Polisi: Pemulung Culik Bocah di Jakpus Punya Identitas Berbeda-beda

Polisi: Pemulung Culik Bocah di Jakpus Punya Identitas Berbeda-beda

Wildan Noviansah - detikNews
Kamis, 22 Des 2022 17:17 WIB
Penculikan bocah oleh pria misterius dengan bajaj di Jakpus (dok. tangkapan layar)
Penculikan bocah oleh pria misterius dengan bajaj di Jakpus. (Dok. Tangkapan Layar)
Jakarta -

Polisi masih menyelidiki kasus penculikan bocah berinisial MA (6) di Gunung Sahari, Jakarta Pusat (Jakpus), yang diduga dilakukan oleh seorang pemulung. Polisi menyatakan identitas pemulung berbeda-beda.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan hal tersebut didapat dari hasil interogasi awal beberapa orang, termasuk orang tua korban.

"Ada lagi warga sekitar yang mengatakan bahwa terduga pelaku beberapa kali juga sempat ngambil barang (barang bekas) di tempatnya. Dia itu kan yang mengumpulkan barang bekas," kata Komarudin saat dihubungi, Kamis (22/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kan keterangannya dari nama saja berbeda-beda. Beberapa orang yang kita interogasi, namanya berbeda," imbuhnya.

Dari hasil interogasi, beberapa orang mengatakan inisial pelaku H, namun sebagian lain mengatakan inisialnya Y.

ADVERTISEMENT

"Ada yang mengatakan inisial Y, ada yang mengatakan inisial H," ujarnya.

Komarudin menuturkan hingga kini polisi masih mencari pembanding CCTV untuk membuat sketsa pelaku sebelum nantinya dicocokkan dengan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

"Nah, ini yang lagi kita carikan pembandingnya dulu, baru nanti kita siapkan sketsanya. Dukcapil itu untuk melihat kira-kira dari tampilan CCTV itu, orang ini siapa. Karena orang tua korban pun itu hanya tahunya atau kenal karena sering datang ngopi di kedainya. Ini yang terus kita lakukan, kita masih cari pembanding termasuk CCTV lain yang mungkin menangkap wajah dari terduga pelaku," jelasnya.

Kendala Penyelidikan

Kendati demikian, hingga kini keberadaan gerobak tersebut beserta pemulung dan korban penculikan belum diketahui. Komarudin menyebutkan minimnya informasi menjadi kendala dalam proses penyelidikan.

"Kendalanya kita minim bukti informasi. Jadi gini kalau dilihat dari rekaman CCTV, itu time line-nya itu kejadian tanggal 7 (Desember) jam 10 pagi. Setelah kita cek, durasi selisih waktu dengan real time itu hanya 4 detik. Artinya, itu waktu mendekati waktu yang sesungguhnya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin di Polda Metro Jaya, Senin (19/12).

Komarudin mengatakan kasus itu dilaporkan dua hari setelah kejadian penculikan juga menjadi kendala penyelidikan pihak kepolisian. Selain itu, jarak CCTV di lokasi dengan pelaku dan korban menjadi penyebab polisi sulit untuk mengidentifikasi pelaku penculikan.

"Kemudian mereka melapor ke Polres Jakpus tanggal 9 dengan isi laporan terkait dengan kehilangan orang. Maka di sana didisposisi bantuan pencarian orang," ujarnya.

"Ini yang masih kita cari identifikasi ciri-ciri orang. Karena kalau dilihat di CCTV itu sangat jauh," imbuhnya.

Selain itu, pemeriksaan sopir bajaj yang sudah dilakukan belum menjawab perkara yang ada. Sebab, lanjut dia sopir tersebut memiliki keterbelakangan mental yang membuat polisi harus mengecek ulang informasi yang disampaikan.

"Sopir bajaj ini bukan sopir asli, sopir tembak. Dan punya riwayat keterbelakangan mental. Mudah-mudahan misteri ini bisa segera kami ungkap," jelasnya.

Simak video 'Yang Diketahui Sejauh Ini soal Penculikan Bocah di Jakpus':

[Gambas:Video 20detik]



(wnv/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads