudah, katakanlah ada panggilan sidang atau segala macam, kami-kami taat untuk menghadiri sidang-sidang itu," kata Hasyim kepada wartawan di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakpus, Jumat (30/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasyim kemudian menyampaikan banyak cara yang bisa dilakukan tanpa perlu menjelaskan ke pada publik terkait persoalan yang dilaporkan ke DKPP. Salah satunya dengan kemunculan video permintaan maaf Hasnaeni yang beredar di media sosial.

"Ya bisa banyak strategi ya, cuma salah satunya ya tiba-tiba muncul video. Video mohon maaf, ya tiba-tiba muncul video mohon maaf, ada foto, video terakhir yang mohon maaf. Lho kok ternyata ada video permohonan maaf, siapa yang menduga tiba-tiba begitu?" ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hasyim membantah telah mengancam Ketua Umum Partai Republik Satu itu sehingga membuat video permohonan maaf. Dia mengatakan hal itu tidak mungkin bisa dilakukan karena Hasnaeni tengah dibui.

"Terus dituding buat video itu karena ancaman Ketua KPU. Ya Allah, bagaimana kita bisa menjangkau ke sana, bisa ngancam-ngancam orang di dalam penjara. Ya kan?" jelasnya.

Menurut Hasyim masyarakat nantinya yang akan menilai sendiri soal dugaan asusila yang sempat disampaikan Hasnaeni. Dia mengatakan Tuhan yang Maha Kuasa sudah mengatur apapun yang terjadi.

"Nanti kalau ada video yang lain lagi yang bukan ancaman, bisa lebih seru lagi. Terus orang bertanya-tanya ini sebetulnya drama sinetron apa urusan Pemilu serius, kan gitu. Wallahu alam bisowab. Semua ini Tuhan sudah ngatur. Dan skenario kehidupan kan kita ini hanya aktor-aktor menjalani skenario yang disusun oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kan," imbuhnya.

Sebelumnya, Hasnaeni sempat membuat pengakuannya lewat video pendek yang mendapat perlakuan asusila dari Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari. Belakangan, Hasnaeni mencabut pernyataan itu dan meminta maaf ke Hasyim Asy'ari.

"Bahwa video yang beredar yang menyatakan bahwa saya telah mengalami pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Ketua KPU Hasyim Asyari, maka saya nyatakan bahwa hal itu tidak benar. Perkataan itu saya katakan karena kekesalan saya dan kekhilafan saya akibat saat ini saya sedang mengalami sakit depresi," ujar Hasnaeni dalam video yang dikutip detikcom, Senin (26/12/2022).

Untuk diketahui, Hasnaeni saat ini sedang menghuni penjara karena dijadikan tersangka kasus proyek jalan tol. Hasnaeni diancam dengan hukuman 20 tahun penjara.

Saat ditangkap KPK, Hasnaeni mengaku sakit dan dijemput paksa di RS MMC, Kuningan, Jakarta. Hasnaeni pura-pura sakit dan menangis dan menjerit histeris. Petugas kejaksaan tidak luluh dan membawa Hasnaeni untuk proses hukum.

Lihat video 'Ketua KPU Pertimbangkan Pakai Kotak Suara Kardus di Pemilu 2024':

[Gambas:Video 20detik]



(dek/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads