Saat Kuat Ma'ruf Tak Terima Nilainya Minus di Tes Kebohongan

Saat Kuat Ma'ruf Tak Terima Nilainya Minus di Tes Kebohongan

Zunita Putri, Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Rabu, 14 Des 2022 21:17 WIB
Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Maruf jalani sidang lanjutan di PN Jaksel. Mereka saling memberikan kesaksian.
Kuat Ma'ruf (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Jaksa menghadirkan saksi ahli poligraf, Aji Febrianto Ar-Rosyid, yang menjelaskan terkait hasil tes uji kebohongan atau lie detector terhadap terdakwa Ferdy Sambo dkk. Kuat Ma'ruf mengaku tak terima nilainya minus di tes tersebut, padahal ia mengaku telah bersikap jujur.

Hal itu terungkap dalam sidang di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022). Aji merupakan pemeriksa tes poligraf yang memeriksa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dalam kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat saat proses penyidikan.

Awalnya Aji mengungkap tes poligraf yang dilakukan terhadap lima orang itu memiliki akurasi 93 persen. Aji menjelaskan ada tiga tahapan pemeriksaan, yakni pre test, test, dan post test. Dia mengatakan terperiksa akan dipasangi alat-alat dengan empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor radiovaskular.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil lie detector itu, Ferdy Sambo mendapat skor minus 8, Putri Candrawathi minus 25. Kuat Ma'ruf ada 2 hasil yaitu plus 9 dan kedua minus 13.

"Untuk Kuat dilakukan dua kali pemeriksaan, yang pertama plus 9, yang kedua adalah minus 13," ucap Aji, saat bersaksi untuk Ferdy Sambo dkk, di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).

ADVERTISEMENT

Sedangkan Bripka Ricky juga dites dua kali, dengan hasil pertama plus 11 dan kedua plus 19. Sementara Bharada E mendapat nilai plus 13.

Jaksa kemudian bertanya apa maksud skor tersebut. Adi mengatakan skor plus berarti terindikasi jujur, sementara skor minus terindikasi bohong.


Hasil Poligraf Kuat Ma'ruf Saat Ditanya soal Pemerkosaan

Ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid mengungkapkan hasil tes kebohongan terhadap sopir keluarga Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf. Aji mengatakan Kuat diindikasi bohong untuk salah satu pertanyaan dan terindikasi jujur untuk pertanyaan lain.

"(Hasil Kuat) jujur dan terindikasi berbohong," ujar Aji saat menjadi saksi ahli dalam sidang pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).

Dua hasil ini didapat dari dua pertanyaan berbeda. Pertanyaan pertama itu terkait persetubuhan istri Sambo, Putri, dengan ajudan Sambo, Brigadir Yosua.

"(Pertanyaan pertama) Saudara Kuat, pertanyaannya adalah 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua. (Hasilnya) jujur," ungkap Aji.

"Dia tidak memergoki? Tidak melihat, ya?" tanya jaksa.

"Iya," jawab Aji.

Aji juga menjelaskan pertanyaan kedua yang diajukan kepada Kuat saat uji kebohongan di tahap penyidikan. Hasilnya, kata Adi, Kuat terindikasi berbohong.

"Untuk indikasi kedua Kuat pada saat pemeriksaan tanggal 9 September 'Apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Yosua, jawabannya saudara Kuat 'tidak', hasilnya berbohong," ujar Aji.

Baca halaman selanjutnya respons Kuat Ma'ruf.

Simak Video: Pengacara Kuat Tanya Keakuratan Poligraf 93%, Ahli: 100% Hanya Milik Allah

[Gambas:Video 20detik]




Kuat Ma'ruf Pertanyakan Hasil Tes Poligraf

Ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid mengungkapkan hasil tes kebohongan atau lie detector terhadap sopir keluarga Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf. Kuat Ma'ruf tidak terima dengan hasil uji kebohongan itu.

Sebagai informasi, Kuat terindikasi jujur dengan pernyataannya tidak melihat persetubuhan istri Sambo, Putri Candrawathi, dengan ajudan Sambo, Brigadir N Yosua Hutabarat. Namun, Kuat terindikasi berbohong dengan pernyataannya tidak melihat Sambo menembak Yosua.

Hakim pun bertanya apakah ada tanggapan dari Kuat terkait keterangan dari saksi ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid itu. Kuat pun menjawab.

Terdakwa Kuat Ma'ruf, bagaimana tanggapan Saudara terhadap keterangan ahli ini apakah benar semua apa tidak tahu-menahu?" tanya hakim ketua Wahyu.

"Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat, tapi di poligraf kok masih berbohong gitu aja," jawab Kuat.

"Ha-ha-ha...," disambut tawa hakim ketua Wahyu.


Pengacara Kuat Pertanyakan Akurasi Poligraf 93%

Tim pengacara Kuat Ma'ruf mempertanyakan keakuratan hasil uji kebohongan atau poligraf yang dilakukan terhadap para terdakwa kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat berada di angka 93 persen. Ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid mengatakan yang 100 persen hanya milik Allah.

Mulanya, pengacara Kuat mengulangi pernyataan Aji bahwa hasil uji kebohongan punya akurasi 93 persen dan 7 persen kemungkinan tidak akurat. Pengacara Kuat bertanya apa penyebab ketidakuratan 7 persen itu.

"Tadi kan 93 persen, ada kemungkinan tidak akurat 7 persen?" tanya pengacara Kuat.

"Kalau boleh saya simpulkan begitu," jawab Aji.

"Nah, apa yang bisa menyebabkan ketidakakuratan 7 persen itu?" tanya pengacara Kuat.

"Saya tidak tahu," jawab Aji.

Aji terus dicecar oleh pengacara Kuat Ma'ruf perihal ketidakakuratan 7 persen alat tersebut. Pengacara Kuat mengaku tidak akan bertanya kepada ahli jika hasil tes poligraf itu 100 persen akurat. Aji pun membalas dengan menyebut akurasi 100 persen hanya milik Allah.

"Lah tadi saudara menyatakan tadi kan sudah ditanya keakuratannya itu 93 persen, bukan 100 persen. Kalau 100 persen saya tidak bertanya," kata pengacara Kuat.

"Seratus persen hanya milik Allah SWT," jawab Aji

Sebelumnya, Kuat Ma'ruf didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer dan Ricky Rizal terlibat melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat. Dalam perkara ini, Kuat Ma'ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Halaman 2 dari 2
(yld/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads