Sidang Sambo dkk dalam Sepekan: Air Mata Keluarga dan Penampakan Yosua

Zunita Putri - detikNews
Sabtu, 29 Okt 2022 12:30 WIB
Ferdy Sambo (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Pekan ini sidang kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat diwarnai kesedihan dan air mata dari keluarga. Kesedihan itu terjadi saat keluarga Yosua Hutabarat bersaksi di sidang Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E.

Suasana kesedihan sudah terlihat dari awal sidang dimulai pada Selasa (25/10/2022) di Pengadilan Negeri Jaksel. Momen mengharukan pertama itu terjadi saat Eliezer bersimpuh di hadapan kedua orang tua Yosua.

Saat itu, Ayah Yosua, Samuel Hutabarat; ibu Yosua, Rosti Simanjuntak; serta pengacara keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak; terlihat masuk ke ruang sidang. Setelah ayah dan ibu Yosua duduk di kursi saksi, Eliezer, yang duduk di kursi terdakwa, menghampiri orang tua Yosua.

Dia tampak menyalami dan sungkem ke ayah dan ibu Yosua. Setelah sungkem, Eliezer kembali duduk di kursi terdakwa.

Momen sedih kedua adalah ketika pacar Yosua, Vera Mareta Simanjuntak, menangis saat bersaksi di sidang pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer alias Bharada E. Dia menangis saat menceritakan ancaman yang diterima kekasihnya.

Awalnya jaksa penuntut umum (JPU) menanyakan soal hubungannya dengan Yoshua. Setelah itu, Vera dipersilakan bersaksi soal adanya ancaman yang diterima oleh Yosua.

"21 Juni video call. Saya bilang lagi di mana, (Yosua jawab) 'Abang ada masalah, Dik. Tapi Abang nggak bisa ceritain masalah ini ke Bapak, ke Mamak, ke Reza, ke Kak Yuni, bahkan ke Adik," kata Vera menirukan kata-kata Yosua.

Vera mengaku mendesak Yosua untuk bercerita. Namun Yosua menolak dan mengatakan Yosua akan menanggung masalah tersebut sendiri.

Vera lantas menangis saat menceritakan hal tersebut. Tepat di sampingnya, adik Yosua yang bernama Mahareza Rizky pun terlihat menangis dan menyeka air matanya.

"Saya bertanya, 'Ceritalah, Bang, masalah apa? Jangan dipendam sendiri. Dia cuma bilang, 'Nggaklah, Dik, biarlah Abang yang nanggung ini," ungkap Vera sambil menangis.

Suasana kesedihan kembali terasa ketika orang tua Yosua berpesan saat sidang hendak ditutup. Sambil menangis keluarga Yosua meminta Eliezer berkata jujur.

"Memang Eliezer sudah minta maaf, dan mengakui kesalahan apa yang diperbuat, saya beserta istri dan keluarga, almarhum punya satu iman yang diajarkan Yesus Kristus. Sedangkan Yesus sudah disalibkan masih berdoa pada Bapa di surga, Bapa ampunilah mereka. Perbuatan Bharada E sudah diakui secara terbuka. Kami terima, tapi biar proses hukum berjalan sesuai dengan ada yang di negeri kita," kata ayah Yosua, Samuel Hutabarat.

Hal yang sama dikatakan ibu Yosua, Rosti Simanjuntak, yang menyampaikan pesan serupa. Rosti meminta Eliezer tidak lagi mengikuti skenario Sambo. Rosti mengatakan kasus ini sangat berat, dia meminta Eliezer berkata jujur dan memulihkan nama Yosua.

"Sama, Pak, saya minta berkata jujurlah sejujur-jujurnya agar pemulihan nama anak saya jangan skenario itu terus. Itu anak saya sudah terbunuh secara keji, masih juga selalu difitnah, rekayasa mereka. Jadi Bharada E ada di dalam ya mohon karena kita diajarkan saling berkata jujur, dan saling mengampuni. Berkata jujurlah, sejujur-jujurnya, jangan ada yang ditutup-tutupi, jangan ada pembohong dan pembohong diikuti terus," ujar Rosti.

Di momen itu Bharada Eliezer terlihat mengeluarkan air mata sambil menunduk. Dia juga mengaku bersalah dalam sidang ini.

"Sebagai orang tua, ibu, yang betul-betul berduka berat dengan kepergian anak kami yang suda dirampas nyawanya. Sebenarnya secara manusia kalian tidak ada hati nurani sedikitpun pada anakku, menyelamatkan anakku. Tapi kami diajarkan beriman pada Tuhan, saling mengampuni, jadi kami mohon nak agar arwah anak kami tenang tolong berkata jujur, Nak, darahnya, tangisannya biar Tuhan terima di sisi-Nya," sambung ibu Yosua.




(zap/dhn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork