KPK menggelar festival film bertajuk Awarding Night Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2022 di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara itu digelar untuk mengedukasi masyarakat terkait budaya antikorupsi.
"Jadi dari tahun ke tahun, film, drama, teater itu bukan hanya untuk sarana hiburan tetapi untuk mengedukasi. Oleh karena itu, KPK berharap dengan serial ACFFEST ini, itu adalah bagaimana menggugah insan-insan muda supaya memberikan informasi edukasi dan persuasi dari kalangan muda ke kalangannya sendiri dengan selera sendiri. Itu yang kami harapkan," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron kepada wartawan di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12/2022).
Ghufron mengatakan edukasi untuk melestarikan budaya anti korupsi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Menurutnya, film merupakan salah satu pendekatan untuk mengedukasi kalangan muda terkait budaya antikorupsi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mudah-mudahan, pembudayaan antikorupsi tidak bisa hanya dilakukan menggunakan satu lini, kita melakukan pendidikan antikorupsi melalui kurikulum, melalui ormas, melalui parpol, itu sudah kami lakukan. Tetapi juga untuk kalangan-kalangan muda, saya kira perlu juga didekati dengan menggunakan budaya dan juga film salah satunya KPK, ini sejak 2013 sampai 2022 ini kami masih melestarikan," ujarnya.
Dia berharap sineas muda akan lebih berpartisipasi dalam menggaungkan budaya antikorupsi melalui film. Dia menyebut budaya antikorupsi itu dapat dilakukan pada hal sederhana dalam keseharian.
"Sekali lagi untuk meningkatkan, pertama kepada masyarakat pada sineas muda, untuk berpartisipasi. Dan kedua tentu kepada khalayak penontonnya harapannya menjadi informasi, edukasi bahkan persuasif untuk melalukan budaya antikorupsi di mana pun bukan hanya untuk proses di penyelenggaraan pemerintahan, bukan hanya proses ya hal-hal yang selalu kami dapat tangkap tapi maksudnya mulai dari ya keseharian di jalanan antre, di mana misalnya di tempat-tempat kita harus tertib, nah itu salah satu contoh untuk kita melakukan film ini," tuturnya.
Acara ACFFEST ini terbagi menjadi tiga kategori film yaitu kategori film proposal ide cerita, kategori film pendek fiksi, dan kategori film pendek dokumenter. Ghufron pun menceritakan kesannya saat menonton setiap film dalam acara tersebut.
Pada kategori Film Pendek Fiksi dimenangkan oleh film berjudul 'Sedikit' produksi Nirmala Film, Blora. Ghufron menilai film itu memberi pelajaran bahwa korupsi sering dianggap hal kecil yang tanpa disadari bersifat merusak.
"Dari tiga pemenang tersebut yang sangat berkesan kepada saya tadi ada tiga hal. Pertama bahwa korupsi mungkin kelihatannya kecil-kecil tapi kecil-kecil itu kemudian merusak, itu yang pertama yang 'sedikit' itu ya," ujar Ghufron.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
"Yang kedua dari film yang Bu Elin, dari Bu Elin ini menunjukkan bahwa keterbatasan fisik atau hambatan fisik itu tidak mengurangi warga negara untuk berkontribusi kepada tanah air maupun kepada kemanusiaan, bahkan sebaliknya dari film Elin itu menunjukkan bahwa koruptor itu malah memiliki disabilitas karakter yang berbahaya," ujarnya.
Ghufron mengatakan orang normal yang melakukan tindak pidana korupsi menunjukkan sikap tak mandiri dan merugikan orang lain. Dia menyebut dalam film Elin, para disabilitas justru menunjukkan sikap kemandirian dan memberi manfaat meski tak memiliki fisik sempurna.
"Itu saya kira menggugah bahwa orang-orang yang disabilitas itu ternyata memiliki kemandirian dan juga memberi kemanfataan bagi orang lain. Bahkan sebaliknya orang-orang yang sempurna kayak kita yang kemudian terjatuh pada tindak pidana korupsi mereka sesungguhnya sedang tidak mandiri bahkan sedang merugikan orang banyak. Itu dari yang Elin," ujarnya.
"Bahkan orang-orang yang disabilitas yang diasumsikan itu tidak sempurna, ada hambatan, ternyata mereka malah sebaliknya, bahkan sesungguhnya itu menggugah dan menyadarkan kita semua bahwa koruptor mungkin fisiknya sempurna tapi ternyata karakternya tak sempurna bahkan lebih, tidak hanya mandiri bahkan merugikan orang lain," tambahnya.
Kemudian, kategori Film Proposal Ide Cerita dimenangkan oleh film berjudul 'Titip Sendal' produksi Historia, Pontianak. Menurut Ghufron, film itu mengedukasi bahwa tindakan korupsi akan merusak ketertiban dan merugikan banyak orang.
"Yang terakhir tadi Titip Sendal. Titip Sendal itu menunjukkan bahwa ketertiban itu merupakan kebutuhan dan kepentingan kita bersama, sebaliknya tidak tertib satu orang saja mengakibatkan rusak semuanya, bisa kecebur ke kali tadi. Ini menunjukkan sekali lagi korupsi itu salah satunya butuh seperti jalan pintas, jalan pintas itu kemudian mengakibatkan ketidaktertiban. Ketidaktertiban itu akan kemudian merusak dan merugikan kita semua. Nilai-nilai itu yang ditampilkan, ketertiban itu penting untuk kemanfaatan kita semua, kemandirian itu penting untuk memberi manfaat pada orang lain," ujarnya.
Berikut daftar pemenang penghargaan ACFFEST 2022:
- Kategori Film Proposal Ide Cerita
Best ACFFEST Movie Award, Category Short Film - Titip Sendal (Historia, Pontianak)
Favorite ACFFEST Movie Award, Category Short Film - Loma (Relung Production, Yogyakarta)
- Kategori Film Pendek Fiksi
Best ACFFEST Movie Award, Category Short Fiction - Sedikit (Nirmana Films, Blora)
2nd Winner ACFFEST Movie Award, Category Short Fiction - Soto Ayam (Tutur Creaive, Sleman)
Special Mention ACFFEST Movie Award, Category Short Fiction - Labirin Lembusora (Javora Studio, Blitar)
- Kategori Film Pendek Dokumenter
Best ACFFEST Movie Award, Category Short Documentary - Elin (Yayasan Gotong Royong Kreatif, Aceh)
Special Mention ACFFEST Movie Award, Category Short Documentary - Utan Bi'ha Re'hi (Loka Pola, Maumere)