Teks anekdot adalah apa? Teks anekdot merupakan salah satu jenis teks yang memiliki ciri-ciri kebahasaan hingga struktur teks yang berbeda dengan jenis teks lainnya.
Untuk memahami dan membuat teks anekdot perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian, ciri-ciri, struktur dan contoh teks anekdot.
Simak penjelasan tentang teks anekdot selengkapnya berikut ini yang dilansir situs resmi Kemdikbud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Teks Anekdot
Teks anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan karena isi teks anekdot berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena/ kejadian.
Teks anekdot sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Pada umumnya, isi teks anekdot adalah berupa kritik atau sindiran mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Tujuan Teks Anekdot
Tujuan teks anekdot adalah untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang di dalamnya ada sindiran secara tidak langsung. Artinya teks anekdot bukan sekadar hanya lelucon semata, tetapi memiliki nilai-nilai atau makna dibalik cerita lucunya.
Penyajian teks anekdot dapat berbentuk teks narasi, dialog, dan cerita bergambar. Dalam penyajian teks anekdot selalu menggunakan kalimat langsung.
Struktur Teks Anekdot
Struktur teks anekdot adalah terdiri dari lima bagian. Kelima bagian teks anekdot adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut ini penjelasannya:
- Abstrak
Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. - Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail di bagian ini. - Krisis atau Komplikasi
Krisis atau komplikasi adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan. - Reaksi
Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi. - Koda
Koda adalah bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Utamanya, ciri-ciri teks anekdot adalah ciri kebahasaan teks anekdot menggunakan kalimat langsung. Lebih lanjut, berikut ini ciri-ciri kebahasaan teks anekdot:
- Kalimat langsung
Kalimat-kalimat langsung adalah petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang tokoh. - Penggunaan Nama Tokoh Utama atau Orang Ketiga Tunggal
Penggunaan ini dapat disebutkan secara langsung nama tokoh faktualnya, seperti hakim, presiden, jaksa, atau tokoh-tokoh masyarakat lainnya. - Keterangan Waktu
Keterangan waktu, misalnya kemarin, sore ini, suatu hari, ketika itu. - Kata Kiasan
Kata kiasan atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata ini dapat berupa ungkapan atau peribahasa. - Kalimat Sindiran
Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim. - Konjungsi Penjelas
Konjungsi penjelas atau penerang, seperti bahwa. Hal ini karena berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak langsung. - Kata Kerja Material
Kata kerja material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas yang dapat dilihat oleh panca indera. - Kata Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang tokoh. - Konjungsi Sebab Akibat
Konjungsi sebab akibat merupakan kata penghubung yang menyatakan sebab akibat, seperti, demikian, oleh karena itu, maka, dan sehingga. - Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang bersifat atau memberi perintah atau dapat juga berupa peringatan, larangan. - Kalimat Seru
Kalimat seru biasanya ditandai dengan tanda seru, yang bersifat untuk menegaskan atau sebagai ungkapan rasa seseorang. - Konjungsi Temporal
Konjungsi ini bermakna kronologis (temporal), seperti, akhirnya, selanjutnya, kemudian, lalu. - Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Kalimat retoris di sini dapat juga sebagai kalimat yang mengandung sindiran.
Cara Membuat Teks Anekdot
Bagaimana cara membuat teks anekdot? Berikut ini langkah-langkah dalam menyusun teks anekdot:
- Tentukan topik.
- Tentukan kritik yang ingin disajikan
- Rancang humornya.
- Tentukan tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang dimaksud pada umumnya bersifat faktual.
- Rinci peristiwa ke dalam alur dan struktur anekdot yang meliputi abstrak, orientasi, krisis,reaksi, dan koda.
- Kembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan memperhatikan unsur kebahasaannya.
- Lakukan penyuntingan.
Contoh Teks Anekdot
Berikut ini contoh teks anekdot adalah dengan judul 'Obrolan Para Presiden di Dalam Pesawat":
Karena begitu bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01.
Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur untuk berkeliling dunia.
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama Presiden Amerika, Bill Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata,"Wah kita sedang berada di atas New York!"
Preslden lndonesla (Gus Dur), "Lho kok blsa tahu sih?"
"Ini patung Liberty kepegang!" lawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Perancls, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" katanya dengan sombongnya.
Gus Dur, "Wah... kok bisa tahu juga?"
"lni menara Eiffel kepegang!" sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!" teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tahu sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat.
"ini jam tangan saya hilang...," jawab Gus Dur kalem.