CT ARSA Foundation memilih 12 relawan Pintar Mengajar (PIJAR) dan Pintar Sehat (PESAT) untuk dikirimkan ke berbagai wilayah Tanah Air. Masing-masing relawan memiliki niat mulia mewujudkan pemerataan pendidikan di pelosok Indonesia.
Agung, salah satu relawan PIJAR akan bertugas di Reda Meter, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Melalui program PIJAR, Agung bertekad kuat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia maupun orang-orang sekitarnya.
"Karena saya ingin berdampak lebih bagi orang-orang sekitar," kata Agung saat ditemui di Lobi Bank Mega, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung mengaku menjadi relawan tenaga pengajar di wilayah pelosok merupakan cita-cita yang dimimpikan sejak duduk di bangku perkuliahan semester 1. Karena itu, saat mejalankan Program PIJAR, dirinya makan menerapkan metode tersendiri dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak-anak.
"Karena saya bisanya dengan dongeng, pantonim dan matematika maka saya gunakan hal tersebut untuk anak-anak," jelasnya.
Selain PIJAR, relawan dari PESAT turut diterjunkan ke daerah pelosok. Salah satunya yakni Sarah. Wanita berusia 23 tahun itu akan ditempatkan di Muara Gembong, Bekasi.
"Lokasi penempatan kebetulan saya dapat di Bekasi, tepatnya Muara Gembong," ucap Sarah.
Sarah berujar, nantinya dirinya akan mengajarkan mengenai edukasi sex kepada warga sekitar. Menurutnya, materi itulah yang saat ini dibutuhkan oleh warga Muara Gembong.
"Kalau rencana ke depannya lebih ke sex education ya, karena di sana urgency nya sex education," terangnya.
Nantinya, materi akan disampaikan melalui metode pembelajaran interaktif. Caranya dengan berupaya membaur kepada warga sekitar hingga mengajak mereka belajar sambil bermain.
"Mungkin ada trick sendiri untuk membaur. Mungkin dari pendekatan, untuk mendekati mereka kayak butuh bermain bersama mereka, terus mengajak mereka untuk sama-sama ikut dengan kita, kayak ngasih permainan gitu-gitu," ucapnya.
Founder CT ARSA Foundation Anita Ratnasari Tanjung mengatakan pihaknya berkomitmen mewujudkan pemerataan pendidikan hingga kesehatan di wilayah pelosok. Karena itu, Anita memastikan seluruh relawan terpilih memiliki kualifikasi terbaik.
"Target ke depan adalah kita harus sekuat tenaga karena kita mengirimkan guru-guru yang berkualitas. Mereka kita rekrut dan kita pilih yang terbaik dan target yang ke depannya mereka harus bisa memberikan progres yang luar biasa untuk daerah-daerah yang mereka didik juga ada juga pesan peduli sehat," kata Anita.
Anita mencontohkan progres baik program PIJAR yang berjalan selama setahun belakangan, misalnya di Reda Meter, Sumba Barat Daya, NTT. Dia menyebut warga di wilayah tersebut sempat kesulitan mengakses air bersih, bahkan untuk mandi sekalipun.
"Dengan program-program ini kita focusing juga tidak hanya dengan pendidikan, tetapi juga kebutuhan esensial mereka. Misalnya, pengadaan dari air bersih dan juga makanan bergizi, penanaman pohon kembali dan itu merupakan satu kesatuan yang kita ajarkan mereka sehingga daerah tersebut menjadi lebih baik dan bisa setidaknya tidak jauh gapnya antara pedesaan maupun daerah remote area dan perkotaan," jelasnya.
Selain berkecimpung di bidang pendidikan, para relawan juga memberikan edukasi kesehatan bagi masyarakat sekitar. Pengetahuan ini, kata dia, bisa menjadi bekal mereka sebelum memutuskan pergi ke fasilitas kesehatan (faskes).
"Selain pendidikan kita juga memberikan edukasi untuk mereka sehingga mereka bisa juga diberikan, misalnya, sebelum ke dokter atau sebelum ke puskesmas kita berikan pengetahuan-pengetahuan ke mereka," jelasnya.
Anita juga menyoroti adanya kesenjangan pendidikan hingga kondisi lingkungan di area perkotaan maupun pedesaan. Melalui kedua program ini, dia berharap kemajuan wilayah terpencil dapat terwujud.
"Misalnya, pengadaan dari air bersih dan juga makanan bergizi, penanaman pohon kembali dan itu merupakan satu kesatuan yang kita ajarkan mereka sehingga daerah tersebut menjadi lebih baik dan bisa setidaknya tidak jauh gapnya antara pedesaan maupun daerah remote area dan perkotaan," imbuhnya.
Simak juga 'Membuka Jendela Digitalisasi Anak Pemulung':