PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melakukan investigasi internal terkait munculnya karangan bunga 'selamatkan JakPro' lantaran ada dugaan nepotisme di BUMD tersebut. Direktur Utama PT JakPro Widi Amanasto menyebut isu tersebut masuk ke ranah personal perusahaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Widi saat mengikuti rapat pembahasan rancangan KUA-PPAS APBD 2023 bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta pada Rabu (2/11/2022).
"Untuk masalah-masalah nonteknis seperti disampaikan tadi, kita isu-isu ini kan lah, kira-kira tentang personal dan kita sedang lakukan investigasi terhadap apakah benar info tersebut," kata Widi di Grand Cempaka Resort, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widi menyampaikan saat ini tim internal JakPro tengah melakukan pendalaman terkait informasi yang tertera di karangan bunga tersebut. Dia akan menelusuri sosok 'si cantik' yang dimaksud dalam karangan bunga.
"Kami sedang lakukan pendalaman, kira-kira siapa. Ada istilah 'si cantik', cantik bener apa nggak? Atau lain-lainlah," ujar Widi.
Ketua DPRD Minta 'Si Cantik' Dihadirkan
Merespons jawaban Widi, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pun lantas meminta agar oknum 'si cantik' dibawa ke hadapannya. Widi pun menyanggupinya.
"Besok bawa sini ya, Pak, saya mau lihat si cantik itu yang mana," ujar Prasetyo.
"Nanti kami bawa, Pak, siap," balas Widi.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
3 Karangan Bunga untuk Jakpro
Diketahui, muncul karangan bunga misterius ditujukan kepada Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Karangan bunga itu bertuliskan permintaan agar dari PT Jakarta Propertindo (JakPro) diselamatkan.
Berdasarkan foto yang diterima, tiga karangan bunga itu diletakkan di halaman Pendopo Balai Kota DKI Jakarta di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sejak Selasa (1/11). Ketiga karangan bunga itu meminta pertolongan kepada Prasetyo ataupun Heru Budi.
Karangan bunga pertama menyebut 'Kondisi JakPro sangat memprihatinkan. Tolong selamatkan JakPro'. Lalu karangan bunga lainnya bertulisan 'Kami butuh pemimpin yang berjuang untuk JakPro, bukan untuk si cantik, Dir SDM JakPro biang keladi'.
Karangan bunga terakhir tertera dari '20 Kadiv Baru JakPro yang memohon maaf telah menjadi bagian dari nepotisme. M Taufiq (Dir SDM) Bertanggung Jawab'.