Polisi masih menyelidiki kasus penculikan bocah berinisial MA (6) di Gunung Sahari, Jakarta Pusat (Jakpus), oleh seorang pemulung berinisial Y. Polisi menelusuri pengepul barang bekas untuk mencari keberadaan korban dan pelaku.
"Kami sudah melakukan penyisiran ke seluruh pangkalan tempat berkumpulnya orang-orang yang mengumpulkan barang-barang bekas," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi, Kamis (22/12/2022).
Tak hanya di wilayah Gunung Sahari tempat tinggal korban, polisi juga melakukan penelusuran hingga ke wilayah Jakarta Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sepanjang Gunung Sahari sampai ke wilayah Jakarta Utara pun saat ini tim masih menyusuri," ujarnya.
Korban sudah menghilang selama 16 hari sejak 7 Desember 2022. Komarudin menyebut tidak tertutup kemungkinan pelaku kabur membawa korban ke luar kota, mengingat titik terakhir keduanya berada di Stasiun Kota.
"Tidak menutup kemungkinan (kabur ke luar kota). Tapi masih terus kita dalami," ucapnya.
Jika diperlukan, lanjut Komarudin, pihak kepolisian akan mencari keduanya hingga ke luar kota. Hingga kini, tiga tim gabungan masih berusaha mencari keberadaan mereka.
"Tim saat ini tim gabungan ada tiga tim yang diturunkan termasuk di backup dari Polda. Satu tim ada yang 12 orang, ada yang 15 orang," ujarnya.
Kendala Penyelidikan
Sebelumnya, polisi mengatakan penyelidikan kasus terkendala beberapa hal, salah satunya minimnya informasi.
"Kendalanya kita minim bukti informasi. Jadi gini... kalau dilihat dari rekaman CCTV, itu time line-nya itu kejadian tanggal 7 (Desember), jam 10 pagi. Setelah kita cek, durasi selisih waktu dengan real time itu hanya 4 detik. Artinya, itu waktu mendekati waktu yang sesungguhnya," kata Komarudin di Polda Metro Jaya, Senin (19/12).
Simak video 'Yang Diketahui Sejauh Ini soal Penculikan Bocah di Jakpus':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kasus itu dilaporkan dua hari setelah kejadian penculikan. Hal itu juga menjadi kendala penyelidikan pihak kepolisian. Selain itu, jarak CCTV di lokasi dengan pelaku dan korban menjadi penyebab polisi kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku penculikan.
"Kemudian mereka melapor ke Polres Jakpus tanggal 9 dengan isi laporan terkait dengan kehilangan orang. Maka di sana didisposisi bantuan pencarian orang," ujarnya.
"Ini yang masih kita cari identifikasi ciri-ciri orang. Karena kalau dilihat di CCTV itu sangat jauh," imbuhnya.
Selain itu, pemeriksaan sopir bajaj yang sudah dilakukan belum menjawab perkara yang ada. Sebab, lanjut dia sopir tersebut memiliki keterbelakangan mental yang membuat polisi harus melakukan pengecekan ulang informasi yang disampaikan.
"Sopir bajaj ini bukan sopir asli, sopir tembak. Dan punya riwayat keterbelakangan mental. Mudah-mudahan misteri ini bisa segera kami ungkap," jelasnya.