Belajar dari Ukraina-Rusia, Prabowo Harap RI Perkuat Pertahanan Udara

Adrial Akbar - detikNews
Selasa, 08 Nov 2022 17:07 WIB
Prabowo Subianto (Wisma Putra/detikJabar)
Jakarta -

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memaparkan analisisnya terkait perang Rusia-Ukraina. Dari peristiwa perang tersebut, Prabowo menyoroti soal pertahanan udara Ukraina.

Analisis Prabowo menyatakan militer Rusia lebih unggul dibanding Ukraina. Namun keunggulan tersebut tidak digunakan dengan maksimal.

"Bahwa sebenarnya dibandingkan dengan Ukraina, Rusia memiliki keunggulan yang jauh lebih besar. Tetapi keunggulan tersebut tidak mampu menghasilkan untuk Rusia untuk keunggulan udara," kata Prabowo di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (8/11/2022).

Prabowo memberikan analisisnya setelah mengkaji sejumlah data dari sumber-sumber yang tersedia. Menurutnya, salah satu penyebab serangan Rusia tidak maksimal karena pada hari-hari pertama, serangan tidak terkonsentrasi.

"Pertama, serangan mereka (Rusia) tidak efektif memberikan pukulan menentukan di hari-hari pertama. Serangan-serangan tidak terkonsentrasi, tersebar sehingga pertahanan udara dan kekuatan udara Ukraina masih mampu melaksanakan operasi," ungkap Prabowo.

Selain itu, kata Prabowo, Rusia tidak mengintegrasikan sejumlah sumber daya militer yang ada dengan serangan fisik. Alhasil, Rusia kesulitan meredam pertahanan udara Ukraina.

"Kemudian kemampuan sumber Rusia tidak diintegrasikan dengan serangan-serangan fisik. Rusia juga tidak berhasil untuk menetralisir pertahanan udara Ukraina. Kemudian kekuatan Rusia tidak berhasil mengintegrasikan intelijen taktis," sebut Prabowo.

Prabowo juga menyebut Rusia seperti tidak punya rencana efektif untuk menghadapi teknologi pertahanan udara Ukraina. Prabowo pun menyinggung soal pesawat tanpa awak milik Ukraina.

"Rusia nampaknya tidak memiliki rencana efektif untuk melawan drone dan unmanned aerial system dari Ukraina," sebutnya.

Prabowo menegaskan bahwa dia tidak pro terhadap salah satu negara. Dia hanya menganalisis dengan pendekatan militer untuk mengambil pelajaran.

"Ini sekali lagi bukan saya pro-Rusia, pro-Ukraina, ini tidak, ini adalah pelajaran yang bisa kita ambil dan ini saudara-saudara kaji dan bisa saudara-saudara bantah, ini saya lempar untuk saudara bahas dan mencari pengaruh dan apa yang bisa kita dapat dari pelajaran itu," ujarnya.

Harap RI Perkuat Pertahanan Udara

Menurut Prabowo, salah satu hal yang dipelajari dalam konflik Rusia-Ukraina adalah soal pertahanan udara. Menurutnya, kita harus mengembangkan pertahanan udara.

"Kita harus secara teknis kita harus fokus mencari dan menghancurkan peluru kendali yang bergerak mobile. Jadi peluru-peluru kendali sekarang itu mobile, bergerak, sistemnya mobile, berpindah-pindah," ucapnya.

"Kemudian kita harus mengintegrasikan kemampuan siber ke dalam rencana operasi dan pelaksanaan taktis. Kita juga sekarang harus benar-benar kembangkan doktrin lawan unmanned aerial system dan kita harus akuisisi senjata untuk melawan unmanned aerial system dan melatih untuk melawan ini," katanya.

Menurut Prabowo, harga teknologi pertahanan bisa disebut relatif murah. Karena itu, negara-negara kecil pun bisa mengembangkan teknologi pertahanan,

"Yang terjadi adalah bahwa teknologi sekarang terutama unmanned system itu terjadi penurunan harga, relatif murah, teknologi drone sekarang relatif murah dan sudah tersebar di mana-mana. Kalau tadinya kekuatan udara hanya ranahnya negara besar dan negara kaya, superpower, sekarang negara-negara kecil mampu memiliki kekuatan udara yang ampuh, minimal negara kecil seperti Ukraina bisa hadapi negara besar seperti Rusia yang kita anggap superpower kedua di dunia, tadinya," katanya.

Simak Video 'Prabowo Ungkap 5 Hal Kekalahan Serangan Udara Rusia dari Ukraina':




(aik/aik)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork