Balas-balasan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana dan Stafus Mensesneg Faldo Maldini soal evaluasi 3 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin terus bergulir. Faldo menyarankan agar ICW membuat langkah politik untuk menghadirkan suatu perubahan.
"Anda kalau mau bikin perubahan mesti bikin langkah politik, satu per satu orang di pemerintahan diajak bicara, digalang, mendukung agenda Anda. Kalau kayak begini, buat cari perhatian aja. Mudah-mudahan donornya lancar terus ICW, saya doakan," kata Faldo Maldini kepada detikcom, Selasa (15/11/2022).
Faldo meminta bantuan ICW untuk menjelaskan kesalahan proses pembuatan kebijakan dalam pemerintahan Jokowi. Dia menyindir niat ICW yang hanya ingin bertemu dengan pejabat tinggi agar dapat pamer di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses kebijakan mana yang salah? Bantu kami. Jangan kalau diajak diskusi, malah banyak alasan. Memangnya Anda cuma mau ketemu sama pejabat yang tinggi-tinggi saja? Biar apa? Biar foto-foto diposting di medsos?" ujarnya.
Dia juga menyebut ICW tak bisa diajak diskusi jika dibandingkan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Faldo menuding ICW hanya bisa berbicara di media sosial.
"ICW kalah sama anak BEM. Diajak diskusi, teman-teman mahasiswa senang. Abis teriak, diskusi, lalu kita terima masukan. Kita benahi apa yang relevan. ICW ini koar-koar saja," tutup Faldo.
Faldo Ajak ICW Diskusi
Sebelumnya, Staf Khusus Mensesneg Faldo Maldini menjawab evaluasi 3 tahun pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin yang dirilis ICW. Faldo mengajak ICW ke Istana.
"Saya tunggu kawan-kawan ICW di Istana. Kita diskusi bareng di sini. Saya hadapi. Kasih bahan lengkapnya di sini. Makin banyak masukan, makin bagus. Saya tunggu, buat janjian sekarang gampang, saya balas semua DM di IG," kata Faldo Maldini kepada wartawan, Senin (14/11).
Faldo kemudian memberi penjelasan soal pembiayaan influencer yang disorot ICW. Dia mengatakan pemerintah berupaya menyampaikan informasi soal program lewat berbagai media, termasuk media sosial.
"Saya rasa biaya influencer ini sudah sering dibahas. Ini kan soal media sudah berbeda, tidak hanya media konvensional, tapi juga ada media sosial," ucap dia.
"Program-program pemerintah harus tersosialisasikan. Bahkan anggaran media konvensional lebih besar lagi, pakai KPC PEN," sambungnya.
Baca halaman selanjutnya.