Tangis Pilu Ibu gegara Nyawa Anak Direnggut Begal di Jakut

Tangis Pilu Ibu gegara Nyawa Anak Direnggut Begal di Jakut

Adrial Akbar, Yogi Ernes - detikNews
Sabtu, 22 Okt 2022 06:30 WIB
Pelaku begal sopir taksi online (Adrial Akbar/detikcom)
Pelaku pembegalan sopir taksi online (Adrial Akbar/detikcom)
Jakarta -

Seorang driver taksi online, laki-laki inisial ADR (26), menjadi korban begal di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Korban tewas dalam peristiwa itu setelah ditusuk oleh para pelaku.

Pembegalan sadis ini terjadi pada Rabu (5/10). Dalam kasus ini, tim gabungan Ditpolairud Polda Metro Jaya dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap tiga pelaku, yakni AW alias B (19), ME alias E (24), dan MF alias D (18).

Kematian korban ini menyisakan duka mendalam bagi ibunda korban. Betapa tidak, anak satu-satunya itu harus meninggal secara tragis di tangan begal sadis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detik-detik Begal Sadis Bunuh Korban

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan kasus ini direncanakan oleh tersangka AW. AW meminjam ponsel seorang saksi, berpura-pura meminta bantuan untuk dipesankan taksi online, meminta diantarkan ke Cilincing, Jakarta Utara.

"Kemudian, sesampainya di lokasi, korban, yang merupakan driver Gocar, dianiaya sampai meninggal dunia, dan jasadnya dibuang oleh para pelaku ke kali Banjir Kanal Timur (BKT) disertai mobilnya yang diambil oleh pelaku," kata Zulpan dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/10/2022).

ADVERTISEMENT

Jasad korban ditemukan petugas Direktorat Polairud di perairan Muara Tawar, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada 5 Oktober 2022. Dari situ polisi melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap para tersangka.

Baca di halaman selanjutnya: peran para tersangka

Simak juga Video: Begal Dikeroyok Warga di Bandung, Disebut Sempat Todongkan Pistol

[Gambas:Video 20detik]




Korban Tewas Ditusuk Pisau

Zulpan mengatakan ketiga tersangka memiliki peran berbeda-beda. Korban tewas setelah ditusuk berkali-kali oleh ketiga tersangka.

"Pelaku AW perannya merencanakan dan memiliki ide pertama kali untuk melakukan pembegalan," ujar Zulpan.

Selain itu, tersangka AW mengeksekusi korban dengan pisau hingga korban tewas.

"Dan juga mengeksekusi korban dengan cara menusuk korban menggunakan senjata tajam jenis karambit," katanya.

"Kemudian pelaku ME, perannya mencekik leher korban dari belakang. Dan yang ketiga, MF perannya memegangi tangan korban dari belakang," tambah Zulpan.

Dalih Terlilit Utang Jadi Motif Merampok

Zulpan menambahkan, motif para pelaku adalah menguasai harta korban, salah satunya mobil.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, dapat disampaikan bahwa motifnya adalah para pelaku ingin menguasai barang korban, dalam hal ini kendaraan roda empat," terangnya.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan tersangka berdalih memiliki utang sehingga mencari cara pintas dengan melakukan pembegalan sadis.

"Disebabkan Tersangka ada beban utang, lalu dia melihat salah satu aplikasi yang menjual kendaraan sebelah (kendaraan dengan STNK saja). Di situlah para tersangka ini si AW terpikir untuk melakukan pembegalan ini," ujar Panji.

Ketiga pelaku dikenai Pasal 365 ayat 4 KUHAP tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun kurungan penjara. Sementara itu, kepolisian mengamankan barang bukti berupa 1 buah mobil, 1 buah pisau kerambit, 2 lembar karpet mobil, kartu identitas korban, handphone pelaku, dan pakaian yang dikenakan pelaku saat melangsungkan aksinya.


Baca di halaman selanjutnya: tangis pilu ibunda korban....


Tangis Pilu Ibunda Korban

Kematian ADR, sopir taksi online korban begal, menyisakan duka mendalam bagi ibunda korban. Sambil menangis, sang ibu mempertanyakan mengapa para tersangka berbuat setega itu.

"Kok kamu tega, kenapa ada iblis di hati kamu? Kenapa kamu seperti dajal? Tidak ada rasa kasihan kepada anak saya," kata ibu korban dalam video yang diterima wartawan, Jumat (21/10/2022).

Ibu korban itu terus menangis. Para pelaku tampak menunduk tidak berani menatap ibu korban.

Dengan suara bergetar, ibu korban menyampaikan ia kini hidup sebatang kara di Jakarta setelah anaknya tewas dibunuh.

"Itu anak saya, ini ibunya yang melahirkan. Susah payah melahirkannya. Sekarang saya sendiri nggak ada siapa-siapa, saya sebatang kara di sini," tutur ibu korban.

Sang ibu menangis meratapi kepergian anak semata wayangnya. Sang ibu meminta agar para pelaku dihukum setimpal.

"Anak saya satu-satunya, anak tunggal. Hukum setimpal, Pak, seberat-beratnya, seperti sayatan pisau mereka menyayati anak saya secara perlahan sampai tidak ada," ratap sang ibu.

Halaman 2 dari 3
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads