Ahli hukum Universitas Brawijaya Aan Eko Widiarto menilai penangkapan bos judi online Apin BK merupakan salah satu wujud upaya Polri meraih kembali kepercayaan publik. Eko berharap ke depan, Polri melakukan penegakan hukum serupa, tak hanya dalam rangka menaikkan citra yang sedang terpuruk.
"Ini karena memang polisi tersudut. Polisi ditekan Presiden dan masyarakat memandang kinerjanya rendah, tingkat kepercayaan masyarakatnya rendah. Mau tidak mau, suka tidak suka (Apin BK harus ditangkap), ini bukan persoalan tidak pandang bulu," kata Aan Eko kepada wartawan, Senin (17/10/2022).
Aan Eko berharap Polri menunjukkan kinerja maksimal, tak hanya saat momen terpuruk dan dalam tekanan pimpinan. "Harapannya ke depan tidak hanya melihat momentum ketika terpuruk, bukan hanya karena momentum terpuruknya cita Polri," sambung Aan Eko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aan Eko kemudian menyinggung soal konsistensi kerja. Menurutnya Polri wajib memiliki kesadaran melaksanakan tugas dengan maksimal tak hanya dalam rangka membangun citra.
"(Harapannya) konsisten, tidak hanya dalam rangka membangun citra tapi memang itu pekerjaannya. Dari aspek penegakan hukum, dari sisi performa, kan kemarin Presiden juga bilang direm yang bergaya mewah, seharusnya itu juga konsisten dilakukan, bukan hanya karena imbauan Presiden," ungkap Aan Eko.
Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menilai posisi Polri telah tersudut sehingga mau tak mau menunjukkan keseriusan dengan menanggkap Apin BK, pun saat mengungkap dugaan keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam pusaran jaringan narkoba.
"Ini dilakukan ya untuk, mau tidak mau, menaikkan lagi kepercayaan publik. Tidak ada cara lain, mau tidak mau ungkap semuanya," pungkas Aan.