Pemprov DKI Jakarta melakukan uji coba pemasangan sensor pemantauan berbiaya rendah atau low cost sensor (LCS). Sebanyak 12 sensor pemantauan udara itu ditempatkan di ruas jalan yang menerapkan ganjil genap.
"Sebagai salah satu pengembangan pelaksanaan pemantauan kualitas udara di DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta juga melakukan uji coba pemasangan sensor pemantauan berbiaya rendah (Low Cost Sensor/LCS)," kata Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melalui Instagramnya, @dinaslhdki, seperti dilihat Jumat (9/12/2022).
Dinas LH menuturkan keberadaan LCS dapat memperluas jangkauan pemantauan udara di DKI Jakarta sekaligus melengkapi stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) yang sudah ada. Sebab, saat ini DKI memiliki lima stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) standar referensi yang tersebar di setiap wilayah Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebanyak 12 alat sensor pemantauan udara ini ditempatkan berdampingan dengan sensor traffic counting di ruas jalan yang diberlakukan ganjil genap," terangnya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Penjabat Humas Dinas LH DKI Jakarta Yogi Ikhwan menjelaskan alat pemantauan udara ini berfungsi untuk mengevaluasi pelaksanaan ganjil genap. Nantinya pihaknya bisa menelusuri efektivitas pelaksanaan gage, terutama dalam pengendalian polusi.
"Itu sekarang diterapkan mengukur manfaat kebijakan ganjil genap terhadap penurunan pencemaran emisi udara. Hipotesisnya sih pasti turun ya, karena jumlah kendaraan jadi berkurang lewat situ," kata Yogi saat dihubungi, Jumat (9/12).
Yogi menyampaikan proses analisis menggunakan LSC membutuhkan waktu sebulan. Barulah setelah itu, hasil analisis akan disampaikan kepada publik. Nantinya, jumlah LSC akan terus ditambah hingga seluruh ruas jalan gage.
"Sensor belum bisa dilihat online, karena harus di analisis dulu. Tapi hasil analisisnya kita rilis, ya," imbuhnya.
(taa/azh)