Balas Sarkasme MAKI, KPK: Syukurlah Boyamin Sadar Strategi Berantas Korupsi

Balas Sarkasme MAKI, KPK: Syukurlah Boyamin Sadar Strategi Berantas Korupsi

Muhammad Hanafi Aryan - detikNews
Kamis, 15 Des 2022 16:06 WIB
Plt Jubir KPK Ali Fikri (Hanafi-detikcom)
Plt Jubir KPK Ali Fikri (Hanafi/detikcom)
Jakarta -

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membalas sarkasme yang disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman. Apa kata KPK?

"Syukurlah kalo Boyamin sudah menyadari strategi pemberantasan korupsi itu memang bukan hanya soal penindakan saja dan ini sebelumnya berulang kali sudah kami sampaikan di ruang publik," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada detikcom, Kamis (15/12/2022).

Adapun cara memberantas korupsi selain penindakan dapat dilakukan lewat pendidikan antikorupsi dan pencegahan. Ketiganya dikenal dengan Trisula pemberantasan korupsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"KPK telah lakukan secara simultan dengan 3 strategi, yaitu pendidikan antikorupsi, pencegahan, dan penindakan," jelas Ali.

Oleh karena itu, Ali mengatakakn pemberantasan korupsi tak melulu soal OTT saja. Terlebih, menilai fungsi KPK tak berjalan jika OTT tidak dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Jadi tidak hanya melulu soal OTT, apalagi membuat kesimpulan keliru bila KPK tidak OTT maka dianggapnya gagal menjalankan fungsinya. Itu cara berpikir yang amat salah," sebutnya.

"KPK terus berikhtiar melakukan kerja-kerja terbaiknya sebagai upaya menurunkan korupsi," tutup Ali.

Sebelumnya, Boyamin Saiman menyoroti pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang menyebut pihak-pihak yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) hanya sedang apes dan bukan hal yang luar biasa. Boyamin setuju dengan pernyataan itu karena menurutnya KPK sebenarnya bisa melakukan OTT setiap hari.

"Ya saya setuju dengan pernyataan bahwa OTT itu hanya apes saja, karena sebenarnya kalau KPK mau OTT tiap hari bisa. Ibarat kata itu seperti Fahri Hamzah mengatakan OTT itu adalah berburu di dalam kebun binatang, tinggal mau pilih siapa saja, tiap hari kalau mau nyadap mulai dari tingkat pusat sampai daerah camat, kepala desa, bupati tiap hari bisa di tangkap OTT," kata Boyamin saat dihubungi, Rabu (14/12).

Boyamin mengatakan, jika KPK hanya berkutat pada pasal suap dan gratifikasi, akan banyak kepala daerah atau penyelenggara negara yang terjaring OTT setiap hari. Namun ia menilai hal itu tidak akan memperbaiki keadaan karena menurutnya akan ada orang yang memanfaatkan situasi menerima suap dan gratifikasi.

Sarkasme ini dilontarkan karena menanggapi Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang menyebut pihak-pihak yang terjaring dalam kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) hanya sedang apes. Dia menilai kejadian OTT itu bukan hal yang luar biasa.

"Saya kok masih merasa orang yang kemudian tertangkap tangan atau berperkara korupsi itu apes, bukan kejadian yang luar biasa. Apes saja itu," kata Alexander Marwata dikutip dari akun YouTube resmi Kementerian Keuangan, Selasa (13/12).

Alex mengatakan banyak pihak yang melakukan tindak korupsi. Hanya, mereka yang tidak tertangkap, menurut Alex, lebih rapi dalam menyembunyikan kekayaan.

"Sebetulnya yang lain kelakuannya sama, hanya mereka lebih rapi dalam menyembunyikan. Dalam melakukan tindakan dan menyembunyikan kekayaannya, lebih rapi," jelas dia.

Halaman 2 dari 2
(mha/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads