Siswono Yudo Husodo: Pembela Sukarno, Kepercayaan Soeharto

Sudrajat - detikNews
Kamis, 29 Des 2022 17:23 WIB
Otobiografi Siswono Yudo Husodo 'Negeri Ribuan Pelangi' (Sudrajat/detikcom)
Jakarta -

Ir Siswono Yudo Husodo mundur sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai NasDem yang diembannya sejak 2017. Lelaki kelahiran Long Iram, Kalimantan Timur, 4 Juli 1943, itu punya sejarah panjang selama berkarir di dunia politik. Sebelum berkiprah di NasDem, Siswono aktif di Golkar sejak 1983.

"Saya menjadi politisi karena pada 1983 diajak oleh Letjen Sudharmono (Ketua Umum Golkar, 1983-1988) untuk memimpin Departemen Koperasi dan Wiraswasta bersama Eric Samola," tulis Siswono Yudo Husodo di dalam buku 'Negeri Ribuan Pelangi' terbitan Elex Media, Juni 2022.

Di era Sudharmono, untuk pertama kalinya posisi Sekretaris Jenderal Golkar dijabat sipil, yakni Sarwono Kusumaatmadja. Dia menjadi wakil pemuda di pucuk pimpinan Golkar. Begitu juga para wakil sekjen diisi para tokoh pemuda, seperti Akbar Tandjung, Oka Mahendra, Soedarmadji, dan David Napitupulu. Akbar dan David adalah tokoh KNPI.

Pada 2009, Siswono masih tercatat sebagai anggota DPR dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan Jawa Tengah 1. Tapi pada 2014, ia tak melanjutkan karena alasan usia, lalu bergabung dengan NasDem dan menjadi Ketua Dewan Pertimbangan.

Sebelum terjun ke dunia politik, Siswono Yudo Husodo, yang meraih gelar insinyur sipil dari ITB pada 1968, adalah seorang pengusaha konstruksi lewat bendera PT Tjipta Bangun Persada. Ia mengaku pilihannya menjadi pengusaha karena terpaksa. Sebagai Sukarnois, ia sadar betul bakal kesulitan bila menjadi pegawai negeri.

Gegara G30S/PKI, dia yang aktif mendukung Presiden Sukarno kena skors selama 1,5 tahun. Akibatnya, dia baru lulus dari ITB pada 1968 dari seharusnya 1966. Selama menganggur, dia membantu ibunya yang berjualan panci, pompa air, hingga menjadi agen rokok Kosgoro di Malang.

"Saya juga sempat berjualan bawang putih dari Batu ke Jakarta. Keuntungannya lumayan sehingga bisa membeli sepeda motor BMW seri R27 begitu kembali aktif di kampus. Padahal sebelum diskors saya ke kampus naik sepeda ontel," kata Siswono.

Selepas dari ITB, dia mendirikan CV Bantun Tjipta pada 28 Januari 1969. Tiga tahun kemudian badan usaha dan namanya berubah menjadi PT Tjipta Bangun Persada, yang bergerak di bidang konstruksi. "Semua proyeknya sangat sederhana, yakni memperbaiki WC rumah," kata Siswono Yudo Husodo.

Usahanya terus berkembang. Dia dipercaya membangun perbaikan-perbaikan jalan, membangun jembatan, pemukiman untuk transmigran, hingga pelabuhan-pelabuhan, dan berbagai proyek lain dari Pertamina.

Pada 1978, Siswono diperkenalkan kepada Presiden Soeharto oleh pengusaha Sukamdani Sahid Gitosarjono. Kala itu Soeharto berniat memugar makam Bung Karno di Blitar. Meski ada BUMN, Soeharto kemudian mempercayakan proyek tersebut kepada Siswono. Saat ditanya alasan memilih dirinya ketimbang BUMN, jawaban Soeharto membuat Siswono terperanjat.

"Saudara Siswono kan pengagum Bung Karno. Saya juga pengagum. Saudara Siswono pernah ikut Barisan Sukarno di Jawa Barat, kan?"

Pada Maret 1981, Siswono mendapat tugas memugar makam Bung Hatta di Tanah Kusir dengan menggunakan arsitektur Minangkabau.

Rupanya dua penugasan tersebut menjadi bagian dari ujian oleh Soeharto. Pada akhir Februari 1988, Siswono Yudo Husodo kembali dipanggil Soeharto di Cendana. Kali ini dia diminta menjadi Menteri Perumahan Rakyat. Pada 1993, dia kembali dipercaya menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan hingga 1998.




(jat/rdp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork