Komnas HAM Cek Info Pemprov Jatim Setop Biayai Pengobatan Korban Kanjuruhan

Mulia Budi - detikNews
Senin, 17 Okt 2022 12:57 WIB
Foto: Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam (YouTube Komnas HAM)
Jakarta -

Komnas HAM mengaku memperoleh informasi penghentian pembiayaan korban luka Tragedi Kanjuruhan. Informasi itu, kata Komnas HAM, didapat dari suporter Arema, Aremania.

"Beberapa hari yang lalu kami juga dikasih kabar sama temen-temen Aremania, ini sedang kami telusuri, itu ada informasi bahwa Pemprov Jawa Timur itu menghentikan pembiayaan untuk yang luka-luka, karena soal data dan sebagainya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2022).

Jika informasi itu benar, Anam mengaku menyayangkan. Dia menyebut banyak juga korban luka akibat Tragedi Kanjuruhan yang tidak melapor.

"Jika ini betul, ini amat kami sayangkan gitu ya. Satu, jumlah lukanya sangat banyak, di saat-saat pascaperistiwa macam-macam semua orang mengkonsolidasi soal meninggal, data yang meninggal macam-macam. Data yang luka tidak terlalu diperhatikan, jumlahnya lebih banyak, terus banyak juga yang tidak melaporkan," ujarnya.

Anam lalu menyampaikan Komnas HAM mendorong adanya evaluasi jika informasi pembiayaan pemgobatan korban Tragedi Kanjuruhan oleh Pemprov Jatim benar-benar terjadi. Anam menuturkan masih banyak korban luka di Tragedi Kanjuruhan yang membutuhkan perawatan.

"Kami sendiri misalnya waktu kami di Malang, beberapa korban luka itu memang berkomunikasi dengan kami, kami rujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar. Nah ada berita bahwa dengan pengumuman dari Pemrov Jawa Timur, itu ada penghentian pembiayaan terkait luka-luka ini, makanya Rumah Sakit Saiful Anwar itu menghentikan korban luka yang akan merujuk ke sana," ucapnya.

Anam menegaskan informasi ini ditelusuri oleh Komnas HAM. Anam menjelaskan, masih banyak korban luka Tragedi Kanjuruhan yang memerlukan rawat jalan.

"Nah ini sedang kami telusuri, jika ini benar kami minta supaya ini dievaluasi ulang. Kenapa ? ya seperti tadi itu, satu jumlah luka lebih banyak, terus ada luka yang memang sampai saat ini masih terus terjadi gitu," tutur dia.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(aud/aud)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork